BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 11 September 2009

inisiasi akar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Stek adalah mengusahakan perakaran dan bagian tanaman ( cabang daun ) dari induknya untuk ditanam. Pada umumnya sebelum tanaman stek ditanam atau disesuaikan dahulu pada medium stek yang terdiri dari campuran pasir dan tanah. Ada bagian lain dari suatu tanaman yang bias digunakan atau diperbanyak dengan jalan vegetatif ( Ashari, 1995 ).
Seperti halnya mencangkok, dan perbanyakan dengan cara stek ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit. Rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainya. Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan, tek mempunyai kelebihan. Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk menumbuhkan akar – akarnya sampai mampu berdiri sendiri, tapi stek tidak demikian. Stek dengan kekuatannya sendiri akan menambahkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna d an mampu menghasilkan bunga dan buah ( Wudianto, 1998 ).
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya. Stek dalam wadah, tingkat kelembaban medianya bias dilihat dari titik – titik air yang menempel pada plastik atau kaca penutupnya. Tidak danya titik air pada tempat itu menandakan bahwa media telah kering. Cara mengatasinya dengan menyirami media ( Sutedjo, 2002 ).
Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sederhana dan mampu menghasilkan buah dan bunga. Pada stek juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai stek seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga. Hormon yang ada pada tanaman itu, jumlahnya sangat sedikit, maka perlu ditambah, agar pertumbuhan tanaman lebih cepat ( Lakitan, 1994 ).
Fungsi sistem akar yang paling nyata adalah untuk mendukung tumbuhan secara kukuh dalam tanah. Walaupun demikian, bila suatu tanaman dicabut, kebanyakan akar – akar halus tertinggal dalam tanah. Dari pandangan mekanik sistem akar akan lebih spesifik kalau akar pokok lebih kuat dan jumlah cabang harus dikurangi ( Sutedjo, 2002 ).
Stek dapat dilakukan dengan menggunakan bagian – bagian tumbuhan seperti batang, daun, akar sampai cabang suatu tanaman, sehingga stek terbagi menjadi stek akar, stek cabang, stek daun dan stek umbi dan sebagainya. Sebagian orang menyebut stek cabang dengan stek kaya, karena umumnya tanaman yang dikembang biakkan dengan cabang ini adalah tanaman yang berkaya. Cara pengembangan vegetatif dengan stek daun banyak diterapkan pada tanaman hias, terutama tanaman hias yang sekunder, daunnya berdaging dan kandungan airnya tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus yang telah cukup umurnya, dengan itu daun memiliki karbohidrat yang tinggi ( Sunaryono, 1990 ).
Sebelum praktek membuat stek perlu disadari bahwa tidak setiap jenis tanaman mudah di stek. Dikenal tiga jenis stek yang umumnya dipakai yaitu ; stek lunak ; stek setengah lunak ; stek keras ( Prawiranata, 1981 ).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan Inisiasi akar adalah untuk mengetahui pertumbuhan stek tanaman Mawar ( Rosa sp) pada konsentrasi zat pengatur tumbuhan yang berbeda.
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Rukmana ( 1997 ) mawar merupakan bunga hias berupa herba dengan batang berduri yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa sp
Mawar adalah semak dari genus Rosa sekaligus bunga yang dihasilkan tanaman ini . Rosa sp ( mawar ) memiliki akar tunggang yang dapat memanjat hingga dua sampai lima meter ( Lakitan, 1994 ).
Batang bunga mawar pada umumnya memiliki dari berbentuk seperti pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat ditanaman lebih bisa mencapai 20 meter ( Prihmantoro, 1997 ).
Rosa sp terdiri dari lima helai daun mahkota dengan Rosa cericea yang hanya memiliki empat helai daun mahkota. Sebagian spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5 – 15 cm, dua – dua berlawanan. Daun majemuk dari setiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit tiga atau lima hingga sembilan atau tiga belas anak daun dan daun penumpu ( stipula ) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi bergerigi, meruncing pada ujung daun ( Prawiranata, 1981 ).
Bunga menghasilkan buah agregat ( berkembang dari satu bunga dengan bunga putik ) yang disebut Rosa hips. Masing – masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal, sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar ( Lakitan, 1994 ).
Warna bunga biasanya putih, dan merah jambu, atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Bunga biasanya terletak di ujung cabang atau batang, kadang tersusun dalam kelopak, kelopak bentuk segitiga, berbulu, panjang ± 1 cm. Mahkota berbentuk dual asimetris, panjang 2 – 4 cm dan halus ( Dwidjosepoetro, 1986 ).
Bunga mawar memiliki buah berbentuk seperti buah buni, bila masak bewarna hitam, berlekuk dan berbiji yang berjumlah 1 - 2 biji dalam satu buah ( Gardner, dkk, 1991 ).

Syarat Tumbuh

Iklim
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. Sedangkan untuk curah hujan, bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500 – 3000 mm / tahun. Memerlukan sinar matahari 5 – 6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman ( Fisher and Peter, 1984 ).
Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan hidup / tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim sub-tropis / dingin maupun di daerah tropis / panas. Suhu udara 18 – 25 ˚C dan kelembaban 70 – 80 % ( Fisher and Peter, 1984 ).

Tanah

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir ( kandungan liat 20 – 30 % ), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik ( Gardner, dkk, 1991 ).
Pada tanah latosol, endosol memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik ( Prihmantoro, 1997 ).
Derajat keasaman tanah yang ideal adalah pH = 5,5 – 7,0. Pada tanah asam ( pH = 5,8 ) perlu pengapuran kapur dolomit, Calcit ataupun Zeagro dosis 4 – 5 ton / hektar.Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur – unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil – bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur – unsur P dan Mo. Tanah berpori – pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar ( Fahn, 1991 ).

Media Tanam

Tumbuhan yang umumnya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan. Tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan kandungan humus yang tinggi dan tata air cukup, mulai dari ketinggian 200 m -1800 m di atas permukaan laut ( Lakitan, 1994 ).
Untuk menghindari kelebihan air dalam pot, maka dasar pot diberi lubang dan sebelum media itu di masukkan ke dalam pot lebih baik dasar pot diberi pecahan genting atau koral ( Rukmana, 1997 ).
Banyak media yang dapat digunakan untuk menyesuaikan stek ini asalkan gembur dan halus sehingga akar yang baru keluar tidak terhalang pertumbuhannya ( Fisher and Peter, 1984).
ZPT IBA
Rootone F adalah salah satu contoh ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan membasahi lebih dulu pangkal stek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan ke dalam ZPT ( Salisbury dan Ross, 1995 ).
Bila sewaktu akan menyemaikan stek tadi, kita tidak menggunakan ZPT, maka ZPT bisa diberikan pada saat stek telah disemaikan. ZPT ini berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan batang dan tunas ( Prihmantoro, 1997 ) .
IBA ( Indol Butirat ) dapat aktif pada konsentrasi yang sangat kecil. Akan lateral juga dipengaruhi auksin dan pemakaian zat – zat pendorong akar. IAA dibagi menjadi IBA, NAA, dan Alkohol ( Devlin and Witham, 1985 ).


C3H6COOH


N
H
( Salisbury dan Ross, 1990 ).

Kelebihan ZPT IBA :
- Meningkatkan produksi bunga
- Meningkatkan jumlah tunas
Kekurangan ZPT IBA :
- Tidak dapat bekerja / aktif pada konsentrasi tinggi
( Pardey and Sinha, 2002 ).

Inisiasi Akar

Stek adalah suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman ( akar, batang, daun, dan tunas ) dengan tujuan agar bagian – bagian itu membentuk akar, dengan dasar itu muncullah istilah stek akar, stek batang, stek daun, dan stek umbi ( Pardey and Sinha, 2002 ).
Salah satu syarat untuk melakukan stek agar pertumbuhan tanaman bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna kehijauan, karena cabang ini memiliki kandungan nitrogen dan karbohidrat yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhannya yang ditandai dengan tumbuhnya bagian – bagian baru dari tanaman ( Devlin and Witham, 1983 ).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Departemen Budidaya Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian ± 25 m dpl. Percobaan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 September 2007.
Bahan dan Alat
Bahan yang di gunakan pada percobaan yaitu Mawar sebagai objek percobaan, top soil dan pasir dengan komposisi 2 : 1 yang digunakan sebagai media tanam, polibeg sebagai tempat media tanam, plastik untuk menutup atau menyungkup batang tanaman, tali plastik untuk mengikat plastik dengan polibeg, label nama untuk menulis perlakuan kosentrasi.
Alat yang digunakan yaitu gunting sebagai alat potong, meteran sebagai alat ukur panjang / tinggi, gelas beaker sebagai tempat rootone, timbangan untuk mengukur berat, alat tulis untuk menulis hasi di buku data, dan buku data sebagai tempat untuk menuliskan hasil.
Prosedur Percobaan
- Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda sepanjang ± 30 cm
- Direndam cabang bagian bawah dalam larutan rootone F, masing – masing 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm selama ± 5 menit
- Diisi media ke dalam polibeg yaitu campuran top soil dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 lalu disiram dengan air
- Ditanam tanaman, disiram sedikit air, lalu tanaman disungkup dengan plastik transparan lalu diikat dengan tali plastik
- Amati pertumbuhan tanaman setiap minggu


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Melati

1.1 Berdasarkan Jumlah Tunas

Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 6 4 5 1 2 1,5 2 2 2 3 2 2,5
27/09-07 6 4 5 2 2 2 4 3 3,5 3 2 2,5
4/10-07 6 2 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
11/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
18/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5
25/10-07 4 4 4 2 2 2 2 3 2,5 3 2 2,5

1.2 Berdasarkan Tinggi Tunas
Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 0,7 1,5 1,1 2,5 2,25 2,37 2,5 2,5 2,5 2,3 2,4 2,4
27/09-07 0,95 2 1,95 3 2,5 2,75 2 2,5 2,25 3,5 3,25 3,375
4/10-07 3 6 4,5 3,5 3 3,25 4 2,5 3,25 4 3,5 3,25
11/10-07 3,5 6 4,75 4 4 4 4 3 3,5 5,8 7,2 6,5
18/10-07 4 6,4 5,2 4,25 5,25 4,75 4,5 3,5 4 7,1 10,25 8,6
25/10-07 5 6,7 5,85 4,5 7 5,25 4,5 3,5 4 8 12 10

2. Mawar
2.1 Berdasarkan Jumlah Tunas

Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 2 1 1,5 0 5 2,5 0 2 1 2 0 1
27/09-07 3 6 4,5 3 5 4 1 3 2 0 0 0
4/10-07 1 1 1 3 2 2,5 3 1 2 0 0 0
11/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0
18/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0
25/10-07 2 1 1,5 2 2 2 3 1 2 0 0 0

2.2 Berdasarkan Tinggi Tunas
Tangal
Penga-
matan Perlakuan (PPM)
Kontrol 500 1000 1500
1 2 x
1 2 x
1 2 x
1 2 x

20/09-07 1,85 3 2,4 0 1,2 0,05 0 1,2 0,6 0 0 0
27/09-07 3 6 4,5 0 3 1,5 0,5 2 1,25 0 0 0
4/10-07 5,5 7,5 6,5 2 3,5 2,75 1,5 6 3,75 0 0 0
11/10-07 6 10 8 4 4,5 4,25 2 4 3 0 0 0
18/10-07 7 14 10,5 5,5 6 5,75 4 4,2 4,1 0 0 0
25/10-07 9 18 13,5 6 6,8 6,4 7,3 4,5 5,9 0 0 0

Pembahasan

Dalam percobaan yang dilakukan, pada perlakuan kontrol, pertambahan panjang tunas maupun jumlah tunas dari mawar dan melati akan bertambah. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan pemotongan untuk setek, bahan yang digunakan adalah bagian tanaman yang sehat seperti cabang yaitu cabang yang masih berwarna hijau yang banyak mengandung N dan CO2. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (1994) yang menyatakan bahwa salah satu syarat untuk melakukan setek agar pertumbuhan tanaman bagus adalah memiliki bagian tumbuhan yang bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna hijau karena cabang ini mengandung N dan CO2 yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhannya yang ditandai tumbuhnya akar.
Dalam percobaan ini digunakan stek batang yaitu dari batang tanaman
mawar dan batang tanaman melati, stek batang yang digunakan adalah bagian batang yang masih berwarna hijau. Hal ini sesuai dengan literature Lakitan (1994) yang mengatakan bahwa salah satu satu syarat untuk melakukan setek agar pertumbuhan tanaman bagus adalah memiliki bagian tumbuhan yang bagus dan sehat seperti pada cabang yaitu cabang yang berwarna hijau karena cabang ini mengandung N dan CO2 yang tinggi,sehingga mempercepat pertumbuhanyang akar.
Pada percobaan dengan komoditi mawar dengan parameter panjang tunas dan perlakuan 1000 ppm tidak akan mengalami pertumbuhan. Hal ini disebabkan konsentrasi zat pengatur jumlah yang terlalu besar akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sperti inhibitor. Hal ini sesuai dengan Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.
Pada percobaan dengan parameter panjang tunas untuk komoditi melati memiliki panjang tunas yang paling panjang adalah dengan perlakuan 500 ppm. Hal ini disebabkan karena larutan ZPT dalam konsentrasi rendah akan mempercepat proses pertumbuhan bunga melati tersebut. Hal ini sesuai dengan literature Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.
Pada percobaan dengan komoditi mawar dengan parameter panjang tunas
dan perlakuan 1500 ppm tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini disebabkan konsentrasi zat pengatur jumlah yang terlalu besar akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan seperti inhibitor. Hal ini sesuai dengan literature Pardey and Sinha (2002) yang mengatakan bahwa kelebiahn ZPT akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti inhibitor sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses pertumbuhan suatu tanaman.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pasa perlakuan konsentrasi 1500 ppm akar mengalami pertumbuhan lebih lambat bahkan 0.
2. Pada komoditi melati dengan parameter jumlah tunas paling sedikit ada pada perlakuan 500 ppm yaitu berjumlah 1,5.
3. Pada komoditi melati dengan parameter jumlah tunas paling besar ada pada perlakuan kontrol yaitu berjumlah 5.
4. Pada komoditi mawar dengan parameter jumlah tunas paling sedikit ada pada perlakuan 1500 ppm yaitu berjumlah 0.
5. Pada komoditi mawar dengan parameter jumlah tunas paling banyak ada pada perlakuan kontrol yaitu berjumlah 4,5.

Saran

Sebaiknya pada waktu pengambilan data lebih baik dilakukan dengan hati hati.


DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI – Press. Jakarta.
Devlin, R. M dan F. H Witham. 1983. Physiology of Tropical Wadsworth.
Publishing Company. California.
Dwidjosepoetro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Gramedia. Jakarta.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. UGM – Press. Yogyakarta.
Fisher, N. M dan R. S. Peter. 1984. Physiology of Tropical Field Groups.
John Wiley and Sons. New York.
Gardner, F. P; Pearce R. B.; Mitchel R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
UI – Press. Jakarta.
Lakitan, B. 1994. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Pardey, S. N and B. K. Sinha. 2002. Plant Physiology. Vikas Publishing House.
Kampur
Prawiranata. 1981. Tanaman Hijau Daun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prihmantoro, H. 1997. Tanaman Hias Daun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Melati. Karnisius. Yogyakarta.
Salisbury, F. B and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB – Press. Bandung.
Sunaryono. 1990. Hormon Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.
Sutedjo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.

0 komentar: