BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 11 September 2009

fotosintesis

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik tepat pada waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “FOTOSINTESIS” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc., Prof. Dr. Ir. M. Sitanggang, MSc., Ir. Meiriani, MP., Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP., Ir. Haryati, MP., dan Ir. Lisa Mawarni, MP., selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan para asisten yang telah membantu dalam penyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan laporan ini.


Medan, November 2008
Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................... 1
Tujuan Percobaan .......................................................................... 2
Kegunaan Percobaan ...................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan ....................................................... 11
Bahan dan Alat ............................................................................... 12
Prosedur Percobaan ....................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................... 15
Perhitungan .................................................................................... 16
Pembahasan .................................................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................... 21
Saran ............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fotosintesis merupakan fenomena biologi yang jauh lebih penting di bumi. Melalui fotosintesis semua bahan organik yang berguna yang tersedia di muka bumi telah diproduksi. Tingkat bahan organik dari persediaan makanan nyata bagi kita dan hewan lainnya sebagai sumber energi utama, disimpan dalam tempat penyimpanan bahan bakar, dan kurang nyatanya bahan mentah untuk sintesis dan produksi sintesis serat, plastik, poliester, dan bahan berguna lainnya. Yang paling penting dari karbon ditentukan pada tanaman tahunan sangat mengejutkan. Diperkirakan bahwa ada sekitar 1,55x1011 ton dari tiap-tiap bahan kering yang diproduksi oleh fotosintesis tanaman, sekitar 60% diproduksi pada dataran dan sisanya dalam larutan dan selanjutnya air dalam tubuh (Ting, 1982).

Hubungan fotosintesis dengan manusia bukan saja penting ditinjau dari segi makanan, tetapi juga penting karena manusia tergantung pada proses ini untuk sebagian besar kepentingan ekonominya. Banyak bahan dasar industri secara langsung atau tidak langsung berasal dari fotosintesis. Pembuatan alkohol dan produk-produk fermentasi lainnya sebagian bergantung pada suplai molasa (tetes) dan biji serealia, serat tekstil, tumbuhan dan hewan, kayu gelondongan, produk pulpa (bubur kayu), lemak nabati, getah, dan damar, semuanya bergantung pada aktivitas fotosintesis tumbuhan hijau (Tjitrosomo, 1999).

Daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi. Evolusi daun telah mengembangkan suatu struktur yang akan menahan kekerasan lingkungan, namun juga efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam penambilan CO2 untuk fotosintesis. Kebanyakan daun tanaman budidaya mempunyai (1) permukaan luar yang luas dan datar; (2) lapisan pelindung permukaan atas dan bawah; (3) banyak stomata per satuan luas; (4) permukaan dalam yang luas dan datar; (5) sejumlah besar kloroplas dalam setiap sel; dan (6) hubungan yang erat antara ikatan pembuluh dan sel-sel fotosintesis (Gardner, dkk., 1991).

Fotosintesis dan respirasi selular dapat dianggap sebagai dua proses yang berlawanan, meskipun saling bergantung.
a. Fotosintesis melibatkan konversi energi cahaya, karbondioksida, dan air menjadi mekanisme yang paling penting untuk menghasilkan oksigen. Oksigen dibutuhkan untuk tahap akhir respirasi selular
b. Respirasi selular melibatkan konversi glukosa dan gula lain menjadi senyawa fosfat berenergi tinggi, karbondioksida, dan air. Fotosintesis mencegah okumulasi karbondioksida mencapai kadar toksinya di atmosfer
(Bresnick, 2003).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dalam percobaan “Fotosintesis” ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap kecepatan fotosintesis tanaman hydrilla (Hydrilla verticulata).


Kegunaan Percobaan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
- Sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan


TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis pada hakikatnya merupakan satu-satunya mekanisme masuknya energi ke dalam dunia kehidupan. Satu-satunya kekecualian terjadi pada bakteri kemosintetik, yang memperoleh energi dengan mengoksidasi substrat anorganik seperti ion besi dan belerang terlarut dari kerak bumi, atau mengoksidasi H2S yang berasal dari kegiatan gunung berapi. Selain itu, arus panas di dasar lautan memasukkan energi ke sistem biologi dalam bentuk bahan (Salisbury dan Ross, 1992).

Fotosintesis menyediakan nutrisi bagi hampir semua makhluk hidup, baik secara langsung maupun tak langsung
1. Fotoautotrof menggunakan fotosintesis secara langsung untuk menyintesis molekul organik. Fotoautotrof meliputi:
a. Tumbuh-tumbuhan
b. Alga multiselular (misalnya, ganggang, kolam, kelp)
c. Beberapa protista uniselular (misalnya euglena)
d. Beberapa prokariotik (misalnya cyanobacteria)
2. Heterotrof tidak dapat memproduksi molekul organik makanannya sendiri, tetapi mendapat nutrisi dengan memakan organisme lain atau produknya. Heterotrof meliputi
a. Eukariota multiselular (misalnya bunga karang, serangga, ikan, amfibi, mamalia)
b. Fungi, makan dengan mendekomposisi zat organik
c. Beberapa prokariota (misalnya bakteri uniselular yang bertindak sebagai dekomposer)
(Bresnick, 2003).

Pada tumbuhan tinggi, klorofil terdiri dari dua jenis pigmen: klorofil a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau-biru, dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau-kuning. Proporsi dari kedua pigmen ini agak berbeda pada berbagai tumbuhan, tetapi rata-rata pada tumbuhan bunga nisbah kandungan kedua pigmen ini sekitar tiga bagian klorofil a dan satu bagian klorofil b. Dengan perkecualian beberapa jenis bakteri berpigmen, klorofil a selalu ada dalam tumbuhan hijau.Klorofil b terdapat bersama-sama dengan klorofil a pada ganggang hijau dan semua tumbuhan tinggi. Klorofil c dan d terdapat sebagai pengganti klorofil b dan jenis-jenis ganggang tertentu, klorofil c pada ganggang coklat dan diatom, dan klorofil d pada ganggang merah (Tjitrosomo, 1999).

Daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90% cahaya ungu dan biru demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Hampir seluruh penyerapan ini dilakukan oleh pigmen-pigmen kloroplast. Pada membran tilakoid setiap foton dapat mengoksidasi satu elektron dari pigmen karatenoid atau klorofil. Klorofil berwarna hijau merupakan bukti bahwa pigmen ini tidak efektif untuk menyerap cahaya hijau (Lakitan, 1996).

Dalam proses sintesis ini membuat karbohidrat sederhana seperti glukosa dari bahan mentah anorganik. Dalam proses ini molekul air dan karbondioksida dipecah dan atom-atom digabungkan kembali ke dalam senyawa baku dan energi perlu dikeluarkan. Dalam reaksi ini, kandungan energi dari produk akhir lebih besar daripada bahan mentah tadi. Energi dari produk akhir lebih besar daripada bahan mentah tadi. Energi perlu disediakan dari luar. Keperluan energi disediakan oleh cahaya matahari. Energi dari matahari disimpan dalam bentuk senyawa organik energi kimia oleh tanaman hijau. Dalam proses ini hanya terjadi dalam sel tumbuhan yang memiliki pigmen hijau. Proses pembuatan makanan, pada dasarnya terdiri dari sintesis karbohidrat sederhana dari air dan karbondioksida dalam kehadiran cahaya matahari oleh tanaman hijau. Proses ini dikenal sebagai fotosintesis (Pradhan, 1997).

Tanaman hijau, alga, dan beberapa bakteri mampu menyerap energi cahaya matahari dan kemudian merubahnya dalam energi kimia, dimana mereka menyimpan untuk kegunaan bekal sehingga senyawa organik karbon, cahaya,merangsang anabolisme karbondioksida yang dihubungkan dengan fotosintesis dan organisme mampu mengangkut proses ini sebagai fotoautotrof yang sebenarnya (Foyer, 1984).

Proses fotosintesis secara umum dapat digambarkan dengan persamaan reaksi berikut ini:
6CO2 + H2O + 672 kkal → C6H12O6 + 6O2
Karbondioksida air energi radiasi glukosa oksigen
(Tjitrosomo, 1999)

Fotosintesis adalah evolusi O2 yang digerakkan cahaya dai air dan penyimpanan tenaga reduksi yang dihasilkan dalam berbagai komponen karbon yang membentuk jasad hidup, Klorofil a dan pigmen-pigmen pelengkap, yang menyerap kira-kira separuh dari radiasi matahari (λ < 700 nm), membuat peka dua buah perubahan energi primer di dalam dua fotosintesis yang berlainan (Wilkins, 1992).
Asimilasi dari CO2 adalah tidak kompetitif bagi tanaman hijau. Semua aspek dari fungsi fisiologi adalah mengerjakan itu. Kadang produksi dari biji merupakan sebuah strategi untuk menstabilkan fiksasi dari karbon (Hopkins, 1995).

Pada fotosintesis dilepaskan O2. Hal ini dibuktikannya dengan percobaannya yang menggunakan tanaman air Hydrilla verticulata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka timbullah gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini ternyata oksigen (Dwidjoseputro, 1994).

Agar dapat mengerti bagaimana berbagai faktor berperan terhadap kecepatan fotosintesis, perlu dipelajari pengetahuan tentang apa yang disebut oleh faktor pembatas. Blackman mengajukan prinsip faktor pembatas sebagai berikut: “Jika kecepatan suatu dipengaruhi oleh sejumlah faktor terpisah, kecepatan itu dibatasi oleh langkah faktor yang paling lambat. Prinsip Blackmann telah diulas dengan mengingat hubungan antara konsentrasi karbondioksida dengan kecepatan fotosintesis, tetapi akan sama baiknya jika diulas dengan cara menggambarkan kecepatan fotosintesis itu sebagai fungsi intensitas cahaya pada berbagai konsentrasi karbondioksida. Di sini keadaanya akan terjadi sebaliknya. Fotosintesis akan penuh cahaya jika karbondioksida menjadi faktor pembatas (Loveless, 1991).

Sebagai hasil penyelidikan-penyelidikan modern, maka fotosintesis dapat dibagi dalam dua kelompok reaksi. Kelompok pertama disebut reaksi cahaya, yaitu reaksi-reaksi yang memerlukan cahaya. Kelompok kedua disebut reaksi gelap, yaitu reaksi-reaksi yang tidak memerlukan cahaya. Pada kelompok pertama. Cahaya matahari digunakan untuk memecahkan (menguraikan) molekul-molekul air menjadi oksigen (gas) dan hidrogen. Gas oksigen selanjutnya dilepaskan ke udara, sedangkan hidrogen ditangkap oleh molekul-molekul penerima hidrogen, yaitu nikotin adenin dinukleotide fosfat (NADP). Reaksi fotosintesis penguraian molekul air ini disebut reaksi fotosintesis air, atau sering disebut reaksi Hill.
cahaya
2H2O + 4NADP 4NADPH + O2
Gas oksigen
Diperoleh bukti bahwa seluruh gas oksigen yang terbentuk berasal dari molekul air, dan bahwa dalam proses fotosintesis terbentuk molekul-molekul air yang baru. Reaksi penguraian air mengakibatkan peningkatan suplai hidrogen yang mudah digunakan (NADPH) untuk reaksi-reaksi kimiawi pada tahap selanjutnya dalam proses fotosintesis (reaksi gelap) (Tjitrosomo, 1999).

Salah satu dari dua fungsi penting cahaya dalam fotosintesis adalah mengangkut elektron dari H2O untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Fungsi lainnya adalah menyediakan energi untuk membentuk ATP dari ADP dan Pi. ATP disintesis dalam kloroplas yang diisolasi hanya pada waktu ada cahaya, dan proses tersebut dinamakan fosforilasi fotosintetik atau fotofosforilasi (Salisbury dan Ross, 1992).

Dengan tersedianya NADPH dan ATP maka tahap selanjutnya, yaitu tahap sintetik atau reaksi-reaksi gelap dalam proses fotosintesis, dapat berlangsung. Jadi secara ringkas, energi matahari diserap oleh klorofil dan digunakan untuk menguraikan molekul air, membentuk gas oksigen dan mereduksi molekul NADP menjadi NADPH. Energi cahaya juga difunakan untuk membentuk molekul-molekul ATP, NADPH, dan ATP digunakan untuk reaksi-reaksi yang akhirnya menghasilkan glukosa (Tjitrosomo, 1999).

Cahaya dengan intensitas yang rendah yang diberikan selama periode gelap sudah cukup efektif untuk menghambat pembungaan tanaman hari pendek, sebaliknya interupsi malam akan merangsang pembungaan tanaman hari panjang. Dalam fenomena interupsi malam, yang lebih menentukan adalah total energi cahaya yang diterima, bukan intensitas cahaya yang diberikan (Lakitan, 1996).

Pengaruh utama dari perubahan dalam kerapatan pengaliran terjadi pada proses yang menggunakan cahaya sebagai suatu sumber energi fotosintesis dan bukannya pada penggunaan cahaya sebagai suatu inikator lingkungan. Untuk kebanyakan tanaman, fotosintesis menjadi jenuh cahaya pada kerapatan pengaliran yang jauh di bawah meksimum yang biasa dialamnya sebagian besar karena masalah penyediaan CO2, tetapi di daerah beriklim sedang dan daerah kutub, kebalikannya sering terjadi dimana fotosintesis dibatasi oleh intensitas cahaya yang rendah (Fitter dan Hay, 1991).

Pada umumnya, pada daun tumbuhan yang habitat normalnya itu cahaya matahari terang, laju fotosintesisnya cenderung sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima oleh daun. Titik yang padanya terdapat peningkatan intensitas lebih lanjut namun tidak meningkatkan laju fotosintesis dinamakan titik jenuh cahaya. Bila cahaya, air, dan faktor-faktor lain optimum, maka konsentrasi karbondioksida pada umumnya menjadi faktor pembatas laju fotosintesis baik pada tumbuhan liar maupun pada tanaman pertanian. Seharusnya mungkin untuk meningkatkan foosintesis dengan meningkatkan konsentrasi karbondioksida dalam udara sekitar daun (Tjitrosomo, 1999).

Untuk mengetahui bagaimana cahaya menyebabkan terjadinya fotosintesis, perlu diketahui terlebih dahulu sifat-sifat cahaya. Cahaya memiliki sifat gelombang (wave nature) dan sifat partikel (particle nature). Cahaya mencakup bagian dari energi matahari dengan panjang gelombang antara 390 nm sampai 760 nm, dan tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil dari kisaran spektrum elektromagnetik (Lakitan, 1996)

Umur daun dan keadaan mineral mempengaruhi fotosintesis : proses penuaan menyebabkan kelembaban proses fotosintesis. Faktor utama yang mempengaruhi laju penuaan ialah kandungan nutriea mineral daun. Masukan nutriea mineral yang cukup memungkinkan daun muda maupun tua memenuhi kebutuhan mereka (Gardner, dkk., 1991).

Tanaman berhijau daun menyerap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia melalui proses yang dikenal sebagai fotosintesis tergantung pada:
a. Faktor luar: hara, mineral, air, CO2, suhu dan energi
b. Faktor dalam: pigmen, tingkat organisasi
(Dartius, 1991).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut pada hari Sabtu, 8 November 2008 pukul 08.00 WIB sampai selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Hydrilla verticulata 100 gram sebagai objek percobaan, air kolam sebagai media percobaan, kertas minyak (merah, kuning, hijau) sebagai penutup gelas beaker dan karet gelang sebagai pengikat.

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah gelas beaker sebagai wadah percobaan, funnel berguna untuk menegakkan corong, tabung reaksi untuk menutup ujung corong, buku data untuk menulis hasil data pengamatan, alat tulis untuk mencatat data dan ember besar sebagai wadah hydrilla dan air kolam.

Prosedur Percobaan

- Ditimbang Hydrilla verticulata sebanyak 10 gram, sebanyak 3 bagian
- Diisi gelas beaker dengan air kolam ¾ bagian, sebanyak 3 buah
- Dimasukkan Hydrilla verticulata ke dalam gelas beaker dan ditahan dengan menggunakan funnel hingga setinggi ± 2 cm dari dasar gelas beaker dan ditegakkan dengan menggunakan kawat
- Ditutup ujung funnel dengan tabung reaksi sehingga berisi air tetapi tidak boleh ada gelembung udara di dalam tabung reaksi. Ditutup gelas beaker dengan kertas minyak warna merah, hijau, dan kuning
- Ditempatkan di bawah sinar matahari
- Diamati pada interval waktu 10 menit, sebanyak 5 kali
- Dihitung besar kecepatan fotosintesa dengan rumus :
Volume O2
Kecepatan fotosintesa =
Waktu

Gambar Percobaan

Kertas Minyak Merah

1



2

3
4
5

6

Kertas Minyak Kuning


1
2

3
4
5
6
Kertas Minyak Hijau
1

2

3
4
5
6

Keterangan gambar :
1. Tabung reaksi
2. Kertas minyak ( merah, kuning, hijau )
3. Funnel
4. Corong
5. Gelas beaker
6. Hydrilla verticulata


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Waktu

Cahaya
10’

20’
30’
40’
50’

Merah

133
815
1070
940
1030

Kuning

24
154
186
230
302

Hijau

7
5
6
20
40

Range > 1000 = banyak
251 - 1000 = sedang
5 - 250 = sedikit

Waktu

Cahaya
10’

20’
30’
40’
50’

Merah

Sedikit
Sedang
Banyak
Sedang
Banyak

Kuning

Sedikit
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Sedang

Hijau

Sedikit
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Sedikit


Perhitungan
Volume O2
Kecepatan Fotosintesa =
Waktu
1. Cahaya merah
- Pada menit ke 10
133
Kecepatan Fotosintesa = = 0,22 kali/detik
600
- Pada menit ke 20
815
Kecepatan Fotosintesa = = 1,35 kali/detik
600
- Pada menit ke 30
1070
Kecepatan Fotosintesa = = 1,78 kali/detik
600
- Pada menit ke 40
1040
Kecepatan Fotosintesa = = 1,56 kali/detik
600
- Pada menit ke 50
1030
Kecepatan Fotosintesa = = 1,71 kali/detik
600
2. Cahaya kuning
- Pada menit ke 10
24
Kecepatan Fotosintesa = = 0,04 kali/detik
600
- Pada menit ke 20
154
Kecepatan Fotosintesa = = 0,25 kali/detik
600
- Pada menit ke 30
186
Kecepatan Fotosintesa = = 0,31 kali/ detik
600
- Pada menit ke 40
230
Kecepatan Fotosintesa = = 0,38 kali/detik
600
- Pada menit ke 50
302
Kecepatan Fotosintesa = = 0,503 kali/detik
600




3. Cahaya hijau
- Pada menit ke 10
7
Kecepatan Fotosintesa = = 0,012 kali/detik
600
- Pada menit ke 20
5
Kecepatan Fotosintesa = = 0,008 kali/detik
600
- Pada menit ke 30
6
Kecepatan Fotosintesa = = 0,01 kali/detik
600
- Pada menit ke 40
20
Kecepatan Fotosintesa = = 0,033 kali/detik
600
- Pada menit ke 50
40
Kecepatan Fotosintesa = = 0,067 kali/detik
600

Pembahasan

Dari hasil percobaan fotosintesis ini diperoleh hasil bahwa gelembung gas (O2) yang keluar dari corong lebih banyak pada cahaya merah dibandingkan dengan cahaya kuning ataupun cahaya hijau. Karena cahaya merah lebih cepat menyerap cahaya matahari dimana panjang gelombangnya sebesar 760 nm. Dibandingkan cahaya kuning dan cahaya hijau yang memiliki panjang gelombang lebih rendah daripada cahaya merah. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (1996) yang menyatakan bahwa cahaya menyebabkan terjadinya fotosintensis. Cahaya mencakup bagian dari energi matahari dengan panjang gelombang antara 390 nm sampai 760 nm dan tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil dari kisaran spektrum elektromagnetik.

Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kertas minyak berwarna merah, kuning, dan hijau, gelombang gas O2 tertinggi terdapat pada kertas minyak warna merah sedangkan gelembung gas O2 terendah terdapat pada kertas minyak warna hijau. Hal ini disebabkan oleh pengaruh sinar dan temperatur yang kurang. Dimana cahaya digunakan sebagai sumber energi fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur Fitter dan Hay (1991) yang menyatakan bahwa pengaruh utama dari perubahan dalam kerapatan pengaliran terjadi pada proses yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi fotosintesis dan bukannya pada penggunaan cahaya sebagai suatu indikator lingkungan. Untuk kebanyakan tanaman, fotosintesis menjadi jenuh chaya pada kerapatan pengaliran yang jauh di bawah maksimum yang biasa dialaminya.

Dalam percobaan ini digunakan tanaman hydrilla karena tanaman hydrilla merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa melakukan metabolisme di dalam air. Melalui tanaman hydrilla ini nantinya akan mengeluarkan gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas ini adalah oksigen. Dari sinilah dibuktikan bahwa fotosintesis melepaskan oksigen (O2). Hal ini sesuai dengan literatur Dwidjoseputro (1994) yang menyatakan bahwa pada fotosintesis dilepaskan O2. Hal ini dibuktikan dengan percobaan yang menggunakan tanaman air Hydrilla verticulata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka timbullah gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Ternyata gas ini adalah oksigen.

Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa kecepatan fotosintesa antara warna merah dan hijau sangat berbeda. Hydrilla lebih cepat berfotosintesa dengan pemberian cahaya merah. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (1996) yang menyatakan bahwa daun dari spesies menyerap lebih dari 90% cahaya ungu dan biri, demikian pula untuk cahaya jingga dan merah.

Hasil dari tiap kertas bervariasi. Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis yaitu cahaya. Tetapi selain cahaya ada juga faktor lain yang mempengaruhinya yaitu air, CO2, dan suhu. Hal ini sesuai dengan literatur Dartius (1991) yang menyatakan bahwa tanaman berhijau daun mnyerap dan menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia melalui proses yang dikenal sebagai fotosintesis . Fotosintesis bergantung pada:
a. Faktor luar : hara, mineral, air, CO2, suhu, dan energi
b. Faktor dalam : pigmen dan tingkat organisasi


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pada percobaan dengan menggunakan kertas minyak berwarna merah didapat gelembung terbanyak pada menit ke-50 yaitu 1030 gelembung
2. Pada percobaan dengan mengggunakan kertas minyak berwarna kuning, didapat gelembung terbanyak pada menit ke-50 yaitu 302 gelembung
3. Pada percobaan dengan menggunakan kertas minyak berwarna hijau didapat gelembung terbanyak pada menit ke-50 yaitu 40 gelembung
4. Pada percobaan dengan menggunakan kertas minyak berwarna merah didapat gelembung terendah pada menit ke-10 yaitu 133 gelembung
5. Pada percobaan dengan menggunakan kertas minyak berwarna kuning, didapat gelembung terendah pada menit ke-10 yaitu 24 gelembung sedangkan dengan kertas minyak hijau yaitu pada menit ke-20 yaitu 5 gelembung

Saran

Sebaiknya praktikum dilakukan pada siang hari sewaktu matahari naik supaya hasil yang diperoleh lebih akurat


DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, S.D., 2003. Intisari Biologi. Hipokrates, Jakarta
Dartius, 1991. Biologi Umum. USU-Press, Medan
Dwidjoseputro, D., 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Fitter, A.H dan R.K.M.Hay., 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM-Press, Yogyakarta

Foyer, C.H., 1984. Photosynthesis. A Wiley-Interscience Publication John Wiley and Sons, New York

Gardner, F.P., R.B.Pearce., dan R.L.Mitchell., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI-Press, Jakarta

Hopkins, W.G., 1995. Introduction to Plant Physiology. A Wiley-Interscience Publication John Wiley and Sons, New York

Lakitan, B., 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Loveless, A.R., 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Pradhan, S., 1997. Plant Physiology. Har-Anand Publications Pvt Ltd, New Delhi

Salisbury, F.B dan C.W.Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid Dua Biokimia Tumbuhan. Edisi Keempat. ITB, Bandung

Ting, I.P.,1982. Plant Physiology. Addison-Wesley Publishing Company, Philippines

Tjitrosomo, S.U., 1999. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung

Wilkins, M.B., 1992. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta

0 komentar: