BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 11 September 2009

koesien respirasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Respirasi harus berlangsung pada setiap sel yang hidup aktif untuk mempertahankan kehidupanya disamping timbuhan, binatang pun berespirasi. Perbedaan antara respirasi dengan pernapasan. Perlu dipahami sepenuhnya, terutama karena adanya pemakaian umum istilah respirasi yang disamakan denganpernapasan. Disini oksigen dan karbon dipertukarkan melalui permukaan membra yang halus (Winarno dan Srikandi, 1994).

Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun, seperti kita ketahui,respirasi lebih sekedar pertukaran gas secara sederhana., yaitu senyawa dioksida menjadi CO2. Sedangkan O2 yang diserap dioreduksi membentuk H2O (Fither and Hay, 1999).

Dari daur krebs akan keluar electron dan ion H+ yang dibawa sebagai (NADH + H+ + I elektron) dan FADH2+ sehingga dalam mitokondria (degan adanya siklus krebs yang dilanjutkan degan okisdasi melalui sistim pengangkutan electron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada tumbuhan dan melalui paru – paru pada peristiwa pernapasan. (http://www.respirasi.biologi sel.com, 2008)

Respirasi merupakan tindakan balas metabolisme dan proses yang berlaku dalam sel atau memutus membrane plsma untuk menghasilkan tenaga biokimia dari pada molekul bahan api dan pelepasan sisa – sisa sel. Tenaga dilepskan oloh pengoksidasian molekul bahan api dan disimpan sebagai pembawa “tinggi tenaga”. Tindak balas yang yang terlibat dalam respirasi ialah tinakan balas dalam metabolisme (http:// ms. wikipedia. org, 2008).

Respirasi aeorob ialah suatu proses pernapasan yang membutuhukan oksigen dari udara. Seperti telah diterangkan diatas, maka jika 1 gramol keksosa yang menjadi bahan bakar untuk dioksidakan oleh 6 Gram mol oksigen, maka akhir dari prose situ berupa 6 gram mol CO2 + 6 gram mol H2O + 675 Kal. (Goldsworthy dan Fisher, 1990).

Perbedaan spesies – spesies yang mempunyai acuan (pathway) C3 dan C4 (http : www. utm.usu.my, 2008)
1. Species C4 lebih pada Am mempunyai kadar Fs yang lebih tinggi dari C3 lebih – lebih dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi.
2. Tumbuhan C4 mugkin menggunakaqn lebih banyak tenaga dari pada C3 juga untuk mengikat CO2.
3. Perbedaan dalam adaptasi untuk C3 danC4 berbeda mekanisme menigkatkan CO2
4. Adanya perbedaan anatomi.

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menentukan keofisien respirasi dari kecambah jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).

Kegunaan Percobaan

- Sebagai salah suatu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Universitas Sumatera Utera, Medan.
- Sebagai Informasi bagi pihak yang membutuhkan


TINJAUAN PUSTAKA

Suatu indeks untuk dapat menilai substrat yang digunakan dalam respirasi dalah koesien respirasi degan singkatan KR atau RQ (Respiration quetiont) yang diperoleh dari
RQ = Evolusi CO2 (mol/ konsumsi O2 mol)
Harga RQ = 1 untuk oksidasi karbohidrat, kurang dari 1 (0,7 – 0,8) untuk lipid dan mendekati satu untuk protein.Untuk lipid, hanya demikian adalah akibat senyawa ini lebih tereduksi dari karbohidrat yakni jumlah H lebih banyak dari O dalam molekulnya (Sitompul dan Guritno, 1995).

Kegunaan suhu rendah pada tempat dapat menurunkan kerja enzim – enzim respirasi .Hubungan antara respirasi serupa dengan hubungan antara suhu dan reaksi kimiawi. Pada kisaran suhu tertentu laju renspirasi meningkat dua taau tiga kali lipat dengan setiap kenaikan suhu 10 derajat sampai suhu diatas 37,8 C. (Sutarmi, dkk, 1990).

Nisbah CO2 terhadap ) O2 ini disebut koeisien respirasi RQ ,, sering hamper mendekati satu . Biji yang sedang berkecambah dari tumbuhan kacangan – kacangan yang mengandung pati sebagai cadangan makanan menunjukan nilai RQ sekitar 1,0 tapi, biji berbagai tumbuhan lebbih banyak mengandung lemak atau minyak yang kaya hydrogen dan rendah kandungan oksigen. Bila lemak 0,7 ,sebab cukup banyak oksigen diperlukan untuk mengubah hydrogen menjadi H2O dan mengubah hydrogen menjkadi CO2.( Salisbury dan Ross, 1995 )

Beberapa partikel glukosa yang berasal dri pati yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O. Molekul Glukosa lainya diubah menjadi molekul sukrosa didalam skutelum, dan kemudian diangkutkeakar dan batang yang sedang tumbuh, dan disitu sebagian terespirasi dan sebagian lagi diubahmenjadi bahan dinding sel,protein,dan bahan lainya yang bibutuhkan untuk pertumuhan kecambah. (Juwono dan Achmad,1993)

Pada umumnya respirasi selalu menggunakan oksigen (respirasi aeorob), tetapi beberapa sel dapat pula melakukan respirasi tanpa menggunakan oksigen dari luar tetapi menggunakan oksigen dari luar tetapi menggunakan bahan anorganik yang ada didalam substrat bahan – bahan anorganik ini bertindak sebagai aseptor electron terakhir. (Mukherji and Ghosh,2001)

Titik kompensasi suatu tanaman dipengruhi oleh temperature dan oleh faktor – faktor yang sebelumnya telah berpengaruh kepada tanaman yang diselidiki. Maka dapat kita simpulkan, bahwa suatu tanaman tidak mungkinmempertahankan diri dalam titik kompensasinya, ia memerlukan mininum cahaya yang diatas titik kompensasinya. (Pradhan, 2001)

Koisen respirasi itu benar – benar 1(satu),jika yang menjadi substrat itu gu;la (biasanya glukosa dan fruktosa), sedang gula itu mengalami oksidasi yang sempurna sampai memberikan hasil akhir CO2 dan H2O. Dalam praktek KRitu jarang kedapatan tepat 1, sebab banyak factor turut serta menentukan angka itu. (Kumar and Singh,1997)

Suatu hasil koesien respirasi dapat dilihat sesuai dengan banyaknya atom C dan atom O yang ada didalam persenyawaan organic an yang digunakan oleh tanaman sebagai substrat untuk di oksidasikan dalam respirasi, dapat kita berikan iktisar sebasi berikut :
Nama substrat jumlah C :O K.Respirasi CO2 : O2
Heksosa jml C= jml O 1,0
Protien jml C > jml O < 1,0 (0,8 – 0,9)
Lemak jml C > jml O < 1,0 (o,7)
As.Organik jml C < jml O > 1,0 (1,33)
(Dwidjoseputro, 1994)

Kekurangan O2 maupun kelebihan CO2 mempunyai efek yang segera tampak pada kegiatan respirasi biji – bijian, akar dan batang. Jika konsentrasi Co2 naik sampai 10 % dankonsentrasi O2 turun sampai 0%. Hal ini sering kali terjadi dalam tanah yang buruk ventilasinya makia respirasinya akan terhenti dan akan membewa segala akibatnya (Fuller and Donald, 1999).

Respirasi tergantung ppada ketersediaan substrat, tanaman yang kelaparan, yang kandungan pati, fruktosa atau gulanya rendah. Tumbuhan sehat gula sering melakukan respirasi lebih cepat bila gula disediakan.Faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ketersediaan substrat, keersediaan oksigen’ suhu, jenis dan umur tanaman. ( Salisbury dan Ross, 1995 )


Pembahasan

Dari hasil peercobaan yang dilakukan diperoleh bahwa nilai KR dari kacang hijau lebih tinggi dari jagung. Dimana kacang hijau KR = 0,88 sedangkan Jagung KR = 0,68. ini dikarenakan kacang – kacangan mengandung pati dan rendah akan kandungan lemak atau minyak dimana lemak banyak mengandung hydrogen dan rendah akan oksigen sehingga proses respirasi lebih sedikit. Hal ini sesuai dengan literatur dari Salisbury dan Ross (1995) yang menyatakan bahwa tumbuhan kacangan – kacangan yang mengandung pati sebagai cadangan makanan menunjukan nilai RQ sekitar 1,0 tapi, biji berbagai tumbuhan lebbih banyak mengandung lemak atau minyak yang kaya hydrogen dan rendah kandungan oksigen.
Koesien respirasi pada tanaman Jagung lebih rendah dari pada tanaman Kacang hijau, biasa disebabkan oleh perkecambahan yang kurang baik atau umur kecambah yang belum cukup umur sehingga pembentukan substrat, patinya rendah disebabkan umur kecembah.hal ini sesuai dengan literatur dari Salisbury dan Ross (1995) yan g menyatakan ,respirasi tergantung pada ketersediaan substrat, tanaman yang kelaparan , yang kandungan pati, fruktosa atau gulanya rendah. Tumbuhan sehat gula sering melakukan respirasi lebih cepat bila gula disediakan.Faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ketersediaan substrat, keersediaan oksigen’ suhu, jenis dan umur tanaman.
Pada percobaan yang dilakukan, hasil KR pada kacang hijau dan jagung tidak mendekati 1 yaitu 0,6 dan 0,8 hal ini kemungkinan disebabkan Faktor – faktor yang dapat mempengarihi kecembah pada saat percobaan, atau kindusi pertumbuhan kecambah yang kurang optimum, sehingga menyebabkan hasil KR tidak sesuai pernyataan yang ada.hal ini sesuai literature dari Kumar and Singh (1997) yang menyatakan bahwa, Koisen respirasi itu benar – benar 1(satu),jika yang menjadi substrat itu gu;la (biasanya glukosa dan fruktosa), sedang gula itu mengalami oksidasi yang sempurna sampai memberikan hasil akhir CO2 dan H2O. Dalam praktek KR itu jarang kedapatan tepat 1, sebab banyak factor turut serta menentukan angka itu.
Pada perkecambahan Jagung dan Kacang hijau yang berada dalam labu Erlenmeyer awalnya kecambah berespirasi dengan O2 yang masih tertinggal didalam labu Erlenmeyer tersebut. Dan penumpahan NaOH setelah 10 menit, kecepatan respirasi akan bertambah karena NaOH bertindak sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya respirasi dengan menggunakan O2 yang diambil dari meatyl blue.Hal ini menyebabkan meatyl blue naik pada pipa kapiler lebih cepat .


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Besar Koesien respirasi dari kecambah Jagung ( Zea mays ) adalah 0,68.
2. Besar Koesien respirasi dari Kacang hijau ( Phaseolus radiatus) adalah 0.88.
3. KR (Koisien Respirasi) dari Kacang hijau lebih besar dari KR Jagung.
4. Besarnya Va’ pada kecambah Jagung adalah 266,67 dan besarnya Vb’ kecambah Jagung adalah 829,87.
5. Besarnya Va’ pada kecambah Kacang hijau adalah 172,6 dan besarnya Vb’ kecambah Kacang hijau adalah 1484,33.

Saran

Diharapkan saat melakukan percobaan,sesuai dengan prosedur percobaan,dan dalam mengukurtinggi metyl blue harus betul – betul tept agar diperoleh hasl yang benar dan sesuai.


DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D., 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Fither, A.H and K.M,Hay., 1999. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan Sri Andi dan E.D Purbayanti.Gadjah Mada University Perss. Yogyakarta.

Fuller, J. Harry and Donald D. Ritchie. 1999. General Botany. Faifth Edition. Barnes and Nobel Books. New York

Goldsworthy, Peter. R and Fisher,N.M., 1990. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gadjah madha University
Perss. Bandung.

http:// m.s. wikipedia. org/ wiki/ respirasi sel/ . co. id.,2008. Diakses tanggal 13 September 2008

http:// www.Respirasi/ Biologi Sel/ .co. id., 2000. Diakses Tanggal 10 September 2000

http:// www.google .co.id/ USU. my. html/ Respirasi., 2008 diakses tanggal 21 Oktober 2008

Juwono dan A. Zulfa. J.,1993. Biologi Sel. Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta

Kumar, S and Singh, H.N., 1997. Plant Metabolismm. University Of Kentucky. USA

Mukreji, S and Gosh. A.k., 2001. Plant Physiology. Tata McGraw Hill
Publishing Company Limitted. New Delhi

Pradhan, S.. 2001. Plant Physiology. Har – anand Publication. Pvt. Itd.
New Delhi

Salisbury, Frank dan Ross, Cleon.w. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid Kedua. Biokimia Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung

Sitompul, S.M dan Guritno, Bambang., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Bandung

Sutarmi, S. T.,1990. Botani Umum. Penerbit Angkasa. Bandung

Winarno,F.G dan S. Ferdias. 1994. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Penerbit Angkasa. Bandung.

koesien respirasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Respirasi harus berlangsung pada setiap sel yang hidup aktif untuk mempertahankan kehidupanya disamping timbuhan, binatang pun berespirasi. Perbedaan antara respirasi dengan pernapasan. Perlu dipahami sepenuhnya, terutama karena adanya pemakaian umum istilah respirasi yang disamakan denganpernapasan. Disini oksigen dan karbon dipertukarkan melalui permukaan membra yang halus (Winarno dan Srikandi, 1994).

Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun, seperti kita ketahui,respirasi lebih sekedar pertukaran gas secara sederhana., yaitu senyawa dioksida menjadi CO2. Sedangkan O2 yang diserap dioreduksi membentuk H2O (Fither and Hay, 1999).

Dari daur krebs akan keluar electron dan ion H+ yang dibawa sebagai (NADH + H+ + I elektron) dan FADH2+ sehingga dalam mitokondria (degan adanya siklus krebs yang dilanjutkan degan okisdasi melalui sistim pengangkutan electron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada tumbuhan dan melalui paru – paru pada peristiwa pernapasan. (http://www.respirasi.biologi sel.com, 2008)

Respirasi merupakan tindakan balas metabolisme dan proses yang berlaku dalam sel atau memutus membrane plsma untuk menghasilkan tenaga biokimia dari pada molekul bahan api dan pelepasan sisa – sisa sel. Tenaga dilepskan oloh pengoksidasian molekul bahan api dan disimpan sebagai pembawa “tinggi tenaga”. Tindak balas yang yang terlibat dalam respirasi ialah tinakan balas dalam metabolisme (http:// ms. wikipedia. org, 2008).

Respirasi aeorob ialah suatu proses pernapasan yang membutuhukan oksigen dari udara. Seperti telah diterangkan diatas, maka jika 1 gramol keksosa yang menjadi bahan bakar untuk dioksidakan oleh 6 Gram mol oksigen, maka akhir dari prose situ berupa 6 gram mol CO2 + 6 gram mol H2O + 675 Kal. (Goldsworthy dan Fisher, 1990).

Perbedaan spesies – spesies yang mempunyai acuan (pathway) C3 dan C4 (http : www. utm.usu.my, 2008)
1. Species C4 lebih pada Am mempunyai kadar Fs yang lebih tinggi dari C3 lebih – lebih dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi.
2. Tumbuhan C4 mugkin menggunakaqn lebih banyak tenaga dari pada C3 juga untuk mengikat CO2.
3. Perbedaan dalam adaptasi untuk C3 danC4 berbeda mekanisme menigkatkan CO2
4. Adanya perbedaan anatomi.

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menentukan keofisien respirasi dari kecambah jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).

Kegunaan Percobaan

- Sebagai salah suatu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Universitas Sumatera Utera, Medan.
- Sebagai Informasi bagi pihak yang membutuhkan


TINJAUAN PUSTAKA

Suatu indeks untuk dapat menilai substrat yang digunakan dalam respirasi dalah koesien respirasi degan singkatan KR atau RQ (Respiration quetiont) yang diperoleh dari
RQ = Evolusi CO2 (mol/ konsumsi O2 mol)
Harga RQ = 1 untuk oksidasi karbohidrat, kurang dari 1 (0,7 – 0,8) untuk lipid dan mendekati satu untuk protein.Untuk lipid, hanya demikian adalah akibat senyawa ini lebih tereduksi dari karbohidrat yakni jumlah H lebih banyak dari O dalam molekulnya (Sitompul dan Guritno, 1995).

Kegunaan suhu rendah pada tempat dapat menurunkan kerja enzim – enzim respirasi .Hubungan antara respirasi serupa dengan hubungan antara suhu dan reaksi kimiawi. Pada kisaran suhu tertentu laju renspirasi meningkat dua taau tiga kali lipat dengan setiap kenaikan suhu 10 derajat sampai suhu diatas 37,8 C. (Sutarmi, dkk, 1990).

Nisbah CO2 terhadap ) O2 ini disebut koeisien respirasi RQ ,, sering hamper mendekati satu . Biji yang sedang berkecambah dari tumbuhan kacangan – kacangan yang mengandung pati sebagai cadangan makanan menunjukan nilai RQ sekitar 1,0 tapi, biji berbagai tumbuhan lebbih banyak mengandung lemak atau minyak yang kaya hydrogen dan rendah kandungan oksigen. Bila lemak 0,7 ,sebab cukup banyak oksigen diperlukan untuk mengubah hydrogen menjadi H2O dan mengubah hydrogen menjkadi CO2.( Salisbury dan Ross, 1995 )

Beberapa partikel glukosa yang berasal dri pati yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O. Molekul Glukosa lainya diubah menjadi molekul sukrosa didalam skutelum, dan kemudian diangkutkeakar dan batang yang sedang tumbuh, dan disitu sebagian terespirasi dan sebagian lagi diubahmenjadi bahan dinding sel,protein,dan bahan lainya yang bibutuhkan untuk pertumuhan kecambah. (Juwono dan Achmad,1993)

Pada umumnya respirasi selalu menggunakan oksigen (respirasi aeorob), tetapi beberapa sel dapat pula melakukan respirasi tanpa menggunakan oksigen dari luar tetapi menggunakan oksigen dari luar tetapi menggunakan bahan anorganik yang ada didalam substrat bahan – bahan anorganik ini bertindak sebagai aseptor electron terakhir. (Mukherji and Ghosh,2001)

Titik kompensasi suatu tanaman dipengruhi oleh temperature dan oleh faktor – faktor yang sebelumnya telah berpengaruh kepada tanaman yang diselidiki. Maka dapat kita simpulkan, bahwa suatu tanaman tidak mungkinmempertahankan diri dalam titik kompensasinya, ia memerlukan mininum cahaya yang diatas titik kompensasinya. (Pradhan, 2001)

Koisen respirasi itu benar – benar 1(satu),jika yang menjadi substrat itu gu;la (biasanya glukosa dan fruktosa), sedang gula itu mengalami oksidasi yang sempurna sampai memberikan hasil akhir CO2 dan H2O. Dalam praktek KRitu jarang kedapatan tepat 1, sebab banyak factor turut serta menentukan angka itu. (Kumar and Singh,1997)

Suatu hasil koesien respirasi dapat dilihat sesuai dengan banyaknya atom C dan atom O yang ada didalam persenyawaan organic an yang digunakan oleh tanaman sebagai substrat untuk di oksidasikan dalam respirasi, dapat kita berikan iktisar sebasi berikut :
Nama substrat jumlah C :O K.Respirasi CO2 : O2
Heksosa jml C= jml O 1,0
Protien jml C > jml O < 1,0 (0,8 – 0,9)
Lemak jml C > jml O < 1,0 (o,7)
As.Organik jml C < jml O > 1,0 (1,33)
(Dwidjoseputro, 1994)

Kekurangan O2 maupun kelebihan CO2 mempunyai efek yang segera tampak pada kegiatan respirasi biji – bijian, akar dan batang. Jika konsentrasi Co2 naik sampai 10 % dankonsentrasi O2 turun sampai 0%. Hal ini sering kali terjadi dalam tanah yang buruk ventilasinya makia respirasinya akan terhenti dan akan membewa segala akibatnya (Fuller and Donald, 1999).

Respirasi tergantung ppada ketersediaan substrat, tanaman yang kelaparan, yang kandungan pati, fruktosa atau gulanya rendah. Tumbuhan sehat gula sering melakukan respirasi lebih cepat bila gula disediakan.Faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ketersediaan substrat, keersediaan oksigen’ suhu, jenis dan umur tanaman. ( Salisbury dan Ross, 1995 )


Pembahasan
Dari hasil peercobaan yang dilakukan diperoleh bahwa nilai KR dari kacang hijau lebih tinggi dari jagung. Dimana kacang hijau KR = 0,88 sedangkan Jagung KR = 0,68. ini dikarenakan kacang – kacangan mengandung pati dan rendah akan kandungan lemak atau minyak dimana lemak banyak mengandung hydrogen dan rendah akan oksigen sehingga proses respirasi lebih sedikit. Hal ini sesuai dengan literatur dari Salisbury dan Ross (1995) yang menyatakan bahwa tumbuhan kacangan – kacangan yang mengandung pati sebagai cadangan makanan menunjukan nilai RQ sekitar 1,0 tapi, biji berbagai tumbuhan lebbih banyak mengandung lemak atau minyak yang kaya hydrogen dan rendah kandungan oksigen.
Koesien respirasi pada tanaman Jagung lebih rendah dari pada tanaman Kacang hijau, biasa disebabkan oleh perkecambahan yang kurang baik atau umur kecambah yang belum cukup umur sehingga pembentukan substrat, patinya rendah disebabkan umur kecembah.hal ini sesuai dengan literatur dari Salisbury dan Ross (1995) yan g menyatakan ,respirasi tergantung pada ketersediaan substrat, tanaman yang kelaparan , yang kandungan pati, fruktosa atau gulanya rendah. Tumbuhan sehat gula sering melakukan respirasi lebih cepat bila gula disediakan.Faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ketersediaan substrat, keersediaan oksigen’ suhu, jenis dan umur tanaman.
Pada percobaan yang dilakukan, hasil KR pada kacang hijau dan jagung tidak mendekati 1 yaitu 0,6 dan 0,8 hal ini kemungkinan disebabkan Faktor – faktor yang dapat mempengarihi kecembah pada saat percobaan, atau kindusi pertumbuhan kecambah yang kurang optimum, sehingga menyebabkan hasil KR tidak sesuai pernyataan yang ada.hal ini sesuai literature dari Kumar and Singh (1997) yang menyatakan bahwa, Koisen respirasi itu benar – benar 1(satu),jika yang menjadi substrat itu gu;la (biasanya glukosa dan fruktosa), sedang gula itu mengalami oksidasi yang sempurna sampai memberikan hasil akhir CO2 dan H2O. Dalam praktek KR itu jarang kedapatan tepat 1, sebab banyak factor turut serta menentukan angka itu.
Pada perkecambahan Jagung dan Kacang hijau yang berada dalam labu Erlenmeyer awalnya kecambah berespirasi dengan O2 yang masih tertinggal didalam labu Erlenmeyer tersebut. Dan penumpahan NaOH setelah 10 menit, kecepatan respirasi akan bertambah karena NaOH bertindak sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya respirasi dengan menggunakan O2 yang diambil dari meatyl blue.Hal ini menyebabkan meatyl blue naik pada pipa kapiler lebih cepat .



KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Besar Koesien respirasi dari kecambah Jagung ( Zea mays ) adalah 0,68.
2. Besar Koesien respirasi dari Kacang hijau ( Phaseolus radiatus) adalah 0.88.
3. KR (Koisien Respirasi) dari Kacang hijau lebih besar dari KR Jagung.
4. Besarnya Va’ pada kecambah Jagung adalah 266,67 dan besarnya Vb’ kecambah Jagung adalah 829,87.
5. Besarnya Va’ pada kecambah Kacang hijau adalah 172,6 dan besarnya Vb’ kecambah Kacang hijau adalah 1484,33.

Saran

Diharapkan saat melakukan percobaan,sesuai dengan prosedur percobaan,dan dalam mengukurtinggi metyl blue harus betul – betul tept agar diperoleh hasl yang benar dan sesuai.



DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D., 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Fither, A.H and K.M,Hay., 1999. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan Sri Andi dan E.D Purbayanti.Gadjah Mada University Perss. Yogyakarta.

Fuller, J. Harry and Donald D. Ritchie. 1999. General Botany. Faifth Edition. Barnes and Nobel Books. New York

Goldsworthy, Peter. R and Fisher,N.M., 1990. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gadjah madha University
Perss. Bandung.

http:// m.s. wikipedia. org/ wiki/ respirasi sel/ . co. id.,2008. Diakses tanggal 13 September 2008

http:// www.Respirasi/ Biologi Sel/ .co. id., 2000. Diakses Tanggal 10 September 2000

http:// www.google .co.id/ USU. my. html/ Respirasi., 2008 diakses tanggal 21 Oktober 2008

Juwono dan A. Zulfa. J.,1993. Biologi Sel. Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta

Kumar, S and Singh, H.N., 1997. Plant Metabolismm. University Of Kentucky. USA

Mukreji, S and Gosh. A.k., 2001. Plant Physiology. Tata McGraw Hill
Publishing Company Limitted. New Delhi

Pradhan, S.. 2001. Plant Physiology. Har – anand Publication. Pvt. Itd.
New Delhi

Salisbury, Frank dan Ross, Cleon.w. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid Kedua. Biokimia Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung

Sitompul, S.M dan Guritno, Bambang., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Bandung

Sutarmi, S. T.,1990. Botani Umum. Penerbit Angkasa. Bandung

Winarno,F.G dan S. Ferdias. 1994. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Penerbit Angkasa. Bandung.

inisiasi akar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Stek adalah mengusahakan perakaran dan bagian tanaman ( cabang daun ) dari induknya untuk ditanam. Pada umumnya sebelum tanaman stek ditanam atau disesuaikan dahulu pada medium stek yang terdiri dari campuran pasir dan tanah. Ada bagian lain dari suatu tanaman yang bias digunakan atau diperbanyak dengan jalan vegetatif ( Ashari, 1995 ).
Seperti halnya mencangkok, dan perbanyakan dengan cara stek ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit. Rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainya. Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan, tek mempunyai kelebihan. Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk menumbuhkan akar – akarnya sampai mampu berdiri sendiri, tapi stek tidak demikian. Stek dengan kekuatannya sendiri akan menambahkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna d an mampu menghasilkan bunga dan buah ( Wudianto, 1998 ).
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya. Stek dalam wadah, tingkat kelembaban medianya bias dilihat dari titik – titik air yang menempel pada plastik atau kaca penutupnya. Tidak danya titik air pada tempat itu menandakan bahwa media telah kering. Cara mengatasinya dengan menyirami media ( Sutedjo, 2002 ).
Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sederhana dan mampu menghasilkan buah dan bunga. Pada stek juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai stek seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga. Hormon yang ada pada tanaman itu, jumlahnya sangat sedikit, maka perlu ditambah, agar pertumbuhan tanaman lebih cepat ( Lakitan, 1994 ).
Fungsi sistem akar yang paling nyata adalah untuk mendukung tumbuhan secara kukuh dalam tanah. Walaupun demikian, bila suatu tanaman dicabut, kebanyakan akar – akar halus tertinggal dalam tanah. Dari pandangan mekanik sistem akar akan lebih spesifik kalau akar pokok lebih kuat dan jumlah cabang harus dikurangi ( Sutedjo, 2002 ).
Stek dapat dilakukan dengan menggunakan bagian – bagian tumbuhan seperti batang, daun, akar sampai cabang suatu tanaman, sehingga stek terbagi menjadi stek akar, stek cabang, stek daun dan stek umbi dan sebagainya. Sebagian orang menyebut stek cabang dengan stek kaya, karena umumnya tanaman yang dikembang biakkan dengan cabang ini adalah tanaman yang berkaya. Cara pengembangan vegetatif dengan stek daun banyak diterapkan pada tanaman hias, terutama tanaman hias yang sekunder, daunnya berdaging dan kandungan airnya tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus yang telah cukup umurnya, dengan itu daun memiliki karbohidrat yang tinggi ( Sunaryono, 1990 ).
Sebelum praktek membuat stek perlu disadari bahwa tidak setiap jenis tanaman mudah di stek. Dikenal tiga jenis stek yang umumnya dipakai yaitu ; stek lunak ; stek setengah lunak ; stek keras ( Prawiranata, 1981 ).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan Inisiasi akar adalah untuk mengetahui pertumbuhan stek tanaman Mawar ( Rosa sp) pada konsentrasi zat pengatur tumbuhan yang berbeda.
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Rukmana ( 1997 ) mawar merupakan bunga hias berupa herba dengan batang berduri yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa sp
Mawar adalah semak dari genus Rosa sekaligus bunga yang dihasilkan tanaman ini . Rosa sp ( mawar ) memiliki akar tunggang yang dapat memanjat hingga dua sampai lima meter ( Lakitan, 1994 ).
Batang bunga mawar pada umumnya memiliki dari berbentuk seperti pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat ditanaman lebih bisa mencapai 20 meter ( Prihmantoro, 1997 ).
Rosa sp terdiri dari lima helai daun mahkota dengan Rosa cericea yang hanya memiliki empat helai daun mahkota. Sebagian spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5 – 15 cm, dua – dua berlawanan. Daun majemuk dari setiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit tiga atau lima hingga sembilan atau tiga belas anak daun dan daun penumpu ( stipula ) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi bergerigi, meruncing pada ujung daun ( Prawiranata, 1981 ).
Bunga menghasilkan buah agregat ( berkembang dari satu bunga dengan bunga putik ) yang disebut Rosa hips. Masing – masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal, sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar ( Lakitan, 1994 ).
Warna bunga biasanya putih, dan merah jambu, atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Bunga biasanya terletak di ujung cabang atau batang, kadang tersusun dalam kelopak, kelopak bentuk segitiga, berbulu, panjang ± 1 cm. Mahkota berbentuk dual asimetris, panjang 2 – 4 cm dan halus ( Dwidjosepoetro, 1986 ).
Bunga mawar memiliki buah berbentuk seperti buah buni, bila masak bewarna hitam, berlekuk dan berbiji yang berjumlah 1 - 2 biji dalam satu buah ( Gardner, dkk, 1991 ).

Syarat Tumbuh

Iklim
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. Sedangkan untuk curah hujan, bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500 – 3000 mm / tahun. Memerlukan sinar matahari 5 – 6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman ( Fisher and Peter, 1984 ).
Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan hidup / tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim sub-tropis / dingin maupun di daerah tropis / panas. Suhu udara 18 – 25 ˚C dan kelembaban 70 – 80 % ( Fisher and Peter, 1984 ).

Tanah

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir ( kandungan liat 20 – 30 % ), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik ( Gardner, dkk, 1991 ).
Pada tanah latosol, endosol memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik ( Prihmantoro, 1997 ).
Derajat keasaman tanah yang ideal adalah pH = 5,5 – 7,0. Pada tanah asam ( pH = 5,8 ) perlu pengapuran kapur dolomit, Calcit ataupun Zeagro dosis 4 – 5 ton / hektar.Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur – unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil – bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur – unsur P dan Mo. Tanah berpori – pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar ( Fahn, 1991 ).

Media Tanam

Tumbuhan yang umumnya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan. Tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan kandungan humus yang tinggi dan tata air cukup, mulai dari ketinggian 200 m -1800 m di atas permukaan laut ( Lakitan, 1994 ).
Untuk menghindari kelebihan air dalam pot, maka dasar pot diberi lubang dan sebelum media itu di masukkan ke dalam pot lebih baik dasar pot diberi pecahan genting atau koral ( Rukmana, 1997 ).
Banyak media yang dapat digunakan untuk menyesuaikan stek ini asalkan gembur dan halus sehingga akar yang baru keluar tidak terhalang pertumbuhannya ( Fisher and Peter, 1984).
ZPT IBA
Rootone F adalah salah satu contoh ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan membasahi lebih dulu pangkal stek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan ke dalam ZPT ( Salisbury dan Ross, 1995 ).
Bila sewaktu akan menyemaikan stek tadi, kita tidak menggunakan ZPT, maka ZPT bisa diberikan pada saat stek telah disemaikan. ZPT ini berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan batang dan tunas ( Prihmantoro, 1997 ) .
IBA ( Indol Butirat ) dapat aktif pada konsentrasi yang sangat kecil. Akan lateral juga dipengaruhi auksin dan pemakaian zat – zat pendorong akar. IAA dibagi menjadi IBA, NAA, dan Alkohol ( Devlin and Witham, 1985 ).


C3H6COOH


N
H
( Salisbury dan Ross, 1990 ).

Kelebihan ZPT IBA :
- Meningkatkan produksi bunga
- Meningkatkan jumlah tunas
Kekurangan ZPT IBA :
- Tidak dapat bekerja / aktif pada konsentrasi tinggi
( Pardey and Sinha, 2002 ).

Inisiasi Akar

Stek adalah suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman ( akar, batang, daun, dan tunas ) dengan tujuan agar bagian – bagian itu membentuk akar, dengan dasar itu muncullah istilah stek akar, stek batang, stek daun, dan stek umbi ( Pardey and Sinha, 2002 ).
Salah satu syarat untuk melakukan stek agar pertumbuhan tanaman bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna kehijauan, karena cabang ini memiliki kandungan nitrogen dan karbohidrat yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhannya yang ditandai dengan tumbuhnya bagian – bagian baru dari tanaman ( Devlin and Witham, 1983 ).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Departemen Budidaya Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian ± 25 m dpl. Percobaan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 September 2007.
Bahan dan Alat
Bahan yang di gunakan pada percobaan yaitu Mawar sebagai objek percobaan, top soil dan pasir dengan komposisi 2 : 1 yang digunakan sebagai media tanam, polibeg sebagai tempat media tanam, plastik untuk menutup atau menyungkup batang tanaman, tali plastik untuk mengikat plastik dengan polibeg, label nama untuk menulis perlakuan kosentrasi.
Alat yang digunakan yaitu gunting sebagai alat potong, meteran sebagai alat ukur panjang / tinggi, gelas beaker sebagai tempat rootone, timbangan untuk mengukur berat, alat tulis untuk menulis hasi di buku data, dan buku data sebagai tempat untuk menuliskan hasil.
Prosedur Percobaan
- Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda sepanjang ± 30 cm
- Direndam cabang bagian bawah dalam larutan rootone F, masing – masing 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm selama ± 5 menit
- Diisi media ke dalam polibeg yaitu campuran top soil dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 lalu disiram dengan air
- Ditanam tanaman, disiram sedikit air, lalu tanaman disungkup dengan plastik transparan lalu diikat dengan tali plastik
- Amati pertumbuhan tanaman setiap minggu


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Melati

1.1 Berdasarkan Jumlah Tunas

Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 6 4 5 1 2 1,5 2 2 2 3 2 2,5
27/09-07 6 4 5 2 2 2 4 3 3,5 3 2 2,5
4/10-07 6 2 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
11/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
18/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
25/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5

1.2 Berdasarkan Tinggi Tunas
Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 0,7 1,5 1,1 2,5 2,25 2,37 2,5 2,5 2,5 2,3 2,4 2,4
27/09-07 0,95 2 1,95 3 2,5 2,75 2 2,5 2,25 3,5 3,25 3,375
4/10-07 3 6 4,5 3,5 3 3,25 4 2,5 3,25 4 3,5 3,25
11/10-07 3,5 6 4,75 4 4 4 4 3 3,5 5,8 7,2 6,5
18/10-07 4 6,4 5,2 4,25 5,25 4,75 4,5 3,5 4 7,1 10,25 8,6
25/10-07 5 6,7 5,85 4,5 7 5,25 4,5 3,5 4 8 12 10

2. Mawar
2.1 Berdasarkan Jumlah Tunas

Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 2 1 1,5 0 5 2,5 0 2 1 2 0 1
27/09-07 3 6 4,5 3 5 4 1 3 2 0 0 0
4/10-07 1 1 1 3 2 2,5 3 1 2 0 0 0
11/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0
18/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0
25/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0

2.2 Berdasarkan Tinggi Tunas
Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 1,85 3 2,4 0 1,2 0,05 0 1,2 0,6 0 0 0
27/09-07 3 6 4,5 0 3 1,5 0,5 2 1,25 0 0 0
4/10-07 5,5 7,5 6,5 2 3,5 2,75 1,5 6 3,75 0 0 0
11/10-07 6 10 8 4 4,5 4,25 2 4 3 0 0 0
18/10-07 7 14 10,5 5,5 6 5,75 4 4,2 4,1 0 0 0
25/10-07 9 18 13,5 6 6,8 6,4 7,3 4,5 5,9 0 0 0

Pembahasan

Dalam percobaan yang dilakukan, pada perlakuan kontrol, pertambahan panjang tunas maupun jumlah tunas dari mawar dan melati akan bertambah. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan pemotongan untuk setek, bahan yang digunakan adalah bagian tanaman yang sehat seperti cabang yaitu cabang yang masih berwarna hijau yang banyak mengandung N dan CO2. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (1994) yang menyatakan bahwa salah satu syarat untuk melakukan setek agar pertumbuhan tanaman bagus adalah memiliki bagian tumbuhan yang bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna hijau karena cabang ini mengandung N dan CO2 yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhannya yang ditandai tumbuhnya akar.
Dalam percobaan ini digunakan stek batang yaitu dari batang tanaman
mawar dan batang tanaman melati, stek batang yang digunakan adalah bagian batang yang masih berwarna hijau. Hal ini sesuai dengan literature Lakitan (1994) yang mengatakan bahwa salah satu satu syarat untuk melakukan setek agar pertumbuhan tanaman bagus adalah memiliki bagian tumbuhan yang bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna hijau karena cabang ini mengandung N dan CO2 yang tinggi,sehingga mempercepat pertumbuhanyang akar.
Pada percobaan dengan komoditi mawar dengan parameter panjang tunas dan perlakuan 1000 ppm tidak akan mengalami pertumbuhan. Hal ini disebabkan konsentrasi zat pengatur jumlah yang terlalu besar akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sperti inhibitor. Hal ini sesuai dengan Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.
Pada percobaan dengan parameter panjang tunas untuk komoditi melati memiliki panjang tunas yang paling panjang adalah dengan perlakuan 500 ppm. Hal ini disebabkan karena larutan ZPT dalam konsentrasi rendah akan mempercepat proses pertumbuhan bunga melati tersebut. Hal ini sesuai dengan literature Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.
Pada percobaan dengan komoditi mawar dengan parameter panjang tunas
dan perlakuan 1500 ppm tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini disebabkan konsentrasi zat pengatur jumlah yang terlalu besar akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan seperti inhibitor. Hal ini sesuai dengan literature Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pasa perlakuan konsentrasi 1500 ppm akar mengalami pertumbuhan lebih lambat bahkan 0.
2. Pada komoditi melati dengan parameter jumlah tunas paling sedikit ada pada perlakuan 500 ppm yaitu berjumlah 1,5.
3. Pada komoditi melati dengan parameter jumlah tunas paling besar ada pada perlakuan kontrol yaitu berjumlah 5.
4. Pada komoditi mawar dengan parameter jumlah tunas paling sedikit ada pada perlakuan 1500 ppm yaitu berjumlah 0.
5. Pada komoditi mawar dengan parameter jumlah tunas paling banyak ada pada perlakuan kontrol yaitu berjumlah 4,5.

Saran

Sebaiknya pada waktu pengambilan data lebih baik dilakukan dengan hati hati.


DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI – Press. Jakarta.
Devlin, R. M dan F. H Witham. 1983. Physiology of Tropical Wadsworth.
Publishing Company. California.
Dwidjosepoetro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Gramedia. Jakarta.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. UGM – Press. Yogyakarta.
Fisher, N. M dan R. S. Peter. 1984. Physiology of Tropical Field Groups.
John Wiley and Sons. New York.
Gardner, F. P; Pearce R. B.; Mitchel R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
UI – Press. Jakarta.
Lakitan, B. 1994. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Pardey, S. N and B. K. Sinha. 2002. Plant Physiology. Vikas Publishing House.
Kampur
Prawiranata. 1981. Tanaman Hijau Daun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prihmantoro, H. 1997. Tanaman Hias Daun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Melati. Karnisius. Yogyakarta.
Salisbury, F. B and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB – Press. Bandung.
Sunaryono. 1990. Hormon Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.
Sutedjo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.

inisiasi akar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Stek adalah mengusahakan perakaran dan bagian tanaman ( cabang daun ) dari induknya untuk ditanam. Pada umumnya sebelum tanaman stek ditanam atau disesuaikan dahulu pada medium stek yang terdiri dari campuran pasir dan tanah. Ada bagian lain dari suatu tanaman yang bias digunakan atau diperbanyak dengan jalan vegetatif ( Ashari, 1995 ).
Seperti halnya mencangkok, dan perbanyakan dengan cara stek ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit. Rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainya. Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan, tek mempunyai kelebihan. Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk menumbuhkan akar – akarnya sampai mampu berdiri sendiri, tapi stek tidak demikian. Stek dengan kekuatannya sendiri akan menambahkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna d an mampu menghasilkan bunga dan buah ( Wudianto, 1998 ).
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya. Stek dalam wadah, tingkat kelembaban medianya bias dilihat dari titik – titik air yang menempel pada plastik atau kaca penutupnya. Tidak danya titik air pada tempat itu menandakan bahwa media telah kering. Cara mengatasinya dengan menyirami media ( Sutedjo, 2002 ).
Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sederhana dan mampu menghasilkan buah dan bunga. Pada stek juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai stek seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga. Hormon yang ada pada tanaman itu, jumlahnya sangat sedikit, maka perlu ditambah, agar pertumbuhan tanaman lebih cepat ( Lakitan, 1994 ).
Fungsi sistem akar yang paling nyata adalah untuk mendukung tumbuhan secara kukuh dalam tanah. Walaupun demikian, bila suatu tanaman dicabut, kebanyakan akar – akar halus tertinggal dalam tanah. Dari pandangan mekanik sistem akar akan lebih spesifik kalau akar pokok lebih kuat dan jumlah cabang harus dikurangi ( Sutedjo, 2002 ).
Stek dapat dilakukan dengan menggunakan bagian – bagian tumbuhan seperti batang, daun, akar sampai cabang suatu tanaman, sehingga stek terbagi menjadi stek akar, stek cabang, stek daun dan stek umbi dan sebagainya. Sebagian orang menyebut stek cabang dengan stek kaya, karena umumnya tanaman yang dikembang biakkan dengan cabang ini adalah tanaman yang berkaya. Cara pengembangan vegetatif dengan stek daun banyak diterapkan pada tanaman hias, terutama tanaman hias yang sekunder, daunnya berdaging dan kandungan airnya tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus yang telah cukup umurnya, dengan itu daun memiliki karbohidrat yang tinggi ( Sunaryono, 1990 ).
Sebelum praktek membuat stek perlu disadari bahwa tidak setiap jenis tanaman mudah di stek. Dikenal tiga jenis stek yang umumnya dipakai yaitu ; stek lunak ; stek setengah lunak ; stek keras ( Prawiranata, 1981 ).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan Inisiasi akar adalah untuk mengetahui pertumbuhan stek tanaman Mawar ( Rosa sp) pada konsentrasi zat pengatur tumbuhan yang berbeda.
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Rukmana ( 1997 ) mawar merupakan bunga hias berupa herba dengan batang berduri yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa sp
Mawar adalah semak dari genus Rosa sekaligus bunga yang dihasilkan tanaman ini . Rosa sp ( mawar ) memiliki akar tunggang yang dapat memanjat hingga dua sampai lima meter ( Lakitan, 1994 ).
Batang bunga mawar pada umumnya memiliki dari berbentuk seperti pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat ditanaman lebih bisa mencapai 20 meter ( Prihmantoro, 1997 ).
Rosa sp terdiri dari lima helai daun mahkota dengan Rosa cericea yang hanya memiliki empat helai daun mahkota. Sebagian spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5 – 15 cm, dua – dua berlawanan. Daun majemuk dari setiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit tiga atau lima hingga sembilan atau tiga belas anak daun dan daun penumpu ( stipula ) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi bergerigi, meruncing pada ujung daun ( Prawiranata, 1981 ).
Bunga menghasilkan buah agregat ( berkembang dari satu bunga dengan bunga putik ) yang disebut Rosa hips. Masing – masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal, sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar ( Lakitan, 1994 ).
Warna bunga biasanya putih, dan merah jambu, atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Bunga biasanya terletak di ujung cabang atau batang, kadang tersusun dalam kelopak, kelopak bentuk segitiga, berbulu, panjang ± 1 cm. Mahkota berbentuk dual asimetris, panjang 2 – 4 cm dan halus ( Dwidjosepoetro, 1986 ).
Bunga mawar memiliki buah berbentuk seperti buah buni, bila masak bewarna hitam, berlekuk dan berbiji yang berjumlah 1 - 2 biji dalam satu buah ( Gardner, dkk, 1991 ).

Syarat Tumbuh

Iklim
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. Sedangkan untuk curah hujan, bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500 – 3000 mm / tahun. Memerlukan sinar matahari 5 – 6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman ( Fisher and Peter, 1984 ).
Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan hidup / tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim sub-tropis / dingin maupun di daerah tropis / panas. Suhu udara 18 – 25 ˚C dan kelembaban 70 – 80 % ( Fisher and Peter, 1984 ).

Tanah

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir ( kandungan liat 20 – 30 % ), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik ( Gardner, dkk, 1991 ).
Pada tanah latosol, endosol memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik ( Prihmantoro, 1997 ).
Derajat keasaman tanah yang ideal adalah pH = 5,5 – 7,0. Pada tanah asam ( pH = 5,8 ) perlu pengapuran kapur dolomit, Calcit ataupun Zeagro dosis 4 – 5 ton / hektar.Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur – unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil – bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur – unsur P dan Mo. Tanah berpori – pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar ( Fahn, 1991 ).

Media Tanam

Tumbuhan yang umumnya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan. Tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan kandungan humus yang tinggi dan tata air cukup, mulai dari ketinggian 200 m -1800 m di atas permukaan laut ( Lakitan, 1994 ).
Untuk menghindari kelebihan air dalam pot, maka dasar pot diberi lubang dan sebelum media itu di masukkan ke dalam pot lebih baik dasar pot diberi pecahan genting atau koral ( Rukmana, 1997 ).
Banyak media yang dapat digunakan untuk menyesuaikan stek ini asalkan gembur dan halus sehingga akar yang baru keluar tidak terhalang pertumbuhannya ( Fisher and Peter, 1984).
ZPT IBA
Rootone F adalah salah satu contoh ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan membasahi lebih dulu pangkal stek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan ke dalam ZPT ( Salisbury dan Ross, 1995 ).
Bila sewaktu akan menyemaikan stek tadi, kita tidak menggunakan ZPT, maka ZPT bisa diberikan pada saat stek telah disemaikan. ZPT ini berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan batang dan tunas ( Prihmantoro, 1997 ) .
IBA ( Indol Butirat ) dapat aktif pada konsentrasi yang sangat kecil. Akan lateral juga dipengaruhi auksin dan pemakaian zat – zat pendorong akar. IAA dibagi menjadi IBA, NAA, dan Alkohol ( Devlin and Witham, 1985 ).


C3H6COOH


N
H
( Salisbury dan Ross, 1990 ).

Kelebihan ZPT IBA :
- Meningkatkan produksi bunga
- Meningkatkan jumlah tunas
Kekurangan ZPT IBA :
- Tidak dapat bekerja / aktif pada konsentrasi tinggi
( Pardey and Sinha, 2002 ).

Inisiasi Akar

Stek adalah suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman ( akar, batang, daun, dan tunas ) dengan tujuan agar bagian – bagian itu membentuk akar, dengan dasar itu muncullah istilah stek akar, stek batang, stek daun, dan stek umbi ( Pardey and Sinha, 2002 ).
Salah satu syarat untuk melakukan stek agar pertumbuhan tanaman bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna kehijauan, karena cabang ini memiliki kandungan nitrogen dan karbohidrat yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhannya yang ditandai dengan tumbuhnya bagian – bagian baru dari tanaman ( Devlin and Witham, 1983 ).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Departemen Budidaya Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian ± 25 m dpl. Percobaan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 September 2007.
Bahan dan Alat
Bahan yang di gunakan pada percobaan yaitu Mawar sebagai objek percobaan, top soil dan pasir dengan komposisi 2 : 1 yang digunakan sebagai media tanam, polibeg sebagai tempat media tanam, plastik untuk menutup atau menyungkup batang tanaman, tali plastik untuk mengikat plastik dengan polibeg, label nama untuk menulis perlakuan kosentrasi.
Alat yang digunakan yaitu gunting sebagai alat potong, meteran sebagai alat ukur panjang / tinggi, gelas beaker sebagai tempat rootone, timbangan untuk mengukur berat, alat tulis untuk menulis hasi di buku data, dan buku data sebagai tempat untuk menuliskan hasil.
Prosedur Percobaan
- Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda sepanjang ± 30 cm
- Direndam cabang bagian bawah dalam larutan rootone F, masing – masing 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm selama ± 5 menit
- Diisi media ke dalam polibeg yaitu campuran top soil dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 lalu disiram dengan air
- Ditanam tanaman, disiram sedikit air, lalu tanaman disungkup dengan plastik transparan lalu diikat dengan tali plastik
- Amati pertumbuhan tanaman setiap minggu


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Melati

1.1 Berdasarkan Jumlah Tunas

Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 6 4 5 1 2 1,5 2 2 2 3 2 2,5
27/09-07 6 4 5 2 2 2 4 3 3,5 3 2 2,5
4/10-07 6 2 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
11/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
18/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
25/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5

1.2 Berdasarkan Tinggi Tunas
Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 0,7 1,5 1,1 2,5 2,25 2,37 2,5 2,5 2,5 2,3 2,4 2,4
27/09-07 0,95 2 1,95 3 2,5 2,75 2 2,5 2,25 3,5 3,25 3,375
4/10-07 3 6 4,5 3,5 3 3,25 4 2,5 3,25 4 3,5 3,25
11/10-07 3,5 6 4,75 4 4 4 4 3 3,5 5,8 7,2 6,5
18/10-07 4 6,4 5,2 4,25 5,25 4,75 4,5 3,5 4 7,1 10,25 8,6
25/10-07 5 6,7 5,85 4,5 7 5,25 4,5 3,5 4 8 12 10

2. Mawar
2.1 Berdasarkan Jumlah Tunas

Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 2 1 1,5 0 5 2,5 0 2 1 2 0 1
27/09-07 3 6 4,5 3 5 4 1 3 2 0 0 0
4/10-07 1 1 1 3 2 2,5 3 1 2 0 0 0
11/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0
18/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0
25/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0

2.2 Berdasarkan Tinggi Tunas
Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 1,85 3 2,4 0 1,2 0,05 0 1,2 0,6 0 0 0
27/09-07 3 6 4,5 0 3 1,5 0,5 2 1,25 0 0 0
4/10-07 5,5 7,5 6,5 2 3,5 2,75 1,5 6 3,75 0 0 0
11/10-07 6 10 8 4 4,5 4,25 2 4 3 0 0 0
18/10-07 7 14 10,5 5,5 6 5,75 4 4,2 4,1 0 0 0
25/10-07 9 18 13,5 6 6,8 6,4 7,3 4,5 5,9 0 0 0

Pembahasan

Dalam percobaan yang dilakukan, pada perlakuan kontrol, pertambahan panjang tunas maupun jumlah tunas dari mawar dan melati akan bertambah. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan pemotongan untuk setek, bahan yang digunakan adalah bagian tanaman yang sehat seperti cabang yaitu cabang yang masih berwarna hijau yang banyak mengandung N dan CO2. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (1994) yang menyatakan bahwa salah satu syarat untuk melakukan setek agar pertumbuhan tanaman bagus adalah memiliki bagian tumbuhan yang bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna hijau karena cabang ini mengandung N dan CO2 yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhannya yang ditandai tumbuhnya akar.
Dalam percobaan ini digunakan stek batang yaitu dari batang tanaman
mawar dan batang tanaman melati, stek batang yang digunakan adalah bagian batang yang masih berwarna hijau. Hal ini sesuai dengan literature Lakitan (1994) yang mengatakan bahwa salah satu satu syarat untuk melakukan setek agar pertumbuhan tanaman bagus adalah memiliki bagian tumbuhan yang bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna hijau karena cabang ini mengandung N dan CO2 yang tinggi,sehingga mempercepat pertumbuhanyang akar.
Pada percobaan dengan komoditi mawar dengan parameter panjang tunas dan perlakuan 1000 ppm tidak akan mengalami pertumbuhan. Hal ini disebabkan konsentrasi zat pengatur jumlah yang terlalu besar akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sperti inhibitor. Hal ini sesuai dengan Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.
Pada percobaan dengan parameter panjang tunas untuk komoditi melati memiliki panjang tunas yang paling panjang adalah dengan perlakuan 500 ppm. Hal ini disebabkan karena larutan ZPT dalam konsentrasi rendah akan mempercepat proses pertumbuhan bunga melati tersebut. Hal ini sesuai dengan literature Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.
Pada percobaan dengan komoditi mawar dengan parameter panjang tunas
dan perlakuan 1500 ppm tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini disebabkan konsentrasi zat pengatur jumlah yang terlalu besar akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan seperti inhibitor. Hal ini sesuai dengan literature Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pasa perlakuan konsentrasi 1500 ppm akar mengalami pertumbuhan lebih lambat bahkan 0.
2. Pada komoditi melati dengan parameter jumlah tunas paling sedikit ada pada perlakuan 500 ppm yaitu berjumlah 1,5.
3. Pada komoditi melati dengan parameter jumlah tunas paling besar ada pada perlakuan kontrol yaitu berjumlah 5.
4. Pada komoditi mawar dengan parameter jumlah tunas paling sedikit ada pada perlakuan 1500 ppm yaitu berjumlah 0.
5. Pada komoditi mawar dengan parameter jumlah tunas paling banyak ada pada perlakuan kontrol yaitu berjumlah 4,5.

Saran

Sebaiknya pada waktu pengambilan data lebih baik dilakukan dengan hati hati.


DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI – Press. Jakarta.
Devlin, R. M dan F. H Witham. 1983. Physiology of Tropical Wadsworth.
Publishing Company. California.
Dwidjosepoetro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Gramedia. Jakarta.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. UGM – Press. Yogyakarta.
Fisher, N. M dan R. S. Peter. 1984. Physiology of Tropical Field Groups.
John Wiley and Sons. New York.
Gardner, F. P; Pearce R. B.; Mitchel R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
UI – Press. Jakarta.
Lakitan, B. 1994. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Pardey, S. N and B. K. Sinha. 2002. Plant Physiology. Vikas Publishing House.
Kampur
Prawiranata. 1981. Tanaman Hijau Daun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prihmantoro, H. 1997. Tanaman Hias Daun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Melati. Karnisius. Yogyakarta.
Salisbury, F. B and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB – Press. Bandung.
Sunaryono. 1990. Hormon Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.
Sutedjo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.

inisiasi akar

INISIASI AKAR


LAPORAN

Oleh:
BRAM ARDA BINTARIO BANGUN / 070301036
STHEFANI MELKASARI / 070301065
BUDIDAYA PERTANIAN – AGRONOMI
IV / 13

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


INISIASI AKAR


LAPORAN

Oleh:
BRAM ARDA BINTARIO BANGUN / 070301036
STHEFANI MELKASARI / 070301065
BUDIDAYA PERTANIAN – AGRONOMI
IV / 13

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh:
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium Fisiologi Tumbuhan


( Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc. )
NIP. 130231557

Diketahui oleh: Diperiksa oleh:
Asisten Koordinator Laboratorium Asisten Penanggung Jawab Group IV


( Rimember A. Lubis ) ( Sylvia Fransisca S. )
NIM. 040301014 NIM. 040301039

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Judul laporan ini adalah “INISIASI AKAR” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc.; Prof. Dr. Ir. J.M. Sitanggang, MP.; Ir. Meiriani, MP.; Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP.; Ir. Haryati, MP. dan Ir. Lisa Mawarni, MP., selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan abang dan kakak asisten yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, November 2008

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
Tujuan Percobaan …………………………………………………….. 2
Kegunaan Percobaan …………………………………………………. 3
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………. 4
Botani Tanaman ……………………………………………………….
Syarat Tumbuh ………………………………………………………...
Iklim ……………………………………………………………..
Tanah …………………………………………………………….
Inisiasi Akar ……………………………………………………………
Stek …………………………………………………………………….
Zat Pengatur Tumbuh ………………………………………………….

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Tempat dan Waktu ………………….………….……………………... 7
Bahan dan Alat ………………………………….…………………….. 7
Prosedur Percobaan …………………………….……………………... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ……………………………………………………………….….. 9
Perhitungan …………………………………………………….……... 9
Gambar ……………………………………………………………….. 10
Pembahasan …………………………………………………….…….. 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ………………………………………………………...… 13
Saran …………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang di kenal nama bunga Ros atau Ratu Bunga merupakan symbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Afrika tengah,dan Eropa timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis) (http://www.o-fish.com, 2008)

Mawar adalah tanaman semak dari genus rosa sekaligus nama bunga yang di hasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakkan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjang yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang di temui, tinggi tanaman mawar merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. (http://www.wikipedia. org, 2008)

Pokok bunga mawar merupakan jenis tumbuhan berbunga yang sering di tanam sebagai pohon hiasan. Tanaman berbunga pertama muncul pada zaman cretaceous. Pokok berbunga pertama adalah angiospermae. Bunga mawar adalah satu bunga asing bagi bangsa melayu dan suatu kebudayaan asing yang baru terdapat di dunia melayu. Bunga mawar merupakan suatu kebudayaan asing yang baru bertapak di dunia melayu. Bunga mawar mempunyai keharuman yang lemah dan tidak sekuat bunga tempatan. Ini mungkin di sebabkan bunga mawar,agar tidak banyak mempunyai persaingan. Dalam kebudayaan barat,dan kini dalam kebudayaan melayu bunga mawar melambangkan bunga cinta (http://www.wikipedia .org, 2008)

Suatu bunga mawar adalah suatu jenis tumbuhan tetap hijau yang berbunga semak belukar atau anggur mengangkut suatu jenis rosa itu,dalam keluarga rosaceace yang berisi di atas 100 jenis. Jenis membentuk suatu kelompok semak belukar lurus dan pabrik tumbuhan seret atau pemanjangan, dengan batang yang sering memiliki duri tajam/jelas. Kebanyakkan adalah asli asia, dengan angka jenis lebih kecil yang asli ke eropa, amerika utara, dan afrika barat laut. (http://www.wiki pedia.org, 2008)

Ada beberapa jenis bunga mawar tetapi budidaya bunga mawar sangat dijelaskan adalah bunga yang berjenis mawar teh hibrida. Untuk memperoleh produksi mawar yang diperhatikan saat tanam yang tepat (Soekartawi,1996).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan Inisiasi Akar adalah untuk mengamati pertumbuhan stek tanaman pada konsentrasi zat pengatur tubuh yang berbeda.

Kegunaan Percobaan

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laburatorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut http;//www.o-fish.com. (2008), adapun sistematika mawar diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Didisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Family : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascene Mill,
Rosa multiflora Thunb
Rosa hybrida Hort

Sebagian besar species mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan. Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun penumpu (stipulan) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip tepi daun beringgit meruncing pada bagian ujung daun berduri pada batang yang dekat ke tanah (http://www.wikipedia.org, 2009).

Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan pengecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Nama bunga biasanya putih dan merah jambu atau kunung dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan dau kelopak. (http://www.wikipedia.org.2008)

Rosa (Rosa ceae) bunga mawar yang tabah, dan memanjat, tumbuhan yang kebanyakan berganti daun setiap daun berduri, yang terbaik mencintai mungkin yang menanam secara luas menanam semak belukar di kebun di zona temperatur tempat bunga mawar asli di temukan. Melalui mutsi dan hibrisasi dalam jumlah kelas berbeda dengan bunga yang besar atau tunggal kecil atau ganda pada umumnya dengan manis semerbak hampir di semuanya. (Graf, 1998)

Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips . masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Species dengan bunga yang terbuka lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yangmembantu penyerbukan sehingga cenderung mengahasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa pengecualian seperti Rose pimpinellifolia menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam. (http://www.wikipedia.org.2008)

Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk sebagai pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberapa species yang tumbuh liar ditanah berpasir di daerah pantai seperti Rose rugosa dan Rose pimpinellifolia beradaptasi dengan duri halus seperti jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurang kerusakan akibat binatang, menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Walaupun sudah dilindungi duri, rusa tidak takut dan sering merusak tanaman mawar. (http://www.wikipedia.org.2008)

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanama bunga mawar memerlukan suhu berkisar antara 19 - 30 oc atau menurut Tim Directorat Bina Produksi Holtikultura (1988) suhu berkisar antara 16 – 32 oc bergantung pada jenisnya, dan kelembapan rata – rata 50-60 oc
(Widyawan dan Prahastuti)

Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang biak adalah 1500 – 3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5 – 6 jam perhari. Di daerah cukup sinar matahari mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman (htpp ://www.o-fish.com, 2008)

Tanamn mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di derah beriklim dingin/sub-tropis maupun didaerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 oc dankelemnapan 70-80 % (http://www.o-fish.com.2008)

Tanah

Bunga mawar dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi. Tetapi untuk mawar tertentu seperti mawar the arabica hanya menyukai dataran tinggi sebab bunganya akan tumbuh dengan sempurna, baik bentuk, ukuran, warna, maupun baunya. Media tumbuh sebaiknya tanah yang gembur dan kayaakan kadar hara sebab tanah yang demikian daya tahannya terhadap air relatif baik. Tanaman mawar tidak menyukai air yang menggenang. Mawar tumbuh dengan baik pada tanah yang derajat kesamaannya antara 6 – 8 (Soekartawi, 1996)

Mawar tumbuh baik pada : ketinggian 560 – 800 mdpl, suhu udara minimum 16 - 18 oc dan maksimum 28 – 30 oc. Ketinggian 1100 mdpl, suhu udara minimum 14 – 16 oc, maksimum 24 – 27 oc. Ketinggian 1400mdpl, suhu udara minimum 13,7 – 15,6 oc dan maksimum 19,5 – 22,6 oc. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh produktif berbunga di dataran rendah samapi tinggi ( pegunungan ) rata-rata 1500 mdpl ( http : //www.o – fish.com, 2008 )

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanh secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20 – 30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi, dan drainase baik ( http : // www. O – fish.com, 2008 )

Inisiasi Akar

Sistem akar menjaga pohon dengan kuat di dalam lipatan air dan material makanan dapat larut adalah lahan dan gudang kelebihan susunan makanan. Dan makanan mentah dikirim kepada melalui sampai sistem vaskuler dari akar, dan daun-daun. Sistem akar adalah cabang manapun dan membentang dari semua tempat atau yang sebagian besar pada ketukan yang dalam landasan. Pohon dalam mengambil adalah nampaknya angin dibanding suatu sistem dangkal ( Miller, 1992 ).
Para pelaku pertanian menyatakan bahwa akar (radix )adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : organ yang tidak berbuku-buku dan beruas-rusa, organ tumnuhan yang umumnya tidak berkhlorofil, organ tumbuhan yang umumnya sebagian besar ataupun keseluruhannya berada dalam air (Sutejo dan Karta Sapoetra, 1995 )

Seperti batang, akar mempunyai titik tumbuh di ujungnya, yang pada tumbuhan berbiji terdiri dari sekumpulan sel, sedang pada tumbuhan Plendophyta hanya dari sel tunggal terdapat bentuk piramid tegak, sel apikal. (Tjitrosomo, 1994)

Zat Pengatur Tumbuh

Hormon tumbuh pada bebrapa organ tumbuhan, tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormon ini bergerak dari sumbernya, biasanya melalui sel-sel hidup. (Tjitrosomo.1994)

Sesuai dengan fungsi dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang dalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif dari tanaman, dimana hal ini tergantung dari tiap-tiap jenis tanaman atau sifat-sifat dan masing-masing jenis tersebut berasal. (http://www.freewebs.com.2008)

IBA (Indol Butirat Acid) dapat aktif pada konsentrasi yang sangat kecil, akar latral seperti halnya kuncup lateral juga dipengaruhi dari pemakaran zat-zat pendorong pertumbuha akar. IAA dibagi menjadi IBA, NAA, dan aklkohol (Malcohan.1992)

Media Tanam

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. (www.willy.situs hijau.co.id.2008)


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan in dilaksanakan pada hari sabtu, 6 september 2008 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dari permukaan laut.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah mewar sekitar 30 cm untuk objek percobaan, top soil sebagai media tanam, pasir sebagai media tanam, rootone-F sebagai zat pengatur tumbuh tanaman yang berbeda, polibag sebagai tempat tanaman, plastic untuk membungkus bagian tanaman yang di stek, tali pelastik untuk mengikat hasil stek, label nama untuk memberi tanda bagi polobag.

Alt-alat yang digunakan adalah gunting/pisau untuk memotong tanaman yang akan di stek, cangkul untuk mencampur dan meletakkan tanah dalam polibag, dan meteran untuk mengukur.

Prosedur Percobaan

 Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua, dan tidak terlalu muda sepanjang + 20 cm.

 Direndam cabang bagian bawah dari larutan Rootone F….% selama….menit.

 Diisi media kedalam polibag yaitu campuran top soil dan pasir dengan perbandingan 2:1 lalu disiram dengan air.

 Ditanamn tanaman, siram sedikit air, lalu tanaman di tutuodengan plastic transparan lalu diikat dengan tali plastik.

 Diamati pertumbuhan tanaman setiap minggu.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Parameter: Jumlah Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 1 2 1,5 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
4 Oktober 2008 1 3 2 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
11 Oktober 2008 1 3 2 2 3 2,5 1 1 1 2 2 2
18 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
25 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
1 November 2008 1 2 1,5 3 3 3 1 1 1 2 3 2,5

Parameter: Tinggi Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 4,5 4,5 4,5 1,5 3,5 2,5 2 4,5 3,25 3,5 5,5 4,5
4 Oktober 2008 5 5 5 2,5 4 5,25 4 5,3 4,65 4,1 4 4,05
11 Oktober 2008 5,2 5,4 5,3 3,5 4,5 4 6 6 6 4,2 4,1 4,15
18 Oktober 2008 5,5 5,4 5,42 4 5 4,5 7 7,5 7,25 4,3 4,1 4,2
25 Oktober 2008 5,5 5,4 5,5 4,5 5 4,75 8 8 8 4,5 4,3 4,4
1 November 2008 5,5 5,5 5,5 5 5,5 5,25 8 8 8 4,6 4,5 4,55

Pembahasan

Pada percobaan,digunakan batang mawar yang sehat dengan diameter batang yang cukup besar dan panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagin bawah batang, dan dikurangi daun-daunnya untunk mengurangi penguapan. Bagian batang mawar yang baik diambil yang tidak layu dan masih berwarna hijau. Hal ini sesuai literartur Hasim (1998), bahan stek yang baik harus diambil dari tanamanyang sehat. Tanaman yang telah mempunyai diameter tangkai panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagian bawah batang. Setelah itu, daunnya dikurangi untuk mengurangi penguapan. Setelah diolesi hormone perangsang pertumbuhan akar, stek langsung ditangkupkan ke media pasir yang telah dicuci dan diseterilkan.

Dari hasil percobaan, semua daun yang tumbuh di batang dipotong agar dapat mengurangi penguapan. Tunas daun pada minggu pertama jumlahnya antara 1-2. tetapi tinggi tunas sudah hamper sekitar antara 2,5 – 4,5. hal ini sesuai literatur Atjung (1988), bahwa sebelum stek ditanam daun yang dibawah sekali dan daun-daun diatasnya separuh dibuang supaya kurang air menguap.

Dari hasil percobaan diperoleh jumlah tunas setip minggunya pertambah dari minggu ke minggu. Pada minggu pertama tanggal 27 September 2008, pada control rata-ratanya 1,5 ; 250 ppm rata-ratanya 1,5 ; 500 ppm rata-ratanya 1 ; dam 750 ppm rata-ratanya 2. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, control rata-ratanya 2 ; pada 250 ppm rata-ratanya 3 ; pada 500 ppm rata-ratanya 1, dan pada 750 ppm rata-ratanya 2,5. hal ini sesuai literature Tjitrosomo (1994), hormone tumbuh pada beberapa tumbuhan tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormone itu bergerak dari sumbernya,biasanya melalui sel-sel hidup.

Dari hasil percobaan diperoleh pada tanggal 27 September 2008, pada perlakuan control rata-rata 4,5 ; pada 250 ppm rata-ratanya 2,5 ; pada500 ppm rata-ratanya 3,25 ; dan pada 750 ppm rata-ratanya 3,5. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, pada perlakuan kontrol rata-ratanya 5,5 ; pada perlakuan 250 ppm rata-ratanya 5,25 ; pada perlakuan 500 ppm rata-ratanya 8 ; dan pada perlakuan 750 ppm rata-ratanya 4,55. pada percobaan diberikan zat penatur tumbuh yaitu rootone-F yang membantu tumbuhan sehingga dapat tumbuhlebih besar. Hal ini sesuai literature http//www.freewebs.com (2008), sesuai dengan fungsinya dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang didalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologis dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Rata-rata tinggi tunas pada perlakuan 500 ppm adalah 8 cm pada minggu keenam.

2. Tinggi tunas rata-rata paling rendah pada perlakuan 250 ppm adalah 2,5 pada minggu kesatu.

3. Jumlah tunas paling rendah pada perlakuan 250 ppm pada minggu pertama sebesar 1.

4. Jumlah tunas tertinggi pada perlakuan 250 ppm dengan rata-rata 3 pada minggu keenam.

5. Pada perlakuan 750 ppm, perkecambahan dan pertumbuhan jumlah dan tinggi tunas berjalan lambat.

Saran

Sebaiknya pada waktu pengamatan, para praktikan agar teliti dalam menghitung tinggi dan jumlah tunas sesuai dengan hasil yang sebenarnya.

inisiasi akar

INISIASI AKAR



PENDAHULUAN


Latar Belakang


Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang di kenal nama bunga Ros atau Ratu Bunga merupakan symbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Afrika tengah,dan Eropa timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis) (http://www.o-fish.com, 2008)

Mawar adalah tanaman semak dari genus rosa sekaligus nama bunga yang di hasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakkan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjang yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang di temui, tinggi tanaman mawar merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. (http://www.wikipedia. org, 2008)

Pokok bunga mawar merupakan jenis tumbuhan berbunga yang sering di tanam sebagai pohon hiasan. Tanaman berbunga pertama muncul pada zaman cretaceous. Pokok berbunga pertama adalah angiospermae. Bunga mawar adalah satu bunga asing bagi bangsa melayu dan suatu kebudayaan asing yang baru terdapat di dunia melayu. Bunga mawar merupakan suatu kebudayaan asing yang baru bertapak di dunia melayu. Bunga mawar mempunyai keharuman yang lemah dan tidak sekuat bunga tempatan. Ini mungkin di sebabkan bunga mawar,agar tidak banyak mempunyai persaingan. Dalam kebudayaan barat,dan kini dalam kebudayaan melayu bunga mawar melambangkan bunga cinta (http://www.wikipedia .org, 2008)

Suatu bunga mawar adalah suatu jenis tumbuhan tetap hijau yang berbunga semak belukar atau anggur mengangkut suatu jenis rosa itu,dalam keluarga rosaceace yang berisi di atas 100 jenis. Jenis membentuk suatu kelompok semak belukar lurus dan pabrik tumbuhan seret atau pemanjangan, dengan batang yang sering memiliki duri tajam/jelas. Kebanyakkan adalah asli asia, dengan angka jenis lebih kecil yang asli ke eropa, amerika utara, dan afrika barat laut. (http://www.wiki pedia.org, 2008)

Ada beberapa jenis bunga mawar tetapi budidaya bunga mawar sangat dijelaskan adalah bunga yang berjenis mawar teh hibrida. Untuk memperoleh produksi mawar yang diperhatikan saat tanam yang tepat (Soekartawi,1996).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan Inisiasi Akar adalah untuk mengamati pertumbuhan stek tanaman pada konsentrasi zat pengatur tubuh yang berbeda.

Kegunaan Percobaan

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laburatorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut http;//www.o-fish.com. (2008), adapun sistematika mawar diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Didisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Family : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascene Mill,
Rosa multiflora Thunb
Rosa hybrida Hort

Sebagian besar species mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan. Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun penumpu (stipulan) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip tepi daun beringgit meruncing pada bagian ujung daun berduri pada batang yang dekat ke tanah (http://www.wikipedia.org, 2009).

Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan pengecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Nama bunga biasanya putih dan merah jambu atau kunung dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan dau kelopak. (http://www.wikipedia.org.2008)

Rosa (Rosa ceae) bunga mawar yang tabah, dan memanjat, tumbuhan yang kebanyakan berganti daun setiap daun berduri, yang terbaik mencintai mungkin yang menanam secara luas menanam semak belukar di kebun di zona temperatur tempat bunga mawar asli di temukan. Melalui mutsi dan hibrisasi dalam jumlah kelas berbeda dengan bunga yang besar atau tunggal kecil atau ganda pada umumnya dengan manis semerbak hampir di semuanya. (Graf, 1998)

Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips . masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Species dengan bunga yang terbuka lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yangmembantu penyerbukan sehingga cenderung mengahasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa pengecualian seperti Rose pimpinellifolia menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam. (http://www.wikipedia.org.2008)

Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk sebagai pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberapa species yang tumbuh liar ditanah berpasir di daerah pantai seperti Rose rugosa dan Rose pimpinellifolia beradaptasi dengan duri halus seperti jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurang kerusakan akibat binatang, menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Walaupun sudah dilindungi duri, rusa tidak takut dan sering merusak tanaman mawar. (http://www.wikipedia.org.2008)

Syarat Tumbuh

Iklim
Tanama bunga mawar memerlukan suhu berkisar antara 19 - 30 oc atau menurut Tim Directorat Bina Produksi Holtikultura (1988) suhu berkisar antara 16 – 32 oc bergantung pada jenisnya, dan kelembapan rata – rata 50-60 oc
(Widyawan dan Prahastuti)

Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang biak adalah 1500 – 3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5 – 6 jam perhari. Di daerah cukup sinar matahari mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman (htpp ://www.o-fish.com, 2008)

Tanamn mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di derah beriklim dingin/sub-tropis maupun didaerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 oc dankelemnapan 70-80 % (http://www.o-fish.com.2008)

Tanah
Bunga mawar dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi. Tetapi untuk mawar tertentu seperti mawar the arabica hanya menyukai dataran tinggi sebab bunganya akan tumbuh dengan sempurna, baik bentuk, ukuran, warna, maupun baunya. Media tumbuh sebaiknya tanah yang gembur dan kayaakan kadar hara sebab tanah yang demikian daya tahannya terhadap air relatif baik. Tanaman mawar tidak menyukai air yang menggenang. Mawar tumbuh dengan baik pada tanah yang derajat kesamaannya antara 6 – 8 (Soekartawi, 1996)

Mawar tumbuh baik pada : ketinggian 560 – 800 mdpl, suhu udara minimum 16 - 18 oc dan maksimum 28 – 30 oc. Ketinggian 1100 mdpl, suhu udara minimum 14 – 16 oc, maksimum 24 – 27 oc. Ketinggian 1400mdpl, suhu udara minimum 13,7 – 15,6 oc dan maksimum 19,5 – 22,6 oc. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh produktif berbunga di dataran rendah samapi tinggi ( pegunungan ) rata-rata 1500 mdpl ( http : //www.o – fish.com, 2008 )

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanh secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20 – 30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi, dan drainase baik ( http : // www. O – fish.com, 2008 )

Inisiasi Akar

Sistem akar menjaga pohon dengan kuat di dalam lipatan air dan material makanan dapat larut adalah lahan dan gudang kelebihan susunan makanan. Dan makanan mentah dikirim kepada melalui sampai sistem vaskuler dari akar, dan daun-daun. Sistem akar adalah cabang manapun dan membentang dari semua tempat atau yang sebagian besar pada ketukan yang dalam landasan. Pohon dalam mengambil adalah nampaknya angin dibanding suatu sistem dangkal ( Miller, 1992 ).
Para pelaku pertanian menyatakan bahwa akar (radix )adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : organ yang tidak berbuku-buku dan beruas-rusa, organ tumnuhan yang umumnya tidak berkhlorofil, organ tumbuhan yang umumnya sebagian besar ataupun keseluruhannya berada dalam air (Sutejo dan Karta Sapoetra, 1995 )

Seperti batang, akar mempunyai titik tumbuh di ujungnya, yang pada tumbuhan berbiji terdiri dari sekumpulan sel, sedang pada tumbuhan Plendophyta hanya dari sel tunggal terdapat bentuk piramid tegak, sel apikal. (Tjitrosomo, 1994)

Zat Pengatur Tumbuh

Hormon tumbuh pada bebrapa organ tumbuhan, tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormon ini bergerak dari sumbernya, biasanya melalui sel-sel hidup. (Tjitrosomo.1994)

Sesuai dengan fungsi dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang dalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif dari tanaman, dimana hal ini tergantung dari tiap-tiap jenis tanaman atau sifat-sifat dan masing-masing jenis tersebut berasal. (http://www.freewebs.com.2008)

IBA (Indol Butirat Acid) dapat aktif pada konsentrasi yang sangat kecil, akar latral seperti halnya kuncup lateral juga dipengaruhi dari pemakaran zat-zat pendorong pertumbuha akar. IAA dibagi menjadi IBA, NAA, dan aklkohol (Malcohan.1992)

Media Tanam

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. (www.willy.situs hijau.co.id.2008)
BAHAN DAN METODE



Tempat dan Waktu Percobaan


Percobaan in dilaksanakan pada hari sabtu, 6 september 2008 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dari permukaan laut.


Bahan dan Alat


Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah mewar sekitar 30 cm untuk objek percobaan, top soil sebagai media tanam, pasir sebagai media tanam, rootone-F sebagai zat pengatur tumbuh tanaman yang berbeda, polibag sebagai tempat tanaman, plastic untuk membungkus bagian tanaman yang di stek, tali pelastik untuk mengikat hasil stek, label nama untuk memberi tanda bagi polobag.

Alt-alat yang digunakan adalah gunting/pisau untuk memotong tanaman yang akan di stek, cangkul untuk mencampur dan meletakkan tanah dalam polibag, dan meteran untuk mengukur.


Prosedur Percobaan


 Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua, dan tidak terlalu muda sepanjang + 20 cm.

 Direndam cabang bagian bawah dari larutan Rootone F….% selama….menit.

 Diisi media kedalam polibag yaitu campuran top soil dan pasir dengan perbandingan 2:1 lalu disiram dengan air.

 Ditanamn tanaman, siram sedikit air, lalu tanaman di tutuodengan plastic transparan lalu diikat dengan tali plastik.

 Diamati pertumbuhan tanaman setiap minggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Parameter: Jumlah Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 1 2 1,5 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
4 Oktober 2008 1 3 2 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
11 Oktober 2008 1 3 2 2 3 2,5 1 1 1 2 2 2
18 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
25 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
1 November 2008 1 2 1,5 3 3 3 1 1 1 2 3 2,5

Parameter: Tinggi Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 4,5 4,5 4,5 1,5 3,5 2,5 2 4,5 3,25 3,5 5,5 4,5
4 Oktober 2008 5 5 5 2,5 4 5,25 4 5,3 4,65 4,1 4 4,05
11 Oktober 2008 5,2 5,4 5,3 3,5 4,5 4 6 6 6 4,2 4,1 4,15
18 Oktober 2008 5,5 5,4 5,42 4 5 4,5 7 7,5 7,25 4,3 4,1 4,2
25 Oktober 2008 5,5 5,4 5,5 4,5 5 4,75 8 8 8 4,5 4,3 4,4
1 November 2008 5,5 5,5 5,5 5 5,5 5,25 8 8 8 4,6 4,5 4,55





Pembahasan


Pada percobaan,digunakan batang mawar yang sehat dengan diameter batang yang cukup besar dan panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagin bawah batang, dan dikurangi daun-daunnya untunk mengurangi penguapan. Bagian batang mawar yang baik diambil yang tidak layu dan masih berwarna hijau. Hal ini sesuai literartur Hasim (1998), bahan stek yang baik harus diambil dari tanamanyang sehat. Tanaman yang telah mempunyai diameter tangkai panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagian bawah batang. Setelah itu, daunnya dikurangi untuk mengurangi penguapan. Setelah diolesi hormone perangsang pertumbuhan akar, stek langsung ditangkupkan ke media pasir yang telah dicuci dan diseterilkan.

Dari hasil percobaan, semua daun yang tumbuh di batang dipotong agar dapat mengurangi penguapan. Tunas daun pada minggu pertama jumlahnya antara 1-2. tetapi tinggi tunas sudah hamper sekitar antara 2,5 – 4,5. hal ini sesuai literatur Atjung (1988), bahwa sebelum stek ditanam daun yang dibawah sekali dan daun-daun diatasnya separuh dibuang supaya kurang air menguap.

Dari hasil percobaan diperoleh jumlah tunas setip minggunya pertambah dari minggu ke minggu. Pada minggu pertama tanggal 27 September 2008, pada control rata-ratanya 1,5 ; 250 ppm rata-ratanya 1,5 ; 500 ppm rata-ratanya 1 ; dam 750 ppm rata-ratanya 2. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, control rata-ratanya 2 ; pada 250 ppm rata-ratanya 3 ; pada 500 ppm rata-ratanya 1, dan pada 750 ppm rata-ratanya 2,5. hal ini sesuai literature Tjitrosomo (1994), hormone tumbuh pada beberapa tumbuhan tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormone itu bergerak dari sumbernya,biasanya melalui sel-sel hidup.

Dari hasil percobaan diperoleh pada tanggal 27 September 2008, pada perlakuan control rata-rata 4,5 ; pada 250 ppm rata-ratanya 2,5 ; pada500 ppm rata-ratanya 3,25 ; dan pada 750 ppm rata-ratanya 3,5. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, pada perlakuan kontrol rata-ratanya 5,5 ; pada perlakuan 250 ppm rata-ratanya 5,25 ; pada perlakuan 500 ppm rata-ratanya 8 ; dan pada perlakuan 750 ppm rata-ratanya 4,55. pada percobaan diberikan zat penatur tumbuh yaitu rootone-F yang membantu tumbuhan sehingga dapat tumbuhlebih besar. Hal ini sesuai literature http//www.freewebs.com (2008), sesuai dengan fungsinya dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang didalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologis dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif.
KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan


1. Rata-rata tinggi tunas pada perlakuan 500 ppm adalah 8 cm pada minggu keenam.

2. Tinggi tunas rata-rata paling rendah pada perlakuan 250 ppm adalah 2,5 pada minggu kesatu.

3. Jumlah tunas paling rendah pada perlakuan 250 ppm pada minggu pertama sebesar 1.

4. Jumlah tunas tertinggi pada perlakuan 250 ppm dengan rata-rata 3 pada minggu keenam.

5. Pada perlakuan 750 ppm, perkecambahan dan pertumbuhan jumlah dan tinggi tunas berjalan lambat.


Saran


Sebaiknya pada waktu pengamatan, para praktikan agar teliti dalam menghitung tinggi dan jumlah tunas sesuai dengan hasil yang sebenarnya.

inisiasi akar

INISIASI AKAR


LAPORAN

Oleh:
BRAM ARDA BINTARIO BANGUN / 070301036
STHEFANI MELKASARI / 070301065
BUDIDAYA PERTANIAN – AGRONOMI
IV / 13

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


INISIASI AKAR


LAPORAN

Oleh:
BRAM ARDA BINTARIO BANGUN / 070301036
STHEFANI MELKASARI / 070301065
BUDIDAYA PERTANIAN – AGRONOMI
IV / 13

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh:
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium Fisiologi Tumbuhan


( Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc. )
NIP. 130231557

Diketahui oleh: Diperiksa oleh:
Asisten Koordinator Laboratorium Asisten Penanggung Jawab Group IV


( Rimember A. Lubis ) ( Sylvia Fransisca S. )
NIM. 040301014 NIM. 040301039

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Judul laporan ini adalah “INISIASI AKAR” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc.; Prof. Dr. Ir. J.M. Sitanggang, MP.; Ir. Meiriani, MP.; Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP.; Ir. Haryati, MP. dan Ir. Lisa Mawarni, MP., selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan abang dan kakak asisten yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.



Medan, November 2008


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
Tujuan Percobaan …………………………………………………….. 2
Kegunaan Percobaan …………………………………………………. 3
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………. 4
Botani Tanaman ……………………………………………………….
Syarat Tumbuh ………………………………………………………...
Iklim ……………………………………………………………..
Tanah …………………………………………………………….
Inisiasi Akar ……………………………………………………………
Stek …………………………………………………………………….
Zat Pengatur Tumbuh ………………………………………………….

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Tempat dan Waktu ………………….………….……………………... 7
Bahan dan Alat ………………………………….…………………….. 7
Prosedur Percobaan …………………………….……………………... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ……………………………………………………………….….. 9
Perhitungan …………………………………………………….……... 9
Gambar ……………………………………………………………….. 10
Pembahasan …………………………………………………….…….. 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ………………………………………………………...… 13
Saran …………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PENDAHULUAN


Latar Belakang


Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang di kenal nama bunga Ros atau Ratu Bunga merupakan symbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Afrika tengah,dan Eropa timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis) (http://www.o-fish.com, 2008)

Mawar adalah tanaman semak dari genus rosa sekaligus nama bunga yang di hasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakkan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjang yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang di temui, tinggi tanaman mawar merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. (http://www.wikipedia. org, 2008)

Pokok bunga mawar merupakan jenis tumbuhan berbunga yang sering di tanam sebagai pohon hiasan. Tanaman berbunga pertama muncul pada zaman cretaceous. Pokok berbunga pertama adalah angiospermae. Bunga mawar adalah satu bunga asing bagi bangsa melayu dan suatu kebudayaan asing yang baru terdapat di dunia melayu. Bunga mawar merupakan suatu kebudayaan asing yang baru bertapak di dunia melayu. Bunga mawar mempunyai keharuman yang lemah dan tidak sekuat bunga tempatan. Ini mungkin di sebabkan bunga mawar,agar tidak banyak mempunyai persaingan. Dalam kebudayaan barat,dan kini dalam kebudayaan melayu bunga mawar melambangkan bunga cinta (http://www.wikipedia .org, 2008)

Suatu bunga mawar adalah suatu jenis tumbuhan tetap hijau yang berbunga semak belukar atau anggur mengangkut suatu jenis rosa itu,dalam keluarga rosaceace yang berisi di atas 100 jenis. Jenis membentuk suatu kelompok semak belukar lurus dan pabrik tumbuhan seret atau pemanjangan, dengan batang yang sering memiliki duri tajam/jelas. Kebanyakkan adalah asli asia, dengan angka jenis lebih kecil yang asli ke eropa, amerika utara, dan afrika barat laut. (http://www.wiki pedia.org, 2008)

Ada beberapa jenis bunga mawar tetapi budidaya bunga mawar sangat dijelaskan adalah bunga yang berjenis mawar teh hibrida. Untuk memperoleh produksi mawar yang diperhatikan saat tanam yang tepat (Soekartawi,1996).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan Inisiasi Akar adalah untuk mengamati pertumbuhan stek tanaman pada konsentrasi zat pengatur tubuh yang berbeda.

Kegunaan Percobaan

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laburatorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut http;//www.o-fish.com. (2008), adapun sistematika mawar diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Didisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Family : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascene Mill,
Rosa multiflora Thunb
Rosa hybrida Hort

Sebagian besar species mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan. Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun penumpu (stipulan) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip tepi daun beringgit meruncing pada bagian ujung daun berduri pada batang yang dekat ke tanah (http://www.wikipedia.org, 2009).

Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan pengecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Nama bunga biasanya putih dan merah jambu atau kunung dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan dau kelopak. (http://www.wikipedia.org.2008)

Rosa (Rosa ceae) bunga mawar yang tabah, dan memanjat, tumbuhan yang kebanyakan berganti daun setiap daun berduri, yang terbaik mencintai mungkin yang menanam secara luas menanam semak belukar di kebun di zona temperatur tempat bunga mawar asli di temukan. Melalui mutsi dan hibrisasi dalam jumlah kelas berbeda dengan bunga yang besar atau tunggal kecil atau ganda pada umumnya dengan manis semerbak hampir di semuanya. (Graf, 1998)

Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips . masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Species dengan bunga yang terbuka lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yangmembantu penyerbukan sehingga cenderung mengahasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa pengecualian seperti Rose pimpinellifolia menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam. (http://www.wikipedia.org.2008)

Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk sebagai pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberapa species yang tumbuh liar ditanah berpasir di daerah pantai seperti Rose rugosa dan Rose pimpinellifolia beradaptasi dengan duri halus seperti jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurang kerusakan akibat binatang, menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Walaupun sudah dilindungi duri, rusa tidak takut dan sering merusak tanaman mawar. (http://www.wikipedia.org.2008)

Syarat Tumbuh

Iklim
Tanama bunga mawar memerlukan suhu berkisar antara 19 - 30 oc atau menurut Tim Directorat Bina Produksi Holtikultura (1988) suhu berkisar antara 16 – 32 oc bergantung pada jenisnya, dan kelembapan rata – rata 50-60 oc
(Widyawan dan Prahastuti)

Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang biak adalah 1500 – 3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5 – 6 jam perhari. Di daerah cukup sinar matahari mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman (htpp ://www.o-fish.com, 2008)

Tanamn mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di derah beriklim dingin/sub-tropis maupun didaerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 oc dankelemnapan 70-80 % (http://www.o-fish.com.2008)

Tanah
Bunga mawar dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi. Tetapi untuk mawar tertentu seperti mawar the arabica hanya menyukai dataran tinggi sebab bunganya akan tumbuh dengan sempurna, baik bentuk, ukuran, warna, maupun baunya. Media tumbuh sebaiknya tanah yang gembur dan kayaakan kadar hara sebab tanah yang demikian daya tahannya terhadap air relatif baik. Tanaman mawar tidak menyukai air yang menggenang. Mawar tumbuh dengan baik pada tanah yang derajat kesamaannya antara 6 – 8 (Soekartawi, 1996)

Mawar tumbuh baik pada : ketinggian 560 – 800 mdpl, suhu udara minimum 16 - 18 oc dan maksimum 28 – 30 oc. Ketinggian 1100 mdpl, suhu udara minimum 14 – 16 oc, maksimum 24 – 27 oc. Ketinggian 1400mdpl, suhu udara minimum 13,7 – 15,6 oc dan maksimum 19,5 – 22,6 oc. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh produktif berbunga di dataran rendah samapi tinggi ( pegunungan ) rata-rata 1500 mdpl ( http : //www.o – fish.com, 2008 )

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanh secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20 – 30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi, dan drainase baik ( http : // www. O – fish.com, 2008 )

Inisiasi Akar

Sistem akar menjaga pohon dengan kuat di dalam lipatan air dan material makanan dapat larut adalah lahan dan gudang kelebihan susunan makanan. Dan makanan mentah dikirim kepada melalui sampai sistem vaskuler dari akar, dan daun-daun. Sistem akar adalah cabang manapun dan membentang dari semua tempat atau yang sebagian besar pada ketukan yang dalam landasan. Pohon dalam mengambil adalah nampaknya angin dibanding suatu sistem dangkal ( Miller, 1992 ).
Para pelaku pertanian menyatakan bahwa akar (radix )adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : organ yang tidak berbuku-buku dan beruas-rusa, organ tumnuhan yang umumnya tidak berkhlorofil, organ tumbuhan yang umumnya sebagian besar ataupun keseluruhannya berada dalam air (Sutejo dan Karta Sapoetra, 1995 )

Seperti batang, akar mempunyai titik tumbuh di ujungnya, yang pada tumbuhan berbiji terdiri dari sekumpulan sel, sedang pada tumbuhan Plendophyta hanya dari sel tunggal terdapat bentuk piramid tegak, sel apikal. (Tjitrosomo, 1994)

Zat Pengatur Tumbuh

Hormon tumbuh pada bebrapa organ tumbuhan, tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormon ini bergerak dari sumbernya, biasanya melalui sel-sel hidup. (Tjitrosomo.1994)

Sesuai dengan fungsi dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang dalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif dari tanaman, dimana hal ini tergantung dari tiap-tiap jenis tanaman atau sifat-sifat dan masing-masing jenis tersebut berasal. (http://www.freewebs.com.2008)

IBA (Indol Butirat Acid) dapat aktif pada konsentrasi yang sangat kecil, akar latral seperti halnya kuncup lateral juga dipengaruhi dari pemakaran zat-zat pendorong pertumbuha akar. IAA dibagi menjadi IBA, NAA, dan aklkohol (Malcohan.1992)

Media Tanam

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. (www.willy.situs hijau.co.id.2008)
BAHAN DAN METODE



Tempat dan Waktu Percobaan


Percobaan in dilaksanakan pada hari sabtu, 6 september 2008 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dari permukaan laut.


Bahan dan Alat


Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah mewar sekitar 30 cm untuk objek percobaan, top soil sebagai media tanam, pasir sebagai media tanam, rootone-F sebagai zat pengatur tumbuh tanaman yang berbeda, polibag sebagai tempat tanaman, plastic untuk membungkus bagian tanaman yang di stek, tali pelastik untuk mengikat hasil stek, label nama untuk memberi tanda bagi polobag.

Alt-alat yang digunakan adalah gunting/pisau untuk memotong tanaman yang akan di stek, cangkul untuk mencampur dan meletakkan tanah dalam polibag, dan meteran untuk mengukur.


Prosedur Percobaan


 Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua, dan tidak terlalu muda sepanjang + 20 cm.

 Direndam cabang bagian bawah dari larutan Rootone F….% selama….menit.

 Diisi media kedalam polibag yaitu campuran top soil dan pasir dengan perbandingan 2:1 lalu disiram dengan air.

 Ditanamn tanaman, siram sedikit air, lalu tanaman di tutuodengan plastic transparan lalu diikat dengan tali plastik.

 Diamati pertumbuhan tanaman setiap minggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Parameter: Jumlah Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 1 2 1,5 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
4 Oktober 2008 1 3 2 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
11 Oktober 2008 1 3 2 2 3 2,5 1 1 1 2 2 2
18 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
25 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
1 November 2008 1 2 1,5 3 3 3 1 1 1 2 3 2,5

Parameter: Tinggi Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 4,5 4,5 4,5 1,5 3,5 2,5 2 4,5 3,25 3,5 5,5 4,5
4 Oktober 2008 5 5 5 2,5 4 5,25 4 5,3 4,65 4,1 4 4,05
11 Oktober 2008 5,2 5,4 5,3 3,5 4,5 4 6 6 6 4,2 4,1 4,15
18 Oktober 2008 5,5 5,4 5,42 4 5 4,5 7 7,5 7,25 4,3 4,1 4,2
25 Oktober 2008 5,5 5,4 5,5 4,5 5 4,75 8 8 8 4,5 4,3 4,4
1 November 2008 5,5 5,5 5,5 5 5,5 5,25 8 8 8 4,6 4,5 4,55





Pembahasan


Pada percobaan,digunakan batang mawar yang sehat dengan diameter batang yang cukup besar dan panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagin bawah batang, dan dikurangi daun-daunnya untunk mengurangi penguapan. Bagian batang mawar yang baik diambil yang tidak layu dan masih berwarna hijau. Hal ini sesuai literartur Hasim (1998), bahan stek yang baik harus diambil dari tanamanyang sehat. Tanaman yang telah mempunyai diameter tangkai panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagian bawah batang. Setelah itu, daunnya dikurangi untuk mengurangi penguapan. Setelah diolesi hormone perangsang pertumbuhan akar, stek langsung ditangkupkan ke media pasir yang telah dicuci dan diseterilkan.

Dari hasil percobaan, semua daun yang tumbuh di batang dipotong agar dapat mengurangi penguapan. Tunas daun pada minggu pertama jumlahnya antara 1-2. tetapi tinggi tunas sudah hamper sekitar antara 2,5 – 4,5. hal ini sesuai literatur Atjung (1988), bahwa sebelum stek ditanam daun yang dibawah sekali dan daun-daun diatasnya separuh dibuang supaya kurang air menguap.

Dari hasil percobaan diperoleh jumlah tunas setip minggunya pertambah dari minggu ke minggu. Pada minggu pertama tanggal 27 September 2008, pada control rata-ratanya 1,5 ; 250 ppm rata-ratanya 1,5 ; 500 ppm rata-ratanya 1 ; dam 750 ppm rata-ratanya 2. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, control rata-ratanya 2 ; pada 250 ppm rata-ratanya 3 ; pada 500 ppm rata-ratanya 1, dan pada 750 ppm rata-ratanya 2,5. hal ini sesuai literature Tjitrosomo (1994), hormone tumbuh pada beberapa tumbuhan tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormone itu bergerak dari sumbernya,biasanya melalui sel-sel hidup.

Dari hasil percobaan diperoleh pada tanggal 27 September 2008, pada perlakuan control rata-rata 4,5 ; pada 250 ppm rata-ratanya 2,5 ; pada500 ppm rata-ratanya 3,25 ; dan pada 750 ppm rata-ratanya 3,5. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, pada perlakuan kontrol rata-ratanya 5,5 ; pada perlakuan 250 ppm rata-ratanya 5,25 ; pada perlakuan 500 ppm rata-ratanya 8 ; dan pada perlakuan 750 ppm rata-ratanya 4,55. pada percobaan diberikan zat penatur tumbuh yaitu rootone-F yang membantu tumbuhan sehingga dapat tumbuhlebih besar. Hal ini sesuai literature http//www.freewebs.com (2008), sesuai dengan fungsinya dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang didalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologis dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif.
KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan


1. Rata-rata tinggi tunas pada perlakuan 500 ppm adalah 8 cm pada minggu keenam.

2. Tinggi tunas rata-rata paling rendah pada perlakuan 250 ppm adalah 2,5 pada minggu kesatu.

3. Jumlah tunas paling rendah pada perlakuan 250 ppm pada minggu pertama sebesar 1.

4. Jumlah tunas tertinggi pada perlakuan 250 ppm dengan rata-rata 3 pada minggu keenam.

5. Pada perlakuan 750 ppm, perkecambahan dan pertumbuhan jumlah dan tinggi tunas berjalan lambat.


Saran


Sebaiknya pada waktu pengamatan, para praktikan agar teliti dalam menghitung tinggi dan jumlah tunas sesuai dengan hasil yang sebenarnya.