KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dan tepat pada waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah “IMBIBISI BIJI”. Dengan tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboraturium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof.Dr. Ir. J. A. Napitupulu, Msc, Prof. Dr. Ir. J. M. Sitanggang, MP, Ir.Meiriani, MP, Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP, Ir. Haryati, MP, dan Ir. Lisa Mawarni, MP, selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan serta abang dan kakak asisten Fisiologi Tumbuhan yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
Tujuan Percobaan . . . . . . . . . . . . . … . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .2
Kegunaan Praktikum . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .3
TINJAUAN PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
Bahan dan Alat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Prosedur Percobaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Perhitungan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13
Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Komponen biji adalah struktur lain di dalam biji yang merupakan bagian kecambah, seperti calon akar (radicula), calon daun, batang (plumule) dan sebagainya. Pada proses perkecambahan, biji membutuhkan air dalam jumlah minimum dalam tubuhnya, atau yang disebut dengan “taraf kandungan minimum”. Jika kandungan air benih kurang dari batas tersebut akan menyebabkan proses perkecambahan terganggu. Fungsi utama cadangan makanan dalam biji adalah memberi makan pada embrio atau tanaman yang masih muda sebulum tanaman itu dapat memproduksi sendiri zat makanan, hormone, dan protein. (Ashari. 1995)
Pola khas indeks luas daun suatu tanaman budidaya yang berbeda dengan sorgum, dimana periode L yang tinggi tersebut sangat pendek. Orang mungkin tidak memilih untuk menghadapi jenis dormansi, karena dapat mencegah perkecambahan biji sebelum waktunya. (Goldsworthy and Fisher. 1992)
Biji-bijian dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan gelap, biji-bijian memerlukan rangsangan cahaya. Nampaknya ada dua himpunan tekanan ekologis yang mempengaruhinya : Pertama, biji-biji dari banyaknya tanaman-tanaman penggangu. Kedua, dimana perkecambahan yang dirangsang oleh cahaya adalah baik, dimana species mengembangkan satu cadangan biji-bijin yang terkubur. (Fitter and Hay. 1978)
Suhu hamper tidak berpengaruh pada interkontrol versi fotokimia yang dikendalikan oleh pfr dan yang mempengaruhi perusakan ptr sangat peka terhadap suhu. (Salisbury and Ross. 1992)
Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel embrio membesar dan biji melunak.(Http://id.wikipedia.org/wiki/perkecambahan, 2008)
Imbibisi merupakan penyusupan atau penyarapan air kedalam ruangan antar dinding sel. Sehingga dinding selnya akan mengembang. Misalnya, masukkan air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam. (www.tedbio.multiply.com/journal, 2008)
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menentukan daya hisap biji terhadap air dan mendinginkan daya hidup air beberapa biji tanaman Padi(Oryza sativa) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris).
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Penambahan volume dalam peristiwa imbibisi adalah lebih kecil dari pada penjumlahan volume zat mula-mula, dengan zat yang diimbibisikan apabila dalam keadaan bebas. Perbedaan ini diduga karena zat atau molekul yang diimbibisikan harus menempati ruang diantara moleku-molekul zat yang mengimbibisi sehingga volume zat yang diimbibisikan tertakan lebih kecil dari pada bila dalam keadaan bebas. (Heddy. 1990)
Hingga karakter tahan air serta biji mampu berkacambah. Penyebab lain yaitu pengujian impermeable penyerupaan gas, sehimgga O2 tidak dapat masuk kedalam sel dan CO2 tidak bisa keluar. Dengan peristiwa tersebut, sel menjadi dapat ditembus dan embrio dapat bernafas dengan bebas. (Thompson. 1990)
Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban, contohnya penyerapan air oleh benih dalam proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah, berkecambah, dilandasi oleh keluarnya radikula dari dalam benih. Syarat imbibisi yaitu perbadaan tekanan antara benih dengan larutan, dimana tekanan benih lebih kecil dari pada tekanan larutan, ada daya tarik-menarik yang spesifik antara air dan benih. Benih memiliki partikal koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, sellulose, dan benih kering memiliki tekanan sangat rendah. (www.Faperta.ugm.ac.id/imbibisi. 2008)
Dua kondisi yang cocok diperlukan untuk terjadinya imbibisi yaitu : kemiringan/gradien, potensi air harus ada antara permukaan absorbsi dan imbibisi air dan affinier (gaya gabung) harus ada antara komponen absorbsi dan substrat (bahan) imbibisi. (Devlin and Witham. 1992)
Setalah air berimbibisi enzim mulai berfungsi dalam sitoplasma yang mana telah terhidrasi. Imbibisi kembali beberapa enzim yang mengubah protein menjadi asam amino, lemak dan minyak menjadi larutan sederhana atau campuran dan enzim-enzim lain yang merombak pati menjadi gula. Air dan oksigen adalah kebutuhan utama perkecambahan serta cahaya. (Stern,dkk. 1998)
Imbibibisi adalah suatu proses fisika dengan suatu nilai kurang dari 2 dan akan terjadi pula biji yang tidak mampu hidup. Potensial air pada biji-bijian kering cukup rendah untuk menarik uap iar dari atmosfir tanah, tetapi laju gerakannya sangat lebih lambat lewat lintasan uap. Sebab utama potensial air biji yang rendah, adalah bahan simpanan yang terutama bersifat koloid, khususnya protein. Berat suatu biji yang kaya proteindapat melipat dua dalam 24 jam sebagai akibat air yang diambil. Dalam biji padi-padian yang berpati, berat permulaan dapat meningkatsampai kira-kira 150% berat aslinya, setelah itu berat nya tetap (konstan) sampai permunculan radicula. (Fitter and Hay. 1990)
Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil, cepat dan tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan biji tampak terhadap pertumbuhan akar dan system yang cepat, lebih luas dan banyak menampung sumber air yang diterima. (Bewley and Black. 1992)
Ahli fisiologi benih menyatakan ada empat tahap: (1) hidrasi atau imbibisi, selama kedua priode tersebut, air masuk kedalam embrio dan membasahi protein dan koloid lain. (2) pembentukan atau pengaktifan enzim, yang menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik. (3) pemanjangan sel radikal, diikuti munculnya radikula dari biji. (4) pertumbuhan kecambah selanjutnya. Lapisan yang membungkus embrio, yaitu endosperm, kulit biji dan kulit buah.
(Salisbury and Ross.1992)
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada hari sabtu 20 september 2008 dengan ketinggian 25 meter dari permukaan laut pada pukul 08.00 wib sampai selesai.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan adalah biji Padi (Oryza sativa) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) sebagai objek percobaan, air sebagai indikator biji dan kertas label untuk menulis label nama.
Adapun alat yang digunakan adalah botol kocok untuk tempat objek percobaan, timbangan untuk menimbanag berat biji yang diinginkan, kalkulator untuk menghitun data, tissue untuk mengeringkan biji, kertas millimeter untuk menggambar grafik alat tulis untuk menulis data, dan sebagainya.
Prosedur Percobaan
• Disiapkan 20 botol kocok / gelas beaker
• Ditimbang biji padi dan biji kacang merah masing-masing 10 gram
• Dimasukkan kedalam botol kocok / beaker glass dan masing-masing biji direndam selama 1,2,3,4,5,6,8,12,24,48 jam.
• Ditimbang berat biji yang telah direndam sesuai perlakuan.
• Dihitung persentase kadar air dengan rumus:
% Kadar Air = Berat Akhir – Berat Awal X 100 %
Berat Akhir
• Digambar grafik hubungan antara lama perendaman dengan pertambahan berat biji dalam satu grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Komoditi : Padi (Oryza sativa)
Perlakuan (Jam) Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) % KA
1 10 10,5 4,76 %
2 10 11,4 12,28 %
3 10 11,5 13,04 %
4 10 11,3 11,50 %
5 10 11,6 13,79 %
6 10 11,5 13,04 %
8 10 10,4 3,85 %
12 10 10,6 20,63 %
24 10 12,7 21,26 %
48 10 35,2 71,50 %
Komoditi : Kacang Merah (Phaseolus vilgaris)
Perlakuan (Jam) Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) % KA
1 10 10.9 8,25 %
2 10 11.6 13,79 %
3 10 13.5 25,93 %
4 10 14.4 30,56 %
5 10 15.9 37,11 %
6 10 13.9 28,06 %
8 10 16.3 38,65 %
12 10 19.3 48,14 %
24 10 19.8 49,50 %
48 10 44.0 77,27 %
Perhitungan
Komoditi : Padi (Oriza sativa)
%KA (1jam) = 10,5-10 X 100 % = 4,76 %
10,5
%KA (2jam) = 11,4-10 X 100 % = 12,28 %
11,4
%KA (3jam) = 11,5-10 X 100 % = 13,04 %
11,5
%KA (4jam) = 11,3-10 X 100 % = 11,50 %
11,3
%KA (5jam) = 11,6-10 X 100 % = 13,79 %
11,6
%KA (6jam) = 11,5-10 X 100 % = 13,04 %
11,5
%KA (8jam) = 14,4-10 X 100 % = 3,85 %
14,4
%KA (12jam) = 10,6-10 X 100 % = 20,63 %
10,6
%KA (24jam) = 12,7-10 X 100 % = 21,26 %
12,7
%KA (48jam) = 35,2-10 X 100 % = 71,50 %
35,2
Komoditi : kacang Merah (Phaseolus vilgaris)
%KA (1jam) = 10,9-10 X 100 % = 8,25 %
10,9
%KA (2jam) = 11,6-10 X 100 % = 13,79 %
11,6
%KA (3jam) = 13,5-10 X 100 % = 25,93 %
13,5
%KA (4jam) = 14,4-10 X 100 % = 30,56 %
14,4
%KA (5jam) = 15,9-10 X 100 % = 37,11 %
15,5
%KA (6jam) = 13,9-10 X 100 % = 28,06 %
13,9
%KA (8jam) = 16,3-10 X 100 % = 38,65 %
16,3
%KA (12jam) = 19,3-10 X 100 % = 48,14 %
19,3
%KA (24jam) = 19,8-10 X 100 % = 49,50 %
19,8
%KA (48jam) = 44,0-10 X 100 % = 77,27 %
44,0
Pembahasan
Faktor yang mempengaruhi ketidak akuratan data ialah disebabkan oleh kurangnya perhatian praktikan terhadap percobaan, yang mengakibatkan kurangnya air yang mengakibatkan potensi air biji yang rendh akan menghambat proses imbibisi biji, dimana hal ini terjadi pada biji yang kering dan keriput. Selain itu juga dipengaruhi komponen absorbsi dan substratsi biji. Hal ini sesuai dengan literatur Davlin and Witham (1992) bahwa dua kondisi yang cocok yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi yaitu: (1) gradien potensi air harus ada antara permukaan absorbsi dan imbibisi air dan (2) affinitter harus ada antara komponen absorbsi dan subtansi imbibisi.
Berat padi yang direndam selama 48jam bertambah sebesar 25,2 gram, sedangkan kacang merah 34,0 gram. Hal ini karena kacang merah mengandung protein dan padi mengandung zat tepung. Zat tepung lebih mudah larut, tetapi padi memiliki kulit yang keras, sehingga susah untuk mengabsorbsi air, sebaliknya kacang merah memiliki kulit yang tipis, sehingga lebih banyak menyerap air dan biji bertambah besar. Hal ini sesuai dengan literatur Fitter and Hay (1990) yang menyatakan bahwa imbibisi terjadi pada waktu biji kering yang tidak memiliki kulit biji yang kedap diletakkan dalam kontak dengan air.
Pada percobaan didapat padi memiliki pertambahan berat yang baik dari hasil penyerapan air, tetapi pada perlakuan 8 jam berat padi cenderung menurun dan pada perlakuan 24jam berat padi bertambah lagi. Hal ini dipengaruhi oleh radicula. Pernyataan ini sesuai dengan literatur Fitter and Hay (1990) yang menyatakan bahwa dalam biji-bijian padi yang berpati, berat permulaan dapat meningkat dampai kira-kira 150 % berat aslinya, setelah itu beratnya tetap (konstan) sampai permunculan radicula.
Faktor-faktor yang mempenaruhi terbentuknya imbibisi pada kacang merah dan padi adalah tekanan, kulit biji, benih dan substratnya. Semakin kecil tekanan benih dari pada tekanan larutan, maka semakin besar proses imbibisi. Kulit biji tipis, mengandung substrat yang mudah larut dalam air dan benih tidak kering, maka air yang diserap akan lebih banyak dan sebaliknya. Hal ini sesuai literature Http://www.Faperta.ugm.ac.id (2008) yang menyatakan bahwa tekanan benih lebih rendah dari tekanan larutan. Benih merupakan koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein pati, dan sellulosa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pada percobaan didapat % KA terbesar biji padi dengan lama perendaman 48jam yaitu sebesar 71,50 %.
2. Pada percobaan didapat % KA terbesar pada biji kacang merah adalah biji kacang merah dengan lama perendaman 48 jam yaitu sebesar 77,27 %.
3. Pada percobaan didalam % KA terkecil pada biji padi adalah biji padi dengan lama perendaman 8 jam yaitu sebesar 3,85 %.
4. Pada percobaan didapat % KA terkecil pada biji kacang merah adalah biji kacanag merah dengan lama perendaman 1 jam yaitu sebesar 8,25 %.
5. Berat akhir biji padi yang tertinggi pada perlakuan selama 48jam yaitu sebesar 35,2 gram dengan kadar air 71,50 % , sedangkan berat akhir yang terendah pada perlakuan selama 8 jam dengan kadar air 3,85 %.
Saran
Sebaiknya pada waktu percobaan, praktikum melakukan percobaan sesuai dengan prosedur percobaan. Sebaliknya biji yang direndam diletakkan di suatu tempat yang sama, sebaliknya praktikan lebih teliti dalam menghitung berat agar tidak terjadi kekeliruan data.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Holtikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.
Bewley. J. D and Black M. 1992. Seeds Physiology Of Development and Germination. Plenum Press. New York.
Devlin, R. M and F. H. Witham. 1992. Plant Physiology. Wardsworth Publishing Company. California.
Fitter, A. H and R. K. M. Hay. 1990. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Goldswothy, P. R and Fisher, N. M. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Http://www.Faperta.UGM.ac.id/buper. 2008. Imbibisi. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2008. Page 1-3.
Http://www.Tedbio.multiply.com. 2008. Transportasi pada tumbuhan. Diakses pada tanggal 8 November 2008. Page 1-2.
Http://id.wikipedia.org/wiki/perkecambahan. 2008. Perkecambahan. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2008. Page 1.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Salisbury, K. B. and H. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Stern, K. R, S. Jansky and J. E. Bidlack. 1998. Introductory Plant Biology. Mc Graw Hill. New York.
Thompson, J. R. 1990. An Introduction to Seed Technology. Leonard Hill.
Rabu, 05 Agustus 2009
imbibisi biji
Diposting oleh arenloveu di 2:35:00 AM
Label: fisiologi tumbuhan, imbibisi biji
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Hе hаd a trеnd of inspirational
actions, by geneгating mіllionѕ of dollагs
in νalue to the busіness team, but іt is а game of football.
With mу νіntage-ѕtyle
t-shirt label, it was 6.
my web-sіte :: ufv.br
Posting Komentar