BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 01 April 2011

KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack.) SEBAGAI OBAT LUKA TERPUKUL (MEMAR)

         Tumbuhan kemining (Murraya paniculata (L) Jack) merupakan tumbuhan hutan, tumbuh di semak belukar atau ditanam orang sebagai perdu hias. Tumbuhan kmuning (Murraya paniculata (L) Jack) tumbuh kira-kira sampai setinggi 400 m di atas permukaan laut. Variasi morfologi besar sekali, tumbuhan kemuning biasanya dijumpai untuk memagari pekarangan adalah jenis yang berdaun kecil dan lebat. Tumbuhan yang termasuk suku Rutaceae ini, merupakan perdu atau pohon kecil yang bercabang banyak, tinggi 3 – 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daunnya merupakan daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3 – 9, yang tumbuh berseling, bentuk bundar telur sungsang, dengan ujung dan pangkal daun meruncing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 – 7 cm, lebar 1 – 3 cm, permukaan licin dan mengkilat. Panjang tangkai daun 3 – 4 mm. Daun bila diremas tidak berbau. Bunganya bunga majemuk 1 – 8, warnanya putih, wangi keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Buahnya buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, lebar, merah mengkilat, panjang 8 – 12 mm, berbiji dua. Bagian tumbuhan yang sering digunakan sebagai obat adalah daun, buah dan kulit.
Tumbuhan ini dikenal dengan beberapa nama daerah, di Sumatera: Kemuning, kamunieng, di Jawa: kamuning, kamoneng, kemuning, Nusa tenggara: kajeni, kemuning, kamuni, kahabar, karizi, Sulawesi: kemuning, kamuni, kayu gading, kamoni, kamuning, palopo, Maluku: esehi, fanasa, kamoni, kamone (Siregar, 2005).


BUDIDAYA KEMUNING

Perbandingan λ maks senyawa pembanding dari literatur dengan senyawa hasil isolasi adalah 390 – 430 nm: 400 – 410 nm. Sedangkan hasil interpretasi spektrum infra merah pada bilangan gelombang 2918.1 – 2848.7 cm-1 (kuat) menunjukkan vibrasi rentangan –CH dari –CH2, pada 1739.7 – 1706.9 cm-1 (sedang) menunjukkan vibrasi gugus –CO, 1647.1 cm-1 (lemah) menunjukkan vibrasi rentangan –C=C-, 1456.2 (sedang) menunjukkan –CH dari CH3, 1375.2 (sedang) menunjukkan serapan –CH3, 1232.4 – 1022.2 cm-1 menunjukkan vibrasi rentangan –C-O pada alkohol dan 972.1 – 887.2 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur dari HC=C-. interpretasi spektrum H1-NMR δ 0.6 – 3.0 ppm (senyawa pembanding kira-kira 1.7 ppm) dengan puncak multiplet menunjukkan adanya pergeseran kimia proton (-CH2-CH=C(CH3)2), (pembanding kira-kira 2.7 ppm) CH3OCO-, -C-CH3, aromatik, (senyawa pembanding 2.3 ppm) H-3 flavanon, δ 4.2 – 5.8 ppm (senyawa pembanding 4.2 – 6.0 ppm) dengan puncak multiplet menunjukkan adanya (H-2 dihidroflavonol), (H-2 flavanol), (-O-CH2-O-). Titik lebur senyawa hasil isolasi 197 – 198oC sedangkan untuk senyawa pembanding 196 – 197oC. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan senyawa yang diperoleh dari hasil isolasi mirip dengan senyawa auron.
Dari hasil kromatografi lapis tipis ekstrak daun Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dengan pelarut ekstraksi etanol 40 % , menggunakan larutan pengembang etil asetat dan penampak bercak sinar UV 254 nm, 366 nm dapat disimpulkan sebagai berikut : Terdapat enam komponen senyawa kimia yang dimungkinkan merupakan senyawa golongan alkohol, keton tingkat tinggi, steroid, asam organik, terpen dan minyak atsiri. Pada percobaan uji aktivitas antibakteri terbukti ekstrak etanol daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack mempunyai daya antibakteri terhadap Escherichia coli secara in vitro dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) 30 % b/v dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 40 % b/v.
Daun tumbuhan kemuning (Murraya paniculata (L) Jack mengandung senyawa flavonoida kristal kuning berbentuk jarum sebanyak 99.6 mg dengan titik lebur 197 – 198oC. (Siregar, 2005).
Dari hasil analisis kuantitatif secara KLT terhadap ekstrak etanol daun kemuning dengan sinar UV 254 nm terdapat 6 bercak pada kromatogram dengan harga Rf masing-masing 0,45; 0,58; 0,62; 0,67; 0,68; 0,70. Masing – masing bercak dapat terpisah dengan baik dan tidak terjadi penumpukan. Ini menunjukkan bahwa larutan pengembang etil asetat dinilai sebagai eluen yang baik dalam memisahkan senyawa- senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kemuning (Murraya panicula (L.) Jack). Begitu juga pada warna yang dihasilkan masing- masing bercak terlihat jelas dengan penampak sinar UV 254 nm. Sedangkan pada pengamatan dibawah sinar UV 366 nm bercak yang nampak lebih sedikit terdeteksi dan semua meredam. Harga Rf yang dihasilkan pada 4 bercak dengan sinar UV 366 nm adalah sama dengan penampak sinar UV 254 nm untuk letak bercak yang sama pada lempeng KLT. Ini menunjukkan bahwa senyawa kimia pada bercak itu adalah sama. Warna beberapa bercak dibawah sinar UV 254 nm yang memiliki intensitas warna paling kuat diantara bercak lainnya antara lain ungu (Rf 0.62), ungu jingga (Rf 0.67) hijau (Rf 0.68) dan coklat (Rf 0.70). Dengan demikian secara kuantitatif senyawa kimia tersebut kandungannya lebih tinggi. (Kartika, 2007).           
Berdasarkand ari hasil penelitian yang yang dilakukan menggunakan ekstrak air daun Kemuning terhadap kadar kolesterol darah kelinci, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ekstrak air daun Kemuning (Muraya paniculata (L.) Jack,) konsentrasi 51,0 % dengan dosis 2,5 g/kg BB ,                       75 % dengan dosis 3,5 g/kg BB, dan 100 % dengan dosis 5 g/kg BB satu kali sehari secara oral pada kelinci dapat menurunkan kadar Kolesterol total, LDL kolesterol Trigliserida dan rasio kadar Kolesterol total : HDl-kolesterol darahk elinci. Dan tidak ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kadar Kolesterol total , LDL - kolesterol , Trigliserida , dan rasio kadar kolestenol total : HDL - kolesterol pada pernberian ekstrak air daun Kennrning konsentrasi 5O o/o , 75Yo,dan l}Q o/o (
Pemberian minyak kelapa dengan dosis 5 nrl / kg BB satu kali sehari selama2 minggu dapat meningkatkank adar Kolesterol total, LDl-kolesterol Trigliserida dan rasio kadar Kolesterol total : tlDl-kolesterol darah kelinci (Jualiawati, 1998).

KEGUNAAN KEMUNING
Kegunaan tumbuhan kemuning antara lain dapat menyembuhkan memar karena benturan, sakit rematik, sakit gigi, sakit borok, epidemik encephalitis B, lokal anaesthesis, orchitis, bronchitis, infeksi saluran kecing, datang haid tidak teratur, mengurangi lemak tubuh berlebihan, gigitan serangga, ular, bisul gatal, eksim dan penyakit koreng (Siregar, 2005).
Salah satu bagian tanaman yang sering digunakan untuk obat adalah daun. Di masyarakat khasiat daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) diantaranya untuk mengatasi nyeri, menurunkan demam, obesitas, penyakit infeksi seperti bisul, ekzema, ulkus, infeksi saluran kencing, infeksi saluran pernafasan, diare dan disentri.
Daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) mengandung senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, saponin, damar, dan tanin. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung di tanaman Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dilaporkan dalam beberapa karya ilmiah mempunyai aktivitas biologi sebagai obat pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), penurun panas (antipiretik), dan antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (Kartika, 2007).

FUNGSI OBAT
Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak, dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar. 

KESIMPULAN

1.      Daya kemuning sebagai obat pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), penurun panas (antipiretik), dan antibakteri.
2.      Daun tumbuhan kemuning (Murraya paniculata (L) Jack mengandung senyawa flavonoida kristal kuning berbentuk jarum sebanyak 99.6 mg dengan titik lebur 197 – 198oC.
3.      Pengobatan memar dengan menggunakan daun kemuning digunakan daun yang masih segar.
4.      Cara pemberian pengobatan dengan meletakkan daun yang telah di masak pada bagian yang terkena luka pukulan (memar).
.
DAFTAR PUSTAKA

Juliawati, 1998. Pengaruh Ekstrak Air Daun Kemuning (Murraya Paniculata (L.)   Jack.) terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelinci. Skripsi. Diakses dari   http://digilib.ubaya.ac.id.

Kartika, D. S., 2007. Profil Kromatogram Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya Paniculata (L.) Jack.) Terhadap Bakteri
            Escherichia Coli In Vitr. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id.

Siregar, P. H., 2005. Isolasi Flavonoida dari Daun Tumbuhan Kemuning (Murraya paniculata [L] Jack) Jurnal Sains Kimia (Suplemen) Vol 9, No.3, 2005: 12-14. diakses dari http://repository.usu.ac.id.


0 komentar: