DAERAH ASAL
Nama Alpukat, Apokat atau Avocad (dari bahasa Inggris, Avocado) berasal dari bahasa Aztek, ahuacatl (dibacanya kira-kira “Awakatl”). Suku Aztek berada di daerah Amerika Tengah dan Meksiko. Oleh karena itu, buah ini pada mulanya dikenal di daerah tersebut. Pada saat pasukan Spanyol memasuki wilayah tersebut pada sekitar awal abad ke-16, berbagai tumbuhan dari daerah ini, termasuk Alpukat, diperkenalkan kepada penduduk Eropa. Orang pertama yang memperkenalkan buah Alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martin Fernandez de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan kakao, jagung, dan kentang kepada masyarakat Eropa.
Alpukat (Persea americana Mill) yang berkembang di Indonesia kebanyakan berasal dari Amerika Tengah dan sedikit dari Guatemala . Buah itu masuk ke Indonesia pada abad ke - 18. Sebenarnya masih ada jenis lain yang masuk ke Indonesia , yaitu alpukat Mexican. Namun karena jenis ini lebih sesuai untuk ditanam di daerah subtropis ( dengan ketinggian daerah diatas 2.000 m dpl ), maka pertumbuhannya di Indonesia kurang begitu baik.
Tanaman alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920 - 1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi
|
Negara-negara penghasil alpukat dalam skala besar adalah Amerika ( Florida , California , Hawaii ), Australia , Cuba , Argentina , dan Afrika Selatan. Dari tahun ke tahun Amerika mempunyai kebun alpukat yang senantiasa meningkat.
Di Indonesia, tanaman alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, belum dibudidayakan dalam skala usahatani. Alpukat dapat ditemukan di seluruh daerah di Indonesia. Daerah penghasil alpukat adalah Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara.
|
Belakangan sejumlah ilmuwan menemukan fakta baru. alpukat sarat glutation, senyawa fitokimiawi alami non-gizi yang berkhasiat. Glutation merupakan antioksidan kuat pengusir beragam kanker, khususnya kanker mulut dan tenggorokan, serta mencegah serangan jantung. Dibandingkan dengan pisang, apel, blewah, maupun anggur, kandungan glutation dalam alpukat 3 kali lipatnya.
Beta-sitoterol adalah senyawa fitokimiawi lain yang ditemukan dalam alpukat. Lemak nabati merupakan bagian “lemak baik”, khasiatnya menurunkan seluruh jenis lemak darah yang dapat memicu penyakit akibat gangguan pembuluh, khususnya stroke dan serangan jantung. Beta-sitosterol akan menormalkan kadar “kolesterol jahat”, trigliserida, maupun total lemak darah. Jumlahnya mencapai 4 kali lipat dibanding yang terdapat dalam pisang, apel, anggur, maupun blewah. Pemanfaatan buah alpukat disamping daging buahnya bisa juga biji dari buah ini, yaitu untuk mengobati maag. cara menyiapkan atau membuat obat herbal dari biji alpukat tersebut.
Beta-sitoterol adalah senyawa fitokimiawi lain yang ditemukan dalam alpukat. Lemak nabati merupakan bagian “lemak baik”, khasiatnya menurunkan seluruh jenis lemak darah yang dapat memicu penyakit akibat gangguan pembuluh, khususnya stroke dan serangan jantung. Beta-sitosterol akan menormalkan kadar “kolesterol jahat”, trigliserida, maupun total lemak darah. Jumlahnya mencapai 4 kali lipat dibanding yang terdapat dalam pisang, apel, anggur, maupun blewah. Pemanfaatan buah alpukat disamping daging buahnya bisa juga biji dari buah ini, yaitu untuk mengobati maag. cara menyiapkan atau membuat obat herbal dari biji alpukat tersebut.
Alpukat sangat berguna untuk menangkal gejala penyakit flu. Karena, di dalam setiap buah alpukat, terkandung banyak vitamin E yang berkhasiat untuk menangkal radikal bebas dan menekan resiko infeksi. Selain itu, alpukat juga mengandung vitamin B yang membantu proses produksi antibodi secara alami. Alpukat juga mengandung omega 6 serta asam lemak esensial yang bermanfaat untuk meredakan radang. Mengkonsumsi buah ini secara rutin dapat meningkatkan sistem imun pada tubuh manusia.
Efek farmakologis daun alpukat adalah peluruh kencing ( diuretik ) dan astringen. Selain itu, daun dan kulit ranting memiliki efek farmakologis, seperti peluruh kentut ( karminatif ), penyembuh batuk, pelancar menstruasi, emollient, dan antibakteri.
Buah Alpukat ternyata memiliki banyak sekali manfaat. Batang pohonnya dapat digunakan sebagai bahan bakar, kulitnya digunakan sebagai pewarna warna coklat pada produk dari bahan kulit, dagingnya dijadikan bahan dasar untuk kosmetik. Bijinya digunakan sebagai bahan pewarna pakaian yang tidak mudah luntur. Biji Alpukat juga bisa dijadikan obat penurun kadar gula untuk penderita diabetes. Caranya biji tersebut dihaluskan dengan menggunakan blender lalu hasilnya diminum.
Daun alpukat ternyata juga bermanfaat mengatasi berbagai keluhan seperti batu ginjal, sakit pinggang, dan hipertensi.
Biji alpukat bisa mengobati sakit gigi dan kencing manis. Daunnya yang berbentuk bulat telur memanjang pun juga sangat berkhasiat. Terutama untuk memperlancar kencing, mengobati kencing batu, batu ginjal, darah tinggi, sakit kepala, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran pernafasan membengkak, sakit punggung, sakit perut, disentri, dan menstruasi tidak teratur. Kulit kayu alpukat bisa mengiobati penyakit eksim. Daging buahnya yang penuh vitamin E dapat dijadikan pelembut, penghalus kulit, pembersih muka, penghitam rambut dan pendingin mata. Sementara kulit bagian dalam buah alpukat mengandung senyawa humektan yang dapat menahan kelembapan.
Kadar asam folat dan vitamin E juga tinggi, kalium alpukat lebih efektif dalam meredam hipertensi dan memperlancar aliran darah. Berbeda dari buah-buahan lain, alpukat hampir tidak mengandung pati, sedikit mengandung gula buah, tetapi banyak mengandung serat selulose. Oleh sebab itulah alpukat sangat dianjurkan bagi penderita diabetes. Di dalam alpukat juga banyak mengandung zat besi dan zat tembaga yang sangat penting dalam pembentukan sel darah merah dan pencegahan anemia gizi. Paduan antara vitamin C, vitamin E, zat besi, kalium dan mangan menjadikan alpukat baik untuk menjaga kulit dan rambut. Zaman dahulu orang maya menganggap alpukat sebagai makanan yang mampu menjaga tulang-tulang sendi bergerak dengan bebas. Dalam satu alpukat mengandung 300 kalori, 88 persen dikontribuso sebagai lemak. Oleh sebab itulah tidak heran jika buah alpukat mampu memberikan lubrikasi ( pemberian minyak ) secara alami pada tulang-tulang persendian tubuh seperti leher, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut dan pergelangan kaki.
Kayu pohon alpukat bermanfaat sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industri pakaian. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit. Dalam bidang kecantikan, buah alpukat juga sering digunakan sebagai masker wajah. Buah ini dianggap mampu membuat kulit lebih kencang. Buah alpukat juga bermanfaat untuk perawatan rambut misalnya sewaktu melakukan creambath. Selain itu, sebagai buah, alpukat juga tentu bisa dinikmati sebagai hidangan yang lezat. Berbagai hidangan disajikan dengan menambah alpukat sebagai bagian dari hidangan tersebut.
|
Komponen | Kadar |
Energi buah Air Protein Lemak Karbohidrat Abu Vitamin : A B1 B2 B3 B6 C D E K Mineral : Ca Fe P | 85 kal – 233 kal 67,49% - 84,30% 0,27 gr – 1,7 gr 6,5 gr – 25,18 gr 5,56 gr – 8 gr 0,70 gr – 1,4 gr 0,13 mg – 0,51 mg 0,025 mg – 0,12 mg 0,13 mg – 0,23 mg 0,79 mg – 2,16 mg 0,45 mg 2,3 mg – 37 mg 0,01 mg 3 mg 0,008 mg 10 mg 0,9 mg 20 mg |
Tumbuhan alpukat, terutama bagian daun, memiliki rasa pahit dan kelat. Kulit ranting mengandung beberapa zat kimia di antaranya minyak terbang, seperti methylehavikol, alphapinene, tanin, dan flavonoid. Daging buah mengandung lemak jenuh, protein, sesqueterpenes, vitamin A, B1, dan B2.
Banyak orang masih sering salah sangka dengan kandungan gizi alpukat, lantaran sangat berlemak. Alpukat memang memilkiki kadar lemak tinggi diantara semua jenis buah-buahan. Namun total kalorinya tidaklah tinggi karena kandungan karbohidratnya terbatas. Lemak alpukat termasuk lemak tak jenuh tunggal, sehingga tidak akan menyebabkan naiknya berat badan. Satu buah alpukat mengandung nutrisi kalsium 23 mg, fosfor 95 mg, zat besi 1,4 mg, sodium 9 mg, potassiummm 1,368 mg, vitamin A 660 Iu, niacin 8,6 mg dan vitamin C 82 mg.
Alpukat merupakan satu-satunya buah yang kaya lemak. Kadarnya lebih dari dua kali kandungan lemak durian. Walaupun demikian, lemak alpukat termasuk lemak sehat, karena didominasi asam lemak tak jenuh tunggal oleat yang bersifat antioksidan kuat. Lemak alpukat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menaikkan kolesterol baik (HDL), sehinggasecara nyata menekan resiko stroke dan serangan jantung. Kemampuan ini diperkuat oleh kandungan betakaroten, klorofil, vitamin E dan vitamin B kompleks yang banyak terdapat di dalam alpukat. Alpukat kaya mineral kalium, tetapi rendah kandungan natriumnya. Perbandingan ini mendorong suasana basa di dalam tubuh kita. Berkurangnya keasaman tubuh akan menekan munculnya penyakit akibat kondisi tubuh terlalu asam.
|
Sistematika tanaman alpukat ( Persea americana Mill atau Persea gratissima Gaertn )
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill
Persea gratissima Gaertn
Akar merupakan akar tunggang yang pertumbuhannya cepat. Akar tunggang mempunyai akar pokok yang tumbuh lurus ke dalam tanah, dan tumbuh cabang akar. Cabang akar bercabang-cabang lagi dan cabang yang paling akhir umumnya lembut dan tipis (rambut akar). Panjang cabang akar 3 – 4 meter.
Tinggi batang > 20 m, kecuali yang berasal dari bibit hasil okulasi. Pada batang terdapat daun berbentuk tunggal dan tersusun dalam bentuk spiral. Batang bercabang rendah.
Daun merupakan daun tidak lengkap ( terdiri dari : tangkai & helaian, tanpa upih dan pelepah daun ). Berwarna hijau atau hijau tua, berbentuk runcing sampai agak melebar, panjang 10 – 20 cm. Daun satu dengan yang lain sedikit berjarak dan daun teratur pada batang.
Temasuk bunga lengkap berkelamin dua ( memiliki benang sari dan putik ), tumbuh tersusun dalam malai pada tunas pucuk tapi penyerbukan sendiri tidak pernah terjadi. Bunga tergolong kecil berdiameter 0,5 cm – 1,5 cm. Sistem pembungaan alpukat :
Tipe A
Hari I ( pagi ) bunga berfungsi sebagai bunga betina. Saat ini putik siap menerima serbuk sari, tapi benang sarinya belum masak. Hari II ( siang ), bunga berfungsi sebagai bunga jantan. Saat ini serbuk sari masak, tapi putik sudah tidak mau membuka lagi.
Tipe B
Hari I ( pagi ), bunga berfungsi sebagai bunga jantan. Saat ini benang sari masak, namun putiknya belum siap menerima tamu ( menutup ). Hari II ( siang ), bunga berfungsi sebagai bunga betina. Saat ini putik terbuka, dan serbuk sari tidak siap membuahi.
Bentuk buah ada yang panjang, ada yang bundar. Kulitnya bermacam-macam dari yang tipis dan halus sampai kasar, tebal, dan keras.
Biji berkeping dua. Kulit biji umumnya mudah lepas dari bijinya. Bagian bawah biji agak rata dan membulat atau melonjong. Di bagian bawah ini terdapat semacam urat yang berhubungan dengan daging buahnya.
SYARAT TUMBUH
|
Cahaya matahari berkisaran 40% - 80%. Toleran dengan cahaya 80% atau lebih rendah ( var. dataran rendah ). Toleran dengan cahaya 40% atau lebih ( var. dataran tinggi ). Cahaya matahari langsung, terbuka penuh.
Angin diperlukan dalam proses penyerbukan. Kecepatan angin 62,4 km/jam – 73,6 km/jam dapat mematahkan ranting dan percabangan tanaman.
Tanaman alpukat dapat bertoleransi pada suhu tidak lebih dari 30 oC ( dat. rendah ); tidak lebih dari 15 oC ( dat. tinggi ).
Curah hujan 1500 – 3000 mm/tahun. Tipe curah hujan pada tanaman alpukat :
Tipe A : 12 b.b dan 0 b.k
Tipe B : < 9 atau 12 b.b dan 1 – 2 atau 2 – 4 b.k
Tipe C : 5 – 6 b.b dan 5 – 6 bk
Bulan basah ( b.b ) : bila curah hujan lebih dari 100 mm/bulan.
Bulan kering ( b.k ): bila curah hujan di bawah 100 mm/bulan.
Keadaan Tanah
Ketinggian tempat 0 m – 2000 m dpl. Paling cocok ditanam pada ketinggian antara 200 – 1000 m dpl. pH tanah : 5,5 – 6,5.
Dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, remah berhumus, tidak kedap air, dan drainase baik.
|
Tanaman alpukat dikelompokkan menjadi tiga tipe keturunan atau tiga Ras. Masing – masing ras Meksiko, ras Guetamala, dan ras Hindia Barat. Sifat atau tipe masing – masing ras diuraikan berikut ini:
Ras Meksiko
Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis (2.400 - 2.800 m dpl). Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan.Buah kecil dengan berat 100 - 225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek, kulitnya tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras ini tahan terhadap suhu dingin.
Ras Guatemala
Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim sub tropis ( 800 - 2.400 m dpl). Kurang tahan terhadap suhu dingin ( toleransi sampai -4,5 derajat C). Daunnya tidak berbau adas. Buah mempunyai ukuran yang cukup besar, berat berkisar antara 200 - 2.300 gram, kulit buah tebal, keras, mudah rusak dan kasar ( berbintil-bintil ). Masak buah antara 9 - 12 bulan sesudah berbunga. Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji yang melekat. Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang.
Ras Hindia Barat
Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian di bawah 800 m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya berukuran besar dengan berat antara 400 - 2.300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6 - 9 bulan sesudah berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keping biji kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah.
|
Antara tahun 1920 – 1930 dalam usaha memperbaiki kesehatan gizi masyarakat, pemerintah telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikt. Varietas – varietas alpukat di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua yaitu varietas unggul dan varietas lainnya.
Varietas Unggul
1. Alpukat Ijo Panjang
2. Alpukat Ijo Bundar
Varietas Alpukat Lainnya
1. Alpukat Merah Panjang
2. Alpukat Merah Bundar
3. Alpukat Dickinson
4. Alpukat Butler
5. Alpukat Winslowson
6. Alpukat Benik
7. Alpukat Puebla
8. Alpukat Fuerte
9. Alpukat Collinson
10. Alpukat Waldin
11. Alpukat Ganter
12. Alpukat Mexicola
13. Alpukat Duke
14. Alpukat Ryan
15. Alpukat Leucadia
16. Alpukat Queen
17. Alpukat Edranol
Varietas Unggul
Alpukat Ijo Panjang
Tinggi pohon : 5 m – 8 m
Tajuk pohon : jorong ke atas, 6 m x 7 m
Bentuk percabangan : banyak, horizontal cenderung ke atas
Letak daun : agak tegak
Permukaan daun : licin
Bentuk daun : bulat panjang dengan tepi rata
Ukuran daun : 7,5 cm x 16,5 cm
Panjang tangkai daun : 3 cm
Warna tandan bunga : hijau muda
Warna bunga : hijau kekuningan
Berbuah : terus-menerus, tergantung lokasi dan kesuburan tanah
Kerontokan buah : sedikit
Berat buah : 0,3 kg – 0,5 kg
Bentuk buah : bentuk pear (pyriform)
Kulit buah : hijau licin berbintik kuning, tebal 1,5 mm
Ujung buah : tumpul
Pangkal buah : mengecil (meruncing)
Warna buah muda : hijau muda
Warna buah masak : hijau tua kemerahan
Daging buah : kuning
Rasa buah : enak, gurih, agak lunak
Tebal daging buah : tebal
Diameter buah : 6,5 cm–10 cm (rata-rata 8 cm)
Panjang buah : 11,5 cm–18 cm (rata-rata 14 cm)
Bentuk biji : jorong
Ukuran biji : 4 cm x 5,5 cm
Hasil : 40 kg–80 kg per pohon per tahun (rata-rata 50 kg)
Alpukat Ijo Bundar
Tinggi pohon : 6 m–8 m
Tajuk pohon : melebar ke samping 9,5 m x 10 m
Bentuk percabangan : banyak, mendatar
Letak daun : agak tegak
Permukaan daun : agak kasar
Bentuk daun : bulat panjang dengan tepi berombak
Ukuran daun : 6,5 cm x 15 cm
Panjang tangkai daun : 2,5 cm
Warna tandan bunga : hijau muda
Warna bunga : hijau kekuningan
Berbuah : terus-menerus, tergantung kepada lokasi dan kesuburan lahan
Kerontokan buah : sedikit
Berat buah : 0,3 kg – 0,4 kg
Bentuk buah : lonjong (oblong)
Kulit buah : permukaan licin, berbintik kuning, tebal 1mm
Ujung buah : bulat
Pangkal buah : tumpul
Warna buah muda : hijau muda
Warna buah masak : hijau tua
Daging buah : kuning kehijauan
Rasa buah : enak, gurih, agak kering
Daging buah : tebal
Diameter buah : 7,5 cm
Panjang buah : 9 cm
Bentuk biji : jorong
Ukuran biji : 4 cm x 5,5 cm
Hasil : 20 kg – 60 kg per pohon per tahun (rata-rata 30 kg)
Varietas Alpukat Lainnya
Alpukat Merah Panjang
Sangat kecil disukai, berbentuk bulat lonjong. Berat rata-rata lebih kurang 340 gr. Kulit licin, tidak tebal, berwarna hijau kekuningan. Daging buah tebal, rasanya gurih enak. Biji tergolong besar, berukuran 5 cm x 3,5 cm. Produksi buah tergolong tinggi, daya simpan buah baik.
Alpukat Merah Bundar
Buah berbentuk bulat dan cukup disukai. Buahnya tergolong kecil, rata -rata sebesar 290 gr. Kulit buah licin, tipis, dan berwarna hijau kekuningan. Daging buah tebal, agak berair, rasanya gurih. Biji tergolong besar, berukuran 5,5 cm x 4 cm. Produksi buah tinggi, daya simpan buah baik.
Alpukat Dickinson
Ditemukan dari ras Guatemala. Buah berbentuk bulat, ukuran kecil, dan berat rata-rata 390 gr. Kulit buah tebal ( 2mm ), kasar, berbintik-bintik, berwarna hijau tua. Daging buah tebal dan kering sehingga sangat disukai. Biji tergolong besar, berukuran 5,5 cm x 4 cm. Produksi buah tinggi, daya simpan buah baik.
Alpukat Butler
Ditemukan dari ras Hindia Barat. Bentuk buah bulat kecil dengan berat rata-rata 350 gr. Kulit buah tebal ( 1,5 mm ), licin, berwarna hijau kekuningan, dan berbintik-bintik. Daging buah tebal, gurih, dan agak berair. Cukup disukai. Biji tergolong besar, berukuran 5,5 cm x 4 cm. Produksi buah tergolong sedang, daya simpan buah baik.
Alpukat Winslowson
Tergolong ras Guatemala dan sangat disukai. Buah berbentuk bulat, berukuran sedang, dan berat buah rata-rata 500 gr. Kulit buah tebal, kasar, dan berwarna hijau tua. Daging buah tebal, gurih, dan agak manis. Biji tergolong besar, berukuran 5 cm x 6 cm. Produksi buah sedang, daya simpan buah cukup baik
Alpukat Benik
Tergolong ras Guatemala yang cukup disukai. Buah berbentuk bulat, berukuran kecil, dengan berat rata-rata 430 gr. Kulit buah licin, berwarna hijau kehitaman dengan bintik-bintik, dan ketebalan kulit sedang. Daging buah tebal, gurih, dan kurang berair. Biji tergolong besar dengan ukuran 5 cm x 5 cm. Produksi buah tinggi, daya simpan buah cukup baik.
Alpukat Puebla
Tergolong ras Meksiko dan sangat disukai. Buahnya berbentuk bulat, ukuran kecil, berat rata-rata 220 gr. Kulit buah licin, tipis, berwarna hijau. Ketebalan daging buahh sedang dan cukup gurih rasanya. Biji tergolong besar, berukuran 4,5 cm x 5 cm. Produksi buah sedang, daya simpan buah tergolong jelek.
Alpukat Fuerte
Cukup disukai. Bentuk bulat, lonjong, berat buah rata-rata 250 gr, Kulit buah tebal ( 1,5 mm ), agak kasar, berbintik-bintik, dan berwarna hijau tua. Daging buah tebal dan gurihh rasanya. Biji tergolong besar, berukuran 5 cm x 4 cm. Produksi buah sedang, daya simpan buah cukup baik.
Alpukat Collinson
Buah berbentuk bulat, berukuran kecil, berat rata-rata 210 gr. Kulit buah tipis, licin, berwarna hijau kekuningan, dan berbintik-bintik jelas. Daging buah tebal, gurih, dan manis. Biji tergolong besar, berukuran 5,5 cm x 6 cm. Produksi buah sedang, dan daya simpan buah tergolong jelek.
Alpukat Waldin
Tergolong ras Hindia Barat yang cukup disukai. Buah berbentuk bulat, berukuran kecil, berat rata-rata 230 gr. Kulit buah tipis, halus, berwarna hijau kekuningan. Daging buah tebal, gurih, dan agak berat. Biji tergolong besar, berukuran 5,5 cm x 6 cm. Produksi buah rendah dan daya simpan buah jelek.
Alpukat Ganter
Tergolong ras Meksiko yang cukup disukai. Bentuk buah bulat, berukuran kecil, berat rata-rata 110 gr. Kulit buah halus, tipis ( 1 mm ), berwarna hijau, berbintik jelas. Daging buah tipis, rasanya gurih. Biji tergolong besar, berukuran 4,5 cm x 4,5 cm. Produksi buah rendah, daya simpan buah jelek.
Alpukat Mexicola
Dari ras Mexico ini kurang disukai. Bentuk buah bulat lonjing, berukuran kecil, berat rata-rata 70 gr. Kulit buah licin, tipis, berwarna hijau berbintik-bintik. Daging buah tipis dan agak berbau. Biji tergolong kecil, berukuran 3,5 cm x 3,5 cm. Produksi buah sedang, dan daya simpan buah jelek.
Alpukat Duke
Dari ras Meksiko, dan kurang disukai. Buahnya kecil, berbentuk bulat lonjong, berat rata-rata 150 gr. Kulit buah licin, tipis, berwarna hijau kecoklatan, dan berbintik-bintik. Daging buah tipis, dan rasanya hambar. Biji tergolong kecil, berukuran 4 cm x 3 cm. Produksi buah tergolong tinggi, daya simpan buah jelek.
Alpukat Ryan
Dari ras Guatemala ini cukup disukai. Buah kecil, hanya 220 gr, berbentuk bulat lonjong. Kulit buah tipis dan kasar berbintik-bintik. Ketebalan daging buah sedang, dan rasanya gurih. Biji tergolong besar, berukuran 4,5 cm x 5 cm. Produksi buah rendah dan daya simpan buah jelek.
Alpukat Leucadia
Berbentuk bulat lonjong, kecil, hanya 230 gr, tetapi cukup disukai. Kulit buah licin berbintik-bintik, berwarna hijau agak kehitaman, dan tebalnya sedang. Daging buah tebal, rasanya gurih, dan agak berair. Biji besar, berukuran 5 cm x 5 cm. Produksi buah sedang dan daya simpan buah baik.
Alpukat Queen
Cukup disukai dan buah berbentuk bulat lonjong, berukuran sedang, dengan berat rata-rata 580 gr. Kulit buah berwarna hijau tua, tebal, dan kasar berbintik-bintik. Daging buah tebal, rasanya gurih sedikit hambar. Biji besar dan berukuran 5 cm x 4,5 cm. Produksi buah dan daya simpan buah sedang.
Alpukat Edranol
Dari ras Guatemala dan cukup disukai. Buahnya berbentuk bulat lonjong, kecil, dengan berat rata-rata 300 gr. Kulit buah berwarna hijau tua, tipis, agak kasar dengan bintik-bintik. Daging buah tebal, gurih, dan agak berair. Biji tergolong kecil, berukuran 3,5 cm x 5 cm. Produksi buah tergolong tinggi, dan daya simpan buah sedang.
Standarisasi buah alpukat yang disukai di pasaran internasional:
ž Besar buah berkisar antara 170 – 300 gr
ž Buah berbentuk pear (pyriform) sehingga mudah untuk dikemas
ž Kulit buah berwarna hijau gelap
ž Biji berukuran kecil memenuhi rongga biji sedangkan kulit biji melekat pada biji. Berat biji sebaiknya 12% dari berat buah dan memenuhi rongga biji
ž Kulit buah licin, tebalnya sedang, dan bila masak mudah dikelupas
ž Daging buah berwarna hijau kekuningan, tidak berserat dan mengandung lemak 16 – 22 %
ž Aroma buah semerbak, memiliki rasa seperti kacang, tidak manis dan pahit serta berminyak
ž Buah memiliki kualitas dan daya simpan baik, bila masak merata lunaknya. Di belah daging buah tetap segar dan menarik selama beberapa jam
|
Perbanyakan tanaman alpukat dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan Secara Generatif
Perbanyakan tanaman secara generatif dilakukan melalui biji. Biji terbentuk oleh adanya persatuan atau pembuahan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina di dalam kandung bakal biji ( ovulum ). Tanaman alpukat asal biji akan tumbuh tegak meninggi mencapai ketinggian 15 m – 20 m baru akan berbuah dan menghasilkan setelah brumur 8 - 10 tahun.
Tanaman alpukat asal biji tidak memiliki kepastian genetik, dan sifatnya tidak akan sama dengan induknya. Oleh karena itu, biji jarang digunakan sebagai bibit. Biji hanya digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan vegetatif .
Perbanyakan Secara Vegetatif
1. Perbanyakan Cara Enten
a. Cara sambung celah pada b.b berumur 3 bulan
1. b.a dipotong ± 10 cm, seluruh daun dibuang kecuali daun pucuk. b.a disayat kiri kanan 2 cm sehingga membentuk baji.
2. b.b dipotong pucuknya sehingga tinggal ± 10 cm tingginya.
3. b.b dibelah dua lurus sepanjang ± 2,5 cm.
4. b.a diselipkan diantara belahan b.b, lalu diikat dengan tali plastik.
5. Sambungan enten ini ditutup dengan kantong plastik.
b. Cara sambung siku
1. b.a dipotong ± 10 cm, seluruh daun dibuang, kecuali daun pucuk.
2. Bagian bawah b.a dibelah sepanjang 2 cm, sebagian celah sebelah kiri dibuang dengan disayat lurus, lalu membentuk sambungan siku.
3. Bagian atas b.b dipotong pucuknya hingga tinggal ± 10 cm tingginya, lalu dibelah sepanjang 2 cm. belahan bagian kanan dibuang sehingga berbentuk siku.
4. Bentuk siku b.a dipersatukan dengan bentuk siku b.b, lalu diikat dengan tali rafia.
5. Sambungan enten ini ditutup dengan kantung plastik.
c. Cara sambung samping
1. b.a dipotong ± 10 cm, seluruh daun dibuang, kecuali daun pucuk, bagian bawah b.a, sepanjang 2 cm, kiri kanannya dibuang sehingga membentuk taji.
2. b.b tidak dipotong, hanya dibuat celah disamping sepanjang 2,5 cm pada ketinggian 10 cm dari tanah.
3. b.a yang terbentuk baji disisipkan ke dalam celah samping tersebut, lalu diikat dengan tali rafia.
4. Setelah sebulan pucuk b.b sudah dapat dipotong.
d. Cara sambung celah pada b.b berumur 5 - 6 bulan
1. b.a disiapkan sepanjang 5 cm – 8 cm, besarnya sama dengan b.b, daun dibuang, kecuali daun pucuk. Bagian bawah cabang di kiri kanan disayat menjadi bentuk baji.
2. b.b dipotong pucuknya, tinggal ± 13 cm dari tanah, dibelah dua sepanjang 2,5 cm, dua daun bagian bawah ditinggalkan.
3. b.a diselipkan pada b.b, lalu diikat dengan tali rafia. Daun bagian bawah yang ditinggalkan digunakan untuk membungkus cabang enten.
2. Perbanyakan Cara Okulasi
Cara ini dilakukan pada b.b berumur 9 – 10 bulan, dengan cara forkert yang diperbaiki (modified Forkert method) atau disebut cara Cokro (nama penemu).
Okulasi menurut cara Cokro dilakukan sebagai berikut:
1. Tempat mengokulasi 10 cm diatas tanah, dan bebas dari percikan air hujan. Kulit batang pangkal pohon disayat melintang hingga bagian kayunya, kemudian kulit batang ini dikelupas ke bawah hingga 2 cm – 3 cm. lidah kulit batang yang dikelupas ini dipotong 2/3nya.
2. Mata tempel atau mata okulasi tidak bertangkai daun disayat berikut kayunya dari atas ke bawah atau ke arah badan.
3. Kayu tunas mata okulasi dikupas atau dikelentik pelan-pelan agar tidak merusak kehidupan mata tempel.
4. Kulit kayu yang mengandung mata tempel diselipkan di antara lidah kulit b.b, lalu diikat dengan melilitkan rapat tali rafia, tanpa menutupi mata tempel.
5. Setelah ± 3 minggu, biasanya mata tempel telah melekat/menyatu dengan batang b.b. Namun, tali pengikat mata tempel tetap dibiarkan terikat sampai 4 – 6 minggu. b.b boleh digantung separuhnya dan dirundukkan, untuk mempercepat pertumbuhan mata tempel.
3. Perbanyakan Cara Cangkok
Pada kalus terbentuk bintil-bintil akar atau akar rudimen atau akar yang belum berakar. Bila di bawah kalus ini dibuat lagi sayatan cangkok untuk kedua kalinya dan media cangkok diganti baru, bintil-bintil akar ini akan tumbuh membentuk akar. Dengan demikian, cangkokan alpukat akan diperoleh.
Jadi, tanaman alpukat bisa diperbanyak secara cangkok. Akan tetapi, untuk menumbuhkan akar harus dilakukan pencangkokan ulang untuk kedua kalinya.
|
Bercocok tanam alpukat sama seperti bercocok tanam tanaman buah lainnya. Bahkan karena mudahnya, dibiarkanpun alpukat dapat tumbuh dengan baik. Masyarakat pada umumnya menanam dengan tidak sengaja. Kalaupun sengaja dilakukan secara sembarangan. Tanaman alpukat tidak memerlukan suatu pemeliharaan yang khusus asal tanahnya cocok, hasil yang didapat cukup memuaskan. Budidaya tanaman alpukat dapat dilakukan sebagai berikut:
Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Bibit yang baik antara lain yang berasal dari:
- Buah yang sudah cukup tua.
- Buahnya tidak jatuh hingga pecah ( dalam keadaan sehat ).
- Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
- Berasal dari varietas yang baik atau unggul.
- Berasal dari perbanyakan okulasi atau sambung pucuk
2) Penyiapan Bibit
Sampai saat ini bibit alpukat hanya dapat diperoleh secara generatif ( melalui biji ) dan vegetatif ( penyambungan pucuk / enten dan penyambungan mata / okulasi ).
Dari ketiga cara itu, bibit yang diperoleh dari biji kurang menguntungkan karena tanaman lama berbuah ( 6 - 8 tahun ) dan ada kemungkinan buah yang dihasilkan berbeda dengan induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun enten lebih cepat berbuah ( 1 - 4 tahun ) dan buah yang didapatkannya mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
Persiapan Lahan
Alang-alang atau tanaman lain dicabut atau ditebang sampai akar - akarnya. Tanah yang bersih segera dibajak/dicangkul dengan kedalaman cukup. Agar tanah gembur dan terjadi pertukaran udara di dalam tanah
Daerah lubang tanam yang terdapat batu cadasnya dihilangkan agar tidak mengganggu pertumbuhan akar.
Aturan Penanaman
Untuk penanaman dengan bentuk bujursangkar hanya dapat ditanami 100 pohon untuk 1 ha dengan jarak tanam 10 m. Untuk penanaman dengan bentuk segitiga dapat mencapai 112 pohon untuk 1 ha dengan jarak tanam yang sama. Kedua bentuk hanya dapat diterapkan di lahan datar. Penanaman di lahan miring harus sesuai dengan garis kontur. Lahan dibuat teras-teras untuk mencegah erosi.
Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sekitar 10 – 12 m. Langkah-langkah membuat lubang tanam :
1. Tanah digali dengan ukuran panjang. lebar, dan tinggi masing-masing 75 cm
2. Sewaktu penggalian, tanah bagian atas dan bawah dipisahkan. Dibiarkan terbuka ± 2 minggu
3. Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Sebelum dimasukkan tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang
4. Lubang tanam yang telah tertutup kembali diberi air untuk memudahkan mengingat letak lubang tanam.
Penanaman
Waktu penanaman yang tepat : awal musim hujan ( untuk mengurangi penyiraman ) dan tanah yang ada dalam lubang tanam tidak mengalami penurunan ( agar bibit yang telah tertanam tidak lagi bergerak ).
Tahap-tahap penanaman :
1. Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar polibag/keranjang wadah bibit
2. Bibit dikeluarkan dari keranjang/polibag. Caranya gunting ranjang/polibag dari atas ke bawah, terus melingkar sampai ke sisi lain. Kemudian bibit dikeluarkan dengan hati-hati.
3. Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang dan ditimbun. Bagian bibit yang terpendam dalam tanah hanya sebatas leher akar.
4. Setiap bibit lebih baik diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur. Peneduh ini berfungsi sampai bibit benar-benar telah tumbuh, dengan ciri-ciri tumbuhnya tunas-tunas baru atau kira-kira 2 – 3 minggu.
Pemeliharaan
Penyiraman : bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air, untuk itu penyiranam setiap hari ( pagi atau sore ).
Penyiangan : mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
Penggemburan : karena penyiraman setiap hari, tanah akan semakin padat, dan udara di dalamnya semakin sedikit. Maka tanah disekitar tanaman digemburkan dengan hati-hati agar akar tidak putus.
Pemangkasan
Ada beberapa macam :
Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk keseluruhan dari tanaman. Dapat dipilih, bentuk tanaman yang dikehendaki berbatang pokok rendah/tinggi.
Tanaman berbatang pokok rendah dapat diperoleh dengan memangkasnya setelah tinggi tanaman sekitar 1 – 1,5 m.
Mendapatkan tanaman berbatang pokok tinggi, pemangkasan dilakukan setelah tinggi tanaman lebih dari 1,5 m, atau sesuai selera.
Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk memelihara agar tanaman tumbuh dengan baik, sehat, dan cepat berbuah.
Cabang yang perlu dipangkas : cabang liar; cabang yang bergesekan; cabang yang tumbuh ke dalam; cabang yang terlalu panjang; cabang yang lemah, rusak, atau sakit; dan cabang bekas tangkai buah.
Pemangkasan peremajaan
dilakukan dengan memangkas hampir semua bagian tanaman, hanya tersisa cabang primernya. Dilakukan awal musim hujan dan kira-kira 2 minggu setelah pemupukan.
Pemupukan
Untuk tanaman muda( 1 - 4 tahun ) :
pupuk kandang : 10 kg/pohon
pupuk Urea : 0,27 – 1,1 kg/pohon
pupuk TSP : 0,5 – 1 kg/pohon
pupuk KCl : 0,2 – 0,83 kg/pohon
Untuk tanaman produksi ( > 5 tahun ) :
pupuk kandang : 10 kg/pohon
pupuk Urea : 2,22 – 3,55 kp/pohon
pupuk TSP : 3,2 kg/pohon
pupuk KCl : 4 kg/pohon
Pemberian pupuk yang baik pada saat menjelang musim hujan.
Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun. Agar pupuk larut dalam air sehingga akar mudah menyerapnya.
Cara pemberian pupuk :
o Dibuat lubang melingkari tanaman sedalam 30 – 40 cm. Tepat dibawah tepi tajuk tanaman.
o Pupuk disebar merata di dalam lubang.
|
A. Hama pada daun
a. Ulat kipat ( Cricula trisfenestrata Helf )
Gejala : daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun habis sama sekali tetapi tanaman tidak akan mati, dan terlihat kepompong bergelantungan.
Pengendalian : menggunakan insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter.
b. Ulat kupu-kupu gajah ( Attacus atlas L. )
Gejala : Sama dengan gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara daun.
Pengendalian : menggunakan insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter.
c. Aphis gossypii
Gejala : Pertumbuhan tanaman terganggu. Pada serangan yang hebat tanaman akan kerdil dan terpilin.
Pengendalian : Disemprot dengan insektisida berbahan aktif asefat/dimetoat, misalnya Orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8 gram/liter atau Roxion 2 cc/liter.
d. Kutu dompolan putih ( Pseudococcus citri Risso )
Gejala : Pertumbuhan tanaman terhambat dan kurus. Tunas muda, daun, batang, tangkai bunga, tangkai buah, dan buah yang terserang akan terlihat pucat, tertutup massa berwarna putih, dan lama kelamaan kering.
Pengendalian : Disemprot dengan insektisida yang mengandung bahan aktif formotion, monokrotofos, dimetoat, atau karbaril. Misalnya anthion 30 EC dosis 1-1,5 liter/ha, Sevin 85 S dosis 0,2% dari konsentrasi fomula.
e. Tungau merah ( Tetranychus cinnabarinus Boisd )
Gejala : Permukaan daun berbintik-bintik kuning yang kemudian akan berubah menjadi merah tua seperti karat. Di bawah permukaan daun tampak anyaman benang yang halus. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun menjadi layu dan rontok.
Pengendalian : Disemprot dengan akarisida Kelthan MF yang mengandung bahan aktif dikofoldan, dengan dosis 0,6-1 liter/ha.
B. Hama pada buah
a. Lalat buah Dacus ( Dacus dorsalis Hend.)
Gejala : Terlihat bintik hitam/bejolan pada permukaan buah, yang merupakan tusukan hama sekaligus tempat untuk meletakkan telur. Bagian dalam buah berlubang dan busuk karena dimakan larva.
Pengendalian : Dengan umpan minyak citronella/umpan protein malation akan mematikan lalat yang memakannya. Penyemprotan insektisida dapat dilakukan antara lain dengan Hostathion 40 EC yang berbahan aktif triazofos dosis 2 cc/liter.
b. Codot ( Cynopterus sp. )
Gejala : Terdapat bagian buah yang berlubang bekas gigitan. Buah yang terserang hanya yang telah tua, dan bagian yang dimakan adalah daging buahnya saja.
Pengendalian : Menangkap codot menggunakan jala/menakut-nakutinya menggunakan kincir angin yang diberi peluit sehingga dapat menimbulkan suara.
C. Hama pada cabang/ranting
Kumbang bubuk cabang ( Xyleborus coffeae Wurth )
Gejala : Terdapat lubang yang menyerupai terowongan pada cabang atau ranting yang dapat semakin besar sehingga makanan tidak dapat tersalurakan ke daun, kemudian daun menjadi layu dan akhirnya cabang atau ranting tersebut mati.
Pengendalian : Cabang/ranting yang terserang dipangkas dan dibakar. Dapat juga disemprot insektisida berbahan aktif asefat atau diazinon yang terkandung dalam Orthene 75 SP dengan dosis pemberian 0,5-0,8 gram/liter dan Diazinon 60 EC dosis 1-2 cc/liter.
Penyakit
a. Antraknosa
Penyebab : Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc.
Gejala : Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman, kecuali akar. Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang terserang akan gugur.
Pengendalian : Pemangkasan ranting dan cabang yang mati. Penelitian buah dilakukan agak awal ( sudah tua tapi belum matang ). Dapat juga disemprot dengan fungisida yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80 WP.
b. Bercak daun atau bercak cokelat
Penyebab : Cercospora purpurea Cke. / dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea ( Cke. ) Derghton.
Gejala : bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik -bintik kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat dimasuki organisme lain.
Pengendalian : Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.
c. Busuk akar dan kanker batang
Penyebab : Jamur Phytophthora
Gejala : Bila tanaman yang terserang akarnya maka pertumbuhannya menjadi terganggu, tunas mudanya jarang tumbuh. Akibat yang paling fatal adalah kematian pohon. Bila batang tanaman yang terserang maka akan tampak perubahan warna kulit pada pangkal batang.
Pengendalian : drainase perlu diperbaiki, jangan sampai ada air yang menggenang / dengan membongkar tanaman yang terserang kemudian diganti dengan tanaman yang baru.
d. Busuk buah
Penyebab : Botryodiplodia theobromae Pat.
Gejala : Bagian yang pertama kali diserang adalah ujung tangkai buah dengan tanda adanya bercak cokelat yang tidak teratur, yang kemudian menjalar ke bagian buah. Pada kulit buah akan timbul tonjolan-tonjolan kecil.
Pengendalian : Oleskan bubur Bordeaux / semprotkan fungisida Velimex 80 WP yang berbahan aktif Zineb, dengan dosis 2-2,5 gram/liter.
|
Panen
Saat panen : dilakukan hanya pada buah yang sudah tua tetapi belum masak. Jangan terlalu awal dan jangan terlalu lambat.
Untuk yang ditanam dari biji, buah mulai dihasilkan pada umur 6 – 10 tahun. Sedangkan yang berasal dari okulasi berbuah saat umur 4 – 6 tahun.
Ciri-ciri buah tua tetapi belum masak :
1. Warna kulit tua tetapi belum menjadi cokelat / merah dan tidak mengkilap
2. Bila buah diketuk dengan punggung kuku, menimbulkan bunyi yang tidak nyaring
3. Bila buah digoyangkan, terdengar bunyi akibat tumbukan antara biji dan daging buahnya.
Cara panen : sebaiknya dipetik menggunakan tangan, dapat juga dibantu dengan menggunakan alat.
Hasil panen : satu pohon bisa menghasilkan 100 – 500 buah ( bila tidak ada gangguan ). Setiap buah memiliki berat 200 – 400 gr, bahkan mencapai 600 – 700 gr.
Tingkat ketuaan buah alpukat dikelompokkan sbb :
Buah muda ( Immature fruit )
Buah belum cukup umur ( < 6 bln setelah bunga mekar ), dan berwarna hijau muda. Buah akan masak tetapi tidak normal, kulit buah berkerut, tekstur daging buah kenyal, keras berserabut, rasa dan aroma buah hilang, bahkan ada rasa pahit.
Buah tua ( Mature fruit )
Buah cukup umur untuk dipanen ( < 6-9 bln setelah bunga mekar ). Buah akan masak normal, rasa dan aroma optimal, kulit buah rata, licin.
Buah masak ( Ripe fruit )
Buah tua masak sempurna, daging buah lunak, tidak berserat, berwarna kuning menarik, rasanya enak renyah serta beraroma optimal. Kulit buah dapat berwarna hijau atau merah.
Buah terlalu masak (Overripe fruit)
Kulit dan daging buah sudah terlalu lunak dan bonyok. Pada kulit buah tampak bercak hitam lembek berair.
Pascapanen
Penanganan pascapanen :
Pencucian : untuk menghilangkan segala macam kotoran yang menempel dan dapat mengganggu kondisi buah.
Sortasi : memilih buah yang baik dan memenuhi syarat.
Ciri buah yang layak diekspor :
1. tidak cacat, kulit buah mulus tanpa bercak
2. cukup tua tetapi belum matang
3. ukuran buah seragam ( 1 kg terdiri dari 3 buah, atau isi 5 buah dalam 2 kg / setiap buah berbobot 400 gr )
4. bentuk buah seragam. Pesanan paling banyak adalahh berbentuk panjang / lonceng
Pemeraman
Cara pemeraman umumnya hanya dengan memasukkan buah ke dalam karung goni kemudian ujung karung diikat rapat-rapat. Setelah itu karung ini diletakkan pada tempat yang bersih dan kering.
Pengemasan
Fungsi kemasan :
1. Sebagai wadah/tempat
2. Sebagai pelindung
3. Sebagi faktor penunjang dalam penyimpanan dan transportasi
4. Sebagai alat untuk bersaing dalam pemasaran
Syarat kemasan :
1. Tidak toksik
2. Menjamin isi bebas dari kerusakan fisik atau pengaruh bahan kimia
3. Dapat mencegah pemalsuan
4. Mudah dibuka dan ditutup
5. Menjamin kemudahan dan keamanan dalam pengeluaran isi
6. Menjamin kemudahan pembuangan kemasan bekas
7. Ukuran, bentuk, dan berat kemasan sesuai isi
8. Penampilan harus sesuai dengan negara/daerah tujuan
9. Dapat mempertahankan cetakan label dan tambahan dekorasi
10. Memenuhi syarat-shyarat khusus yang ditetapkan negara/daerah tujuan
Kemasan di tingkat eksportir, menggunakan kotak karton berkapasitas 5 kg buah alpukat, Sebelum di masukkan ke dalam kotak karton, buah dibungkus kertas tissue. Kemudian diatur susunanya dengan diselingi penyekat yang terbuat dari potongan karton
Pengangkutan
Adapun syarat alat angkut :
- Suhu 7 – 9 oC
- Kelembaban antara 85 - 90 %
Penyimpanan
Umur simpan sekitar 7 hari ( sejak petik sampai siap dikonsumsi ).
Lama penyimpanan dapat diperlambat sampai 30 – 40 hari apabila disimpan dalam ruangan bersuhu 50 oC.
|
1. Ras alpukat dibagi 3, yaitu Ras Meksiko, Ras Guetamala, dan Ras Hindia Barat.
2. Varietas alpukat dibagi 2 varietas unggul dan varietas lain. Varietas unggul berupa alpukat ijo panjang dan alpukat ijo bundar.
3. Perbanyakan tanaman alpukat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan vegetatif melalui biji. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara enten, okulasi, dan cangkok.
4. Tahapan perbanyakan tanaman alpukat adalah pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.
5. Tanaman menghasilkan buah dari biji pada umur 6-10 tahun, sedangkan dari okulsi 4-6 tahun.
|
http://www.cahturqlho.wordpress.com, 2010. Berburu Ice Juice ( Seri Alpokat /Advokat ). Diakses tanggal 15 Mei 2010.
http://www.masjamal.blogdetik.com, 2010. Manfaat Daun Alpukat. Diakses pada 15 Mei 2010.
http://www.pusri.co.id, 2010. Alpukat. Diakses tanggal 10 Mei 2010.
http://www.soponyonopati.blogspot.com, 2010. Alpukat. Diakses tanggal 10 mei 2010.
http://www.sovianchoeruman.wordpress.com, 2010. Alpukat yang Bermanfaat. Diakses tanggal 10 mei 2010.
http://www. yanaputra81.blogspot.com, 2010. Deskripsi Tanaman Alpukat dan Aren. Diakses tanggal 10 Mei 2010.
Kalie, M. B., 1997. Alpukat, Budidaya dan Pemanfaatannya. Kanisius, Yogyakarta.
Redaksi Agromedia, 2009. Buku Pintar Tanaman Buah Unggul Indonesia. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rismunandar, 1990. Memperbaiki Lingkungan Dengan Bercocok Tanam Jambu Mede dan Advokat. Sinar Baru, Bandung.
Sunarjono, H. H., 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tim Penulis PS, 1997. Alpukat. Penebar Swadaya, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar