BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 01 April 2011

NANAS (Ananas comosus) Sebagai OBAT SEMBELIT

Budidaya Nanas (Ananas comosus)
Buah nenas (Ananas comosus) muda mempunyai mata berwarna kelabu atau hijau muda, kelopak kecil-kecil yang menutupi separuh dari mata dan  berwarna kelabu keputih-putihan sehingga buah tampak kelabu. Apabila buah  telah tumbuh maksimal (tua atau mature) dan sejalan dengan proses pematangan  maka warnanya berubah. Warna mata pada buah nenas  red  Spanish menjadi  cokelat kemerahan, kuning atau oranye muda. Untuk jenis smooth cayenne seperti  nenas Palembang warnanya kuning muda atau kuning emas.
            Tanaman tahan terhadap tanah asam yang mempunyai pH 3-5, tetapi  paling baik adalah pH tanah antara 5-6,5. Oleh karena itu, tanaman nenas bagus  pula dikembangkan di  lahan gambut . Tanaman nenas dapat tumbuh di tempat  terbuka, tetapi dapat pula tumbuh subur di tempat ternaungi pohon besar. Namun, di tempat terbuka yang mendapat sinar matahari terik, buahnya sering hangus.    Di daerah beriklim kering (4-6 bulan kering), tanaman ini masih mampu berbuah, asalkan kedalaman air tanah antara 50-150cm. Hal ini disebabkan akarnya dangkal, tetapi tanaman mampu menyimpan air
            Aktivitas enzim bromelin ditentukan berdasarkan metode Murachi dengan menggunakan substrat kasein. Sebanyak 0,5 ml kasein (10mg/ml) direaksikan dengan 0,5 ml enzim dan 8 ml larutan buffer fosfat. Untuk mendapatkan kondisi optimum aktivitas enzim, maka dibuat variasi suhu, pH, serta lama inkubasi terhadap aktivitas enzim. Setelah diinkubasi, ke dalam  campuran reaksi ditambahkan 1 ml larutan asam trikloroasetat 30%. Panaskan lagi pada suhu yang sama selama 30 menit. Protein yang terkoagulasi dipisahkan dengan   kertas filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 280 nm. Sebagai kontrol digunakan enzim yang telah dimat ikan aktivitasnya melalui pemanasan. Unit aktivitas  dinyatakan dalam 1 mikro mol tirosin yang dihasilkan  per ml enzim dalam15 menit pada kondisi percobaan. Untuk mengetahui jumlah tirosin yang dihasilkan digunakan kurva standar tirosin.
            Dari proses isolasi enzim bromelin dari bonggol nenas diperoleh ativitas enzim sebesar 107,80 unit/ml pada kondisi pH 7,5, suhu 550C dengan lama inkubasi 15 menit. Dari proses imobilisasi enzim bromelin dengan menggunakan kkaragenan sebagai matriks polimer diperoleh aktivitas enzim 26 unit/ml pada kondisi pH 7,5 suhu 600C dengan lama inkubasi 15 menit.Teknologi imobilisasi dapat meningkatkan difat termostabil dari enzim bromelin. Enzim imobil mempunyai kemampuan untuk digunakan secara berulang
            Analisis mengenai pengaruh variasi  konsentrasi NaCl (0,0%, 5,0%, 10,0%, 15,0%  dan 20,0% b/b) terhadap hidrolisis protein ikan  lemuru menunjukkan bahwa kondisi optimum  hidrolisat tercapai pada konsentrasi NaCl 15,0%  b/b. Hidrolisat protein ikan tersebut  mengandung protein terlarut sebesar 4,23%  dengan berat molekul kurang dari 14,2 x 10 3 Da,  dan derajat hidrolisis yang dimiliki sebesar  33,48%. 

Manfaat Nenas (Ananas comosus) untuk Kesehatan 
            Nenas memiliki segala macam manfaat. Berdasarkan kandungan  nutrisinya, ternyata kulit buah nenas mengandung karbohidrat dan gula yang  cukup tinggi. Kulit nenas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 %  karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan  karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nenas yang  memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia,  salah satunya etanol melalui proses fermentasi.  Efek farmakologis dan hasil  penelitian terhadap pengaruh penambahan  sari buah nenas terhadap mutu susu sapi telah dilakukan. Ternyata, pada penambahan 3,4 ml sari buah nenas diperoleh  populasi bakteri terendah, yaitu 37,60x 10' sel/ml dan kadar lemak tertinggi  7,594%. Pada penambahan 3,2 ml sari buah nenas diperoleh kadar  protein  tertinggi 19,138%.
            Nanas memang berpotensi  menjadi tanaman obat. Menurut  Dr Setiawan Dalimartha  dalam bukunya yang berjudul,  “Atlas Tumbuhan Obat  Indonesia”, enzim bromelain  dalam buah nanas berkhasiat  sebagai antiradang, membantu  melunakkan  makanan di  lambung,  mengganggu  pertumbuhan  sel kanker,  dan mencegah  terjadinya  penggumpalan  darah (blood  coagulation). Kandungan  serat nanas yang  cukup tinggi, cocok mengobati  sembelit. Makan  buah nanas,  sama artinya  mengonsumsi  obat pencahar  (konstipasi). Efeknya,  buang air besar yang tadinya  tersendat, menjadi lancar  kembali. Nanas juga cukup  baik dikonsumsi oleh orangorang yang sedang sakit.
            Dalam nanas terkandung zatzat yang dapat meningkatkan  penyerapan obat ke dalam  tubuh. Nanas merupakan buahbuahan yang mengandung  banyak vitamin dan berfungsi  sebagai tanaman obat. Selain  vitamin A, vitamin C, kalsium,  magnesium, natrium, kalium,  fosfor, dekstrosa, sukrosa,  juga enzim bromelain. Enzim  bromelain dalam nanas, selain   berkhasiat untuk antiradang,  juga membantu pencernaan  di lambung, menghambat  pertumbuhan sel kanker, dan  mencegah penggumpalan  darah.
            Kandungan serat dalam  nanas terbilang tinggi dan  cocok sebagai obat untuk  sembelit sehingga nanas dapat menjadi obat pencahar bagi mereka yang sulit buang air besar. Nanas juga baik dikonsumsi saat sedang sakit karena dalam nanas  terkandung zat-zat yang dapat membantu menyerap obat ke dalam tubuh.
Sembelit
§  Pilih 3 buah nanas yang belum masak. Kupas dan cuci bersih. Parut atau jus, kemudian peras airnya. Minum air perasan nanas 2 kali sehari setelah makan. Masing-masing setengah gelas.
§  Cuci bersih 300 gram buah papaya, 200 gram nanas setengah matang, lalu haluskan dengan blender, tambahkan air sebanyak 200 mL. 

KESIMPULAN

1.      buah nanas berkhasiat  sebagai antiradang, membantu  melunakkan  makanan di  lambung,  mengganggu  pertumbuhan  sel kanker,  dan mencegah  terjadinya  penggumpalan  darah (blood  coagulation).
2.      Kandungan  serat nanas yang  cukup tinggi,  cocok mengobati  sembelit. Makan  buah nanas,  sama artinya  mengonsumsi  obat pencahar  (konstipasi).
3.      obat untuk semebil yaitu cuci bersih 300 gram buah papaya, 200 gram nanas setengah matang, lalu haluskan dengan blender, tambahkan air sebanyak  200 mL
4.      Dari proses isolasi enzim bromelin dari bonggol nenas diperoleh ativitas enzim sebesar 107,80 unit/ml pada kondisi pH 7,5, suhu 550C dengan lama inkubasi 15 menit.
.
  
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2008. Nanas, Pelangsing tubuh. Diakses dari http://www.fk.undip.ac.id.

Hadju, V., 2010. Nanas Menghambat Serbuan Penyakit Serius. Koran Juni 2010. Diakses dari http://www.fajar.co.id.

Handayani, W., A. A. I. Ratnadewi, dan A. B. Santoso, 2007. Pengaruh Variasi Konsentrasi Sodium Klorida terhadap Hidrolisis Protein  Ikan Lemuru (Sardinella lemuru Bleeker, 1853) oleh Protease Ekstrak  Nanas (Ananas comosus [L.] Merr. var. Dulcis) Jurnal  Teknologi Proses  Media Publikasi Karya Ilmiah   Teknik Kimia  6(1) Januari 2007: 1 – 9. ISSN 1412-7814

Sebayang, F., 2006. Pengujian Stabilitas Enzim Bromelin Yang Diisolasi Dari Bonggol Nanas Serta Imobilisasi Menggunakan Kappa Karagenan. Jurnal Sains Kimia Vol. 10, No.1, 2006: 20–26.

KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack.) SEBAGAI OBAT LUKA TERPUKUL (MEMAR)

         Tumbuhan kemining (Murraya paniculata (L) Jack) merupakan tumbuhan hutan, tumbuh di semak belukar atau ditanam orang sebagai perdu hias. Tumbuhan kmuning (Murraya paniculata (L) Jack) tumbuh kira-kira sampai setinggi 400 m di atas permukaan laut. Variasi morfologi besar sekali, tumbuhan kemuning biasanya dijumpai untuk memagari pekarangan adalah jenis yang berdaun kecil dan lebat. Tumbuhan yang termasuk suku Rutaceae ini, merupakan perdu atau pohon kecil yang bercabang banyak, tinggi 3 – 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daunnya merupakan daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3 – 9, yang tumbuh berseling, bentuk bundar telur sungsang, dengan ujung dan pangkal daun meruncing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 – 7 cm, lebar 1 – 3 cm, permukaan licin dan mengkilat. Panjang tangkai daun 3 – 4 mm. Daun bila diremas tidak berbau. Bunganya bunga majemuk 1 – 8, warnanya putih, wangi keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Buahnya buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, lebar, merah mengkilat, panjang 8 – 12 mm, berbiji dua. Bagian tumbuhan yang sering digunakan sebagai obat adalah daun, buah dan kulit.
Tumbuhan ini dikenal dengan beberapa nama daerah, di Sumatera: Kemuning, kamunieng, di Jawa: kamuning, kamoneng, kemuning, Nusa tenggara: kajeni, kemuning, kamuni, kahabar, karizi, Sulawesi: kemuning, kamuni, kayu gading, kamoni, kamuning, palopo, Maluku: esehi, fanasa, kamoni, kamone (Siregar, 2005).


BUDIDAYA KEMUNING

Perbandingan λ maks senyawa pembanding dari literatur dengan senyawa hasil isolasi adalah 390 – 430 nm: 400 – 410 nm. Sedangkan hasil interpretasi spektrum infra merah pada bilangan gelombang 2918.1 – 2848.7 cm-1 (kuat) menunjukkan vibrasi rentangan –CH dari –CH2, pada 1739.7 – 1706.9 cm-1 (sedang) menunjukkan vibrasi gugus –CO, 1647.1 cm-1 (lemah) menunjukkan vibrasi rentangan –C=C-, 1456.2 (sedang) menunjukkan –CH dari CH3, 1375.2 (sedang) menunjukkan serapan –CH3, 1232.4 – 1022.2 cm-1 menunjukkan vibrasi rentangan –C-O pada alkohol dan 972.1 – 887.2 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur dari HC=C-. interpretasi spektrum H1-NMR δ 0.6 – 3.0 ppm (senyawa pembanding kira-kira 1.7 ppm) dengan puncak multiplet menunjukkan adanya pergeseran kimia proton (-CH2-CH=C(CH3)2), (pembanding kira-kira 2.7 ppm) CH3OCO-, -C-CH3, aromatik, (senyawa pembanding 2.3 ppm) H-3 flavanon, δ 4.2 – 5.8 ppm (senyawa pembanding 4.2 – 6.0 ppm) dengan puncak multiplet menunjukkan adanya (H-2 dihidroflavonol), (H-2 flavanol), (-O-CH2-O-). Titik lebur senyawa hasil isolasi 197 – 198oC sedangkan untuk senyawa pembanding 196 – 197oC. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan senyawa yang diperoleh dari hasil isolasi mirip dengan senyawa auron.
Dari hasil kromatografi lapis tipis ekstrak daun Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dengan pelarut ekstraksi etanol 40 % , menggunakan larutan pengembang etil asetat dan penampak bercak sinar UV 254 nm, 366 nm dapat disimpulkan sebagai berikut : Terdapat enam komponen senyawa kimia yang dimungkinkan merupakan senyawa golongan alkohol, keton tingkat tinggi, steroid, asam organik, terpen dan minyak atsiri. Pada percobaan uji aktivitas antibakteri terbukti ekstrak etanol daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack mempunyai daya antibakteri terhadap Escherichia coli secara in vitro dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) 30 % b/v dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) 40 % b/v.
Daun tumbuhan kemuning (Murraya paniculata (L) Jack mengandung senyawa flavonoida kristal kuning berbentuk jarum sebanyak 99.6 mg dengan titik lebur 197 – 198oC. (Siregar, 2005).
Dari hasil analisis kuantitatif secara KLT terhadap ekstrak etanol daun kemuning dengan sinar UV 254 nm terdapat 6 bercak pada kromatogram dengan harga Rf masing-masing 0,45; 0,58; 0,62; 0,67; 0,68; 0,70. Masing – masing bercak dapat terpisah dengan baik dan tidak terjadi penumpukan. Ini menunjukkan bahwa larutan pengembang etil asetat dinilai sebagai eluen yang baik dalam memisahkan senyawa- senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kemuning (Murraya panicula (L.) Jack). Begitu juga pada warna yang dihasilkan masing- masing bercak terlihat jelas dengan penampak sinar UV 254 nm. Sedangkan pada pengamatan dibawah sinar UV 366 nm bercak yang nampak lebih sedikit terdeteksi dan semua meredam. Harga Rf yang dihasilkan pada 4 bercak dengan sinar UV 366 nm adalah sama dengan penampak sinar UV 254 nm untuk letak bercak yang sama pada lempeng KLT. Ini menunjukkan bahwa senyawa kimia pada bercak itu adalah sama. Warna beberapa bercak dibawah sinar UV 254 nm yang memiliki intensitas warna paling kuat diantara bercak lainnya antara lain ungu (Rf 0.62), ungu jingga (Rf 0.67) hijau (Rf 0.68) dan coklat (Rf 0.70). Dengan demikian secara kuantitatif senyawa kimia tersebut kandungannya lebih tinggi. (Kartika, 2007).           
Berdasarkand ari hasil penelitian yang yang dilakukan menggunakan ekstrak air daun Kemuning terhadap kadar kolesterol darah kelinci, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ekstrak air daun Kemuning (Muraya paniculata (L.) Jack,) konsentrasi 51,0 % dengan dosis 2,5 g/kg BB ,                       75 % dengan dosis 3,5 g/kg BB, dan 100 % dengan dosis 5 g/kg BB satu kali sehari secara oral pada kelinci dapat menurunkan kadar Kolesterol total, LDL kolesterol Trigliserida dan rasio kadar Kolesterol total : HDl-kolesterol darahk elinci. Dan tidak ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kadar Kolesterol total , LDL - kolesterol , Trigliserida , dan rasio kadar kolestenol total : HDL - kolesterol pada pernberian ekstrak air daun Kennrning konsentrasi 5O o/o , 75Yo,dan l}Q o/o (
Pemberian minyak kelapa dengan dosis 5 nrl / kg BB satu kali sehari selama2 minggu dapat meningkatkank adar Kolesterol total, LDl-kolesterol Trigliserida dan rasio kadar Kolesterol total : tlDl-kolesterol darah kelinci (Jualiawati, 1998).

KEGUNAAN KEMUNING
Kegunaan tumbuhan kemuning antara lain dapat menyembuhkan memar karena benturan, sakit rematik, sakit gigi, sakit borok, epidemik encephalitis B, lokal anaesthesis, orchitis, bronchitis, infeksi saluran kecing, datang haid tidak teratur, mengurangi lemak tubuh berlebihan, gigitan serangga, ular, bisul gatal, eksim dan penyakit koreng (Siregar, 2005).
Salah satu bagian tanaman yang sering digunakan untuk obat adalah daun. Di masyarakat khasiat daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) diantaranya untuk mengatasi nyeri, menurunkan demam, obesitas, penyakit infeksi seperti bisul, ekzema, ulkus, infeksi saluran kencing, infeksi saluran pernafasan, diare dan disentri.
Daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) mengandung senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, saponin, damar, dan tanin. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung di tanaman Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dilaporkan dalam beberapa karya ilmiah mempunyai aktivitas biologi sebagai obat pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), penurun panas (antipiretik), dan antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (Kartika, 2007).

FUNGSI OBAT
Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak, dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar. 

KESIMPULAN

1.      Daya kemuning sebagai obat pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), penurun panas (antipiretik), dan antibakteri.
2.      Daun tumbuhan kemuning (Murraya paniculata (L) Jack mengandung senyawa flavonoida kristal kuning berbentuk jarum sebanyak 99.6 mg dengan titik lebur 197 – 198oC.
3.      Pengobatan memar dengan menggunakan daun kemuning digunakan daun yang masih segar.
4.      Cara pemberian pengobatan dengan meletakkan daun yang telah di masak pada bagian yang terkena luka pukulan (memar).
.
DAFTAR PUSTAKA

Juliawati, 1998. Pengaruh Ekstrak Air Daun Kemuning (Murraya Paniculata (L.)   Jack.) terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelinci. Skripsi. Diakses dari   http://digilib.ubaya.ac.id.

Kartika, D. S., 2007. Profil Kromatogram Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya Paniculata (L.) Jack.) Terhadap Bakteri
            Escherichia Coli In Vitr. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id.

Siregar, P. H., 2005. Isolasi Flavonoida dari Daun Tumbuhan Kemuning (Murraya paniculata [L] Jack) Jurnal Sains Kimia (Suplemen) Vol 9, No.3, 2005: 12-14. diakses dari http://repository.usu.ac.id.


KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii (Ness)BL.)

Ditinjau dari keatsirian minyaknya maka kayu manis dikenal dengan tiga tipe yaitu: kayu manis asal Ceylon Cinnamomum zaylanicum Ness, kayu manis asal Saigon Cinnamomumloureiril Ness dan kayu manis asal Cina Cinnamomum cassia Ness. Ketiga varietas tumbuhan tersebut dapat tumbuh di Indonesia tapi jarang dibudidayakan dengan pola perkebunan, namun dari familia Lauraceae yang banyak dibudidayakan di Indonesia dengan pola perkebunan adalah spesies kayu manis (Cinnamomum burmani) (Nainggolan, 2008).
Karakteristik tiga jenis minyak kayu manis:

Karakteristik
Berat jenis, 25 °/25 °C
Indeks bias, 25 °C
Putaran optik
Kelarutan dalam alkohol 70 %
Kadar Sinnamaldehida
C. zeylanicum *)
1,01 – 1,02
1,57 – 1,59
(0°) - (-2°)
Larut 1:3
55% - 78%
C. cassia **)
1,03 – 1,05
1,59 – 1,61
-
Larut 1:3
75% - 90%
C. burmanii***)
1,03
1,58
-3°
Larut jernih 1:1
74,0 %

Sumber : *) Masada, 1980. **) ISO, 1997. ***) (Ma’mun dan Suhirman, 2010).

Budidaya Tanaman Kayu Manis
Kayu manis menghendaki tanah yang subur, gembur dengan drainase yang baik serta kaya bahan organik. Sebagian besar tanaman kayu manis tumbuh di daerah yang memiliki suhu berkisar 10 - 230C, pada ketinggian 100 - 1.200 m dpl. Ketinggian terbaik untuk menghasilkan produk kulit kayu manis adalah 500 - 900 m dpl. Pada dataran rendah (300 - 400 m dpl) tanaman dapat tumbuh baik, tetapi produksi kulit rendah dengan ketebalan kulit kurang 2 mm serta warna kulit kuning kecokelatan. Semakin tinggi tempat tumbuhnya, maka terjadi perubahan warna kulit mendekati cokelat sampai kecokelatan.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan setek, cangkok, cabang air, layering dan memelihara tunas yang tumbuh pada tunggul bekas pohon yang sudah ditebang. Perbanyakan secara generatif melalui biji yang diperoleh dari pohon induk yang memiliki umur minimal ≥ 10 tahun dan telah masak sempurna. Penananam kayu manis di lapang dilakukan setelah bibit berumur 8 - 12 bulan, tinggi mencapai 60 – 80 cm. Jarak tanam tergantung elevasi dan umumnya digunakan adalah 1,5 x 1,5 m ; 2 x 2 m ; 2,5 x 2,5 m ; 3 x 3 m dan 4 x 4 m. Dari hasil penelitian menunjukkan jarak tanam yang terbaik adalah 2 x 3 m, hal ini bertujuan agar diperoleh batang yang lurus. Pemupukan pada tanaman kayu manis bervariasi jumlahnya tergantung umurnya. Pupuk kandang diberikan sebanyak 5 - 10 kg/pohon dengan cara disebarkan atau dibenamkan ke dalam tanah atau sekeliling parit di bawah tajuk tanaman setahun sekali. Untuk mendapatkan produksi kulit yang terbaik dilakukan pemupukan anorganik yang disesuaikan dengan umur tanaman (bertahap).
Pemakaian pupuk NPK berdasarkan umur tanaman

Umur tanaman (tahun)
Dosis pupuk umum (g/tanaman)
Dosis pupuk anjuran (g/tanaman)
1
100
25
2
150
50
3
200
75
4
300
100
5
450
-
6
750-1000
-

Sumber : Daswir et al. (2003)
Penyiangan dan sanitasi lingkungan dilakukan bersamaan dengan pemupukan, dianjurkan 2 - 4 kali dalam setahun. (Anonimous, 2008).
Pertumbuhan tanaman yang bermikoriza relatif lebih baik dibandingkan dengan yang tidak bermikoriza. Hal ini disebabkan karena tanaman bermikoriza mempunyai kemampuan menyerap unsur hara dan air lebih baik. Hifa dari CMA dapat secara kimia merombak dan menyerap P yang terfiksasi dengan bantuan enzim fosfatase yang dihasilkannya. Selain itu CMA terbukti dapat mengekstrak Ca dan Mg serta beberapa unsur mikro yang biasanya bukan bagian dari pupuk buatan. Faktor lingkungan terutama intensitas cahaya dan suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan CMA serta keberhasilan simbiosisnya dengan inang. Intensitas cahaya matahari yang tinggi akan meningkatkan suhu tanah, selanjutnya suhu tanah akan mempengaruhi kapasitas dan derajad perkembangan CMA dalam menginfeksi akar tanaman. Diketahui bahwa pembentukan dan perkembangan cendawan mikoriza yang optimum terjadi pada suhu tanah 27-28 0C.
Peningkatan dosis CMA dari 50 g/bibit menjadi 100 g/bibit pada tingkat naungan 75% memberikan peningkatan pertumbuhan sebesar 3,64 cm sedangkan pada tingkat naungan 100% hanya sebesar 1,40 cm. Pada tingkat naungan 25% dan 50% peningkatan tinggi bibit akibat peningkatan dosis CMA berbeda tidak nyata. Penggunaan naungan pada kedua dosis CMA mampu meningkatkan tinggi bibit. Pada dosis CMA 50 g/bibit dan 100 g/bibit peningkatan naungan dari 25% sampai 75% menghasilkan peningkatan tinggi bibit masing-masing sebesar 3,61 cm dan 7,40 cm. Penggunaan naungan 100% pada kedua dosis CMA hanya memberikan peningkatan sebesar 3,58 cm dan 5,13 cm seperti yang tampak:

Dosis CMA
(g/bibit)
Tingkat naungan (%)
25 (N1)
50 (N2)
75 (N3)
100 (N4)
50 (M1)
30,58 c A
32,03 b A
34,19 a B
34,16 a B
100 (M2)
30,43 d A
32,41 c A
37,19 a A
35,56 b A

(Delvian, 2005).

Manfaat Kayu Manis
Minyak cassia bersifat anti bakteri, biasa digunakan dalam pasta gigi, obat pencuci mulut dan dalam pem-buatan obat tonic. Selain itu banyak digunakan dalam flavor makanan dan minuman termasuk minuman beral-kohol dan minuman ringan. Dalam jumlah kecil digunakan dalam parfum dan kosmetik. Minyak cinnamon mempunyai sifat aniseptik, anti mikroba dan sebagai parasitisida. Minyak kulit dan daun cinnamon banyak digunakan sebagai pewangi sekaligus pengobatan dalam pasta gigi, pencuci mulut, obat batuk dan perawatan gigi, juga sebagai flavor dalam makanan dan minuman seperti dalam coca cola. Minyak daun cinnamon digunakan dalam sabun, kosmetik, toilet deodoran, dan parfum. Batas maksimum pemakaian dalam makanan dan minuman adalah 0,057% untuk minyak cinnamon dan 0,047% untuk minyak cassia (Anonimous, 2008).
Komponen kimia yang terdapat pada minyak kulit kayu manis adalah -pinen, kamfen, -pinen, limonen, sineol, p-simen, d-kamfor, benzaldehid, linaleol, metil eugenol, sinamaldehid dan eugenol. Khasiat sirup kulit kayu manis dapat menyembuhkan rematik, asam urat, batuk/flu, melancarkan aliran darah, menghilangkan bau badan, menurunkan kadar kolesterol, menghilangkan masuk angin dan mencegah kanker (Delvian, 2005). Kayu manis pernah diteliti mengandung senyawa-senyawa: Sinamaldehida, eugenol, benzil bensoat, acetaugenol, phelandrene, dan lain-lain (Nainggolan, 2008). Komponen kimia utama yang terdapat pada ekstrak heksana kulit batang kayu Manis halmahera ialah a-terpineol; safrol; isoeugenol; kopaena; metileugenol; aloaromadendren; a-guaiena; kadinen; 1,2,3,4, 4a,5,6,8a-oktahidro- 4a,8-dimetil-2-(I-metiletenil) naftalena; a-muurolena; a-kubebena dan metoksieu- genol.
Identiflkasi spektrum massa yang diperoleh dari hasil analisis spektrometer massa dengan spektrum massa senyawa-senyawa yang telah diketahui yang terdapat pada bank data NIST library menunjukkan bahwa minyak atsiri dari daun kayu manis halmahera ini terdiri atas senyawa-senyawa monoterpena (sineol); 3,7-dimetil-3,6-oktadien- 3-ol; kamfor; p-linalool; a-terpineol seskuiterpena (kopaena, isokariofilena), turunan fenol (safrol, isoeugenol, metileugenol), hidrokarbon aromatik (2-metil-p-etiltoluena), dan alkana rantai pendek (n-dekana). Adapun komponen utama pada minyak atsiri dari daun ini adalah sineol, kamfor, dan safrol. Komponen kimia yang terkandung pada minyak atsiri dari kulit batang ini terdiri atas senyawa-senyawa dari golongan monoterpena (sineol; 1,7,7-trimetilsikI0- 2,2, 1 ,0(2,6) heptana; 3,7-dimetil-3,6-oktadien-3-01; mirsenol; kamfor; p-Iinalool; a-terpineol) seskuiterpena (kopaena, isoka-riofilena, emerofilena, kadinena, a-muuro- lena, a-kubebena, guaikol, elemol), turunan fenol (safrol, isoeugenol, metileugenol), hidrokarbon aromatik (2-metil-p-etiltoluena), atkana rantai pendek (n-dekana) dan hidrokarbon teroksigen (3,3-dimetilbutil oksirana) (Agusta, dkk, 2010).


KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian menunjukkan jarak tanam yang terbaik adalah 2 x 3 m, hal ini bertujuan agar diperoleh batang yang lurus.
2. Semakin tinggi tempat tumbuhnya, maka terjadi perubahan warna kulit batang kayu manis mendekati cokelat sampai kecokelatan.
3. Peningkatan dosis CMA dari 50 g/bibit menjadi 100 g/bibit pada tingkat naungan 75% memberikan peningkatan pertumbuhan sebesar 3,64 cm sedangkan pada tingkat naungan 100% hanya sebesar 1,40 cm.
4. Pada tingkat naungan 25% dan 50% peningkatan tinggi bibit akibat peningkatan dosis CMA berbeda tidak nyata.
5. Khasiat sirup kulit kayu manis dapat menyembuhkan rematik, asam urat, batuk/flu, melancarkan aliran darah, menghilangkan bau badan, menurunkan kadar kolesterol, menghilangkan masuk angin dan mencegah kanker


DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. , Y. Jamal, dan M. Harapini, 2010. Komponen Kimia Minyak Atsiri Kayu Manis Halmahera (Components of Essential Oil From Kayu Manis Halmahera). Hayati, April 1997, hlm 23-26. Vol 4, No. 1, http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id [23 September 2010].

Anonimous, 2008. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Volume 14 No. 2, Agustus 2008. http://perkebunan.litbang.deptan.go.id [19 September 2010].

Delvian, 2005. Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula Dan Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii Bl.) (The Effect of Vesicular Arbuscular Mycorrhizal and Shade yo Growth of Cinnamon (Cinnamomum Burmanii BL.). Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian Agrisol. Vol. 4 No. 1 Juni 2005, http://prepository.usu.ac.id [19 September 2010].

Nainggolan, M., 2008. Isolasi Sinamaldehida Dari Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanii). Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ma’mun dan S. Suhirman, 2010. Karakteristik Minyak Atsiri Potensial. http://balittro.litbang.deptan.go.id [23 September 2010].