BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 02 Oktober 2009

air susu

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Susu adalah nutris yang infansi yang dimaksud dengan infansi adalah biasanya diminum oleh manusia atau karena susu mengandung formula yang baik untuk kesehatan. Misalnya adalah susu kerbau, atau sapi yang mengandung komposisi yang baik. Susu mengandung partikel laktosa dalam air dan dispersi protein dalam air. Protein lebih ebsar daripada partikel-partikel larutan yang ada kemudian mereka mengatur daerah batasan (Williams and Caliendo, 1988).


Susunan asam-asam lemak air susu dipengaruhi sumber-sumber lemak dalam ransum. Contohnya penambahan tallow menaikkan kadar olkat. Penambahan laid dan asam-asam lemak lainnya. Dengan demikian pula dapat diharapkan bahwa perubahan sumber lemak dalam ransum indus babi yang sedang menyusui dapat memperbaik keadaan umum anak-anak babi yang disusukan. Kolostrum lebih banyak mengandung oleat dan linoleat dan sedikit mengandung miristik palmitin, palmitoliek dan air susu biasa (Parakkasi, 1990).
Asi adalah zat yang mengandung macam-macam enzim, pada ASI berfungsi membantu penemaan bagi bayi, dimana fungsi pankreas belum sempurna. ASI adalah zat yang merupakan buffer yang meningkatkan PH. ASI mengandung zat-zat gizi dalam pencegahan maupun penatalaksanaan diave. ASI merupakan sumber kalori dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (Suetjiningsih, 1997).

Kasein dalam susu segar tidak membuka dengan pemanasan, tetapi jika susu menjadi sedikit asam dan digunakan temperatur tinggi. Kesein akan menjadi menggumpal dan menyebabkan susu membeku. Hal ini terjadi ketika susu masam atau ketika posisi asam bertambah (Anonimaus, 1999).
Kolustrum merupakan makanan yang kepekaannya tinggi dan volumenya sedikit mengandung lebih sedikit faktor lemak, vitamin yang ada larut dalam air, dibandingkan dengan ASI yang matang, tetapi kaya protein kolostrum akan berubah menjadi ASI yang matang antara 3 sampai 14 hari. ASI yang matang mempunyai beratus-ratus komponen yang dikenali (Buediharjo, 1988).


Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sifat-sifat dari lemak dan protein pada air susu secara kulitatif.




Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti pratikal test di laboratorium Biokimia, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan


















TINJAUAN PUSTAKA
Susu biasanya berarti cairan yang bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber energi atau gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat menerima makanan padat, susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yagua, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk untuk konsumsi semua orang di dunia membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Dewasa ini susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif susu membantu pertumbuhan mereka. Sedangkan untuk umur lanjut susu membantu menopang tulang agar tidak keropos, susu mengandung vitamain dan protein (http://www.wikipedia,com,2008).
Susu adalah minuman bergizi yang mengandung protein 3,2% dan kaya mineral kalsium (143 mg 1100 gr susu) dengan konsumsi relatif rendah, susu selama ini juga dikenal dengan bahan makanan yang diperkirakan mempunyai kemampuan untuk meningkat polutan. Di lingkungan udara pulutan dapat kita hindari jika kita meminum susu (http:II kolom prakific.net.od,2008).

Susu sapi mempunyai komposisi molekul-molekul yang mengandung lemak 3,8%, protein 3,2% laktosa 4,8% dan mineral 0,7% (Williams and Baum, 1996).

Susu merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Hal ini karena komposisi nutrisinya sangat ideal untuk pertumbuhan mikroba. Apabila sapi dalam keadaan sehat, maka susu yang dihasilkannya juga dalam keadaan steril. Mikroba mulai terdapat pada saluran putting susu untuk mengurangi jumlah mikroba awal pada susu, maka padas pemerahan susu sebanyak 3-4 pancaran pertama harus dibuang (Nurwantoro dan Djajarijah, 1997).
Susu kental manis (SKM) adalah susu sapi yang diawetkan bukan oleh cara pemanasan tetapi pasteorisasi atau dengan pengeringan pH pada pembuatan susu bubuk. Susu kental manis merupakan salah satu cara pengawetan yang paling menguntungkan, karena gula yang ditambahkan baik yang berkualitas rendah maupun berkualitas tinggi (Husain dan Anwar, 2001)










BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
BAHAN
- Susu sapi segar
- Susu kedelai
- Susu dancow bubuk putih
- Susu dancow bubuk coklat
- Susu kental manis putih
- Susu kental manis coklat
- ASI
- Susu sapi segar + formalin
- Kental manis coklat
- Kental manis putih

Reagensia
- Aquadest
- Dretil eter
- Cuson o,1 N
- H2SO4
- PbCUH3 COOH o,1 N
- Milonase
- HNO3
- NaOH 166
- KMNO4 o,in

Alat
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet skala
- Kertas saring
- Beaker glass
- Corong
- Hot plate
- Pipet tetes
- Serbet
- Sarung tangan
- Masker
- Flanel

Prosedur Percobaan
a. Adanya lemak
- Diambil tabung reaksi, masing-masing diisi dengan contoh susu
- Tiap tabung diisi 1 cc eter kemudian dipanaskan, dikocok dan diamati


b. Adanya protein
- Diambil rekasi masing-masing diisi dengan contoh susu 5 ml
- Dimasukkan pb (CHCooH)2 o,in 5 cc tetes demi tets
- Gumpalan disaring dengan kertas saring dan diamati

c. Reaski Biuret
- Diambil tabung reaksi masing-masing diisi dengan contoh susu
- Dimasukkan 1cc NaOH 0,1 N dan Cuso4 0,1 N 1 cc dan diaduk
- Dilakukan observasi visual

d. Reaksi milen

- Diambil tabung reaksi masing-masing diisi dengan contoh susu
- Dimasukkan milonase 2 cc
- Dipanaskan selama 10 menit
- Ditambahkan pb (CH3COOH)2 1 cc
- Dilakukan observasi visual

e. Reaksi Xantho protein
- Diambil tabung reaksi, masing-masing diisi dengan contoh susu
- Dimasukkan milonase 2 cc
- Dipanaskan selama 10 menit
- Ditambahkan pb (CH3COOH)2 1 cc
- Dilakukan observasi visual

f. Uji Formalin
- Diambil tabung reaksi masing-masing diisi dengan contoh susu 9ml
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Diletakkan dengan 1 KMNO4 0,1 n 5 tetes
- Dikocok
- Diambil apakah warna KMNO4 bertahan jika warna KMNO4 luruh selama 30 menit berarti ada formalin
- Diambil perbedaannya











HASIL DAN REAKSI

Hasil
No. Bahan Pereaksi V. Visual Keterangan
1. Adanya lemak
- Air susu sapi
- Air susu kedelai
- Air susu d. putih
- Air susu d. coklat
- Air susu K.M putih
- Air susu K.M coklat
- Air susu Indomilk Putih
- Air susu Indomilk coklat
- ASI 1 cc eter
Endapan
Endapan
Encer
Endapan
Encer
Encer
Encer
Encer
Encer




Dipanaskan
Dikocok dan
diamati

2 Adanya protein
- Air susu sapi
- Air susu kedelai
- Air susu D. putih
- Air susu D. coklat
- Air susu K. M putih
- Air susu K. M coklat
- Air susu I. putih
- Air susu I. coklat
- ASI



5 CC
Pb (Ch3COOH)
O1/N

Bening
Bening
Putih
Kuning
Bening
Kuning
Putih
Kuning
Kuning


Gumpalan disaring dengan kertas saring


3 Adanya Biuret
- Air susu sapi
- Air susu kedelai
- Air susu D. putih
- Air susu D. coklat
- Air susu K. M putih
- Air susu K. M coklat
- Air susu I. putih
- Air susu I. coklat
- ASI

1CC NaOH
Oil N dan Cu SO4
Oil N
1 CC
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan




Dikocok
diamati
4 Reaksi Millen
- Air susu sapi
- Air susu kedelai
- Air susu D. putih
- Air susu D. coklat
- Air susu K. M putih
- Air susu K. M coklat
- Air susu I. putih
- Air susu I. coklat
ASI


Milonase
2cc +
Pb
(CH3(COOH)2
kc
Endapan putih
Endapan putih
Putih
Putih
Coklat
Putih
Coklat
Putih
coklat



Dipanaskan
10 menit

5 Reaksi Xanthoprotein
- Air susu sapi
- Air susu kedelai
- Air susu D. putih
- Air susu D. coklat
- Air susu K. M putih
- Air susu K. M coklat
- Air susu I. putih
- Air susu I. coklat
ASI

HNO3 3cc
+ NaOH
1cc
Gumpalan kuning
Gumpalan kuning
Gumpalan kuning
Gumpalan kuning
Larutan kuning
Larutan kuning
Larutan kuning
Larutan kuning
Larutan kuning




Dipanaskan 10 menit
6 Uji formalin
- Air susu sapi
- Air susu kedelai
- Air susu D. putih
- Air susu D. coklat
- Air susu K. M putih
- Air susu K. M coklat
- Air susu I. putih
- Air susu I. coklat
ASI




KmnO4
oilN
5 tetes
Tidak ada formalin
Ada formalin
Ada formalin
Ada formalin
Ada formalin
Ada formalin
Ada formalin
Ada formalin
Ada formalin




Dipanaskan 10 menit





REAKSI
a. Adanya lemak
H2C-O- C

HC-O- C + 3 CH2CH30H C2H5  Larut

H2C-O- C

b. Adanya protein

R-C-C-OH-Pb (CH3 Ccon)2  N - C - C - O - Pb


O - C - C - NH2 - CH3 - COOH

c. Reaksi Millen

NH2 – C – C – OH + Pb (CH3COOH)2 N – C – C – O – Pb


O – C – C –NH2



d. Raksi Biuvet

R – C – C + NaOH – R – C – COONa + CuSO4 

Cu (R-CH2-CaNa)2 + (NH)2 SO4

e. Reaksi Xanthoprotein




f. Reaksi Formalin
H – CHO O2 + K MnO4  HCCOG
Formalin N. Formalin
HCHO HCCOH
Formalin As. Ramiat







PEMBAHASAN

Dari hasil pencobaan yang kita lakukan terdapat gumpalan kuning pada saat air susu sapi direaksikan dengan HNO3 3 cc dan NaOH 1 cc dan dipanaskan selama ± 10 menit. Susu menggumpal karena diberikan asam seperti HNO3¬, sebab itu pada saat dipanaskan dengan temperatur sedikit tinggi susu yang masam, dapat membeku atau menggumpal. Hal ini sesuai dengan literatur anomous (1999) yang mengatakan jika susu menjadi sedikit masam dan digunakan temperatur tinggi, kasein akan menjadi menggumpal dan menyebabkan susu membeku. Hal ini terjadi ketika susu masam atau ketika posisi asam bertambah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi susu adalah jenis ternak yang diperoleh waktu pemeliharaan pemerah makanan ternak, penyakit keragaman akibat musim, umur sapi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nuswantoto dan Djajanijah (1997) yang mneyatakan bahwa apabila sapi dalam keadaan sehat, maka susu yang dihasilkan juga dalam keadaan steril.
Pada percobaan xantroprotein susu sebagai susu kedelai kemtal manis putih menghasilkan endepan kuning. Hal ini menandakan adanya protein yang terkandung pada susu tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Soetjiningsih (1997) yang mengatakan bahwa susu adalah sumber protein dengan mutu yang tinggi.
KESIMPULAN

1. Pada uji lemak, indomilk coklat yang ditambahkan 1CC dietil eten menjadi encer
2. Pada uji adanya protein, susu kedelai yang ditambahkan Pb (CH3COOH)2 menghasilkan endapan putih
3. Pada uji biuret, dan cow coklat yang ditambahkan NaOH dan CuSO4 akan menghasilkan endapan coklat
4. Pada uji millen, susu kental manis putih yang ditambahkan milonase dan Pb (CH3COOH)2 akan menghasilkan endapan putih
5. Pada uji formalin, susu sapi segar yang ditambahkan KMNO4 membuktikan bahwa pada susu sapi segar tidak terdapa formalin.











DAFTAR PUSTAKA

Anonimous., 1999. Management Of Serve Malnutrion World Health Organization, Geneva.
Boediharjo, S D., 1988. Pemberian Makanan Untuk Bayi. Penebar Swadaya, Jakarta
http://www.info ibu.com., 2008. Air Susu Ibu - Diakses tanggal 23 November 2008, 1 page
http://www.kolom.pacific.net.id, 2008. Susu - Diakses tanggal 23 November 2008, 1 page
http://www.wikipedia.com., 2008. Susu - Diakses tanggal 23 November 2008, 1 page
http://www.wikipedia.com., 2008. Susu - Diakses tanggal 23 November 2008, 1 page
Husaini , K. Y dan M. H Anwar., 2001. Makanan Bayi Bergizi, Gadjah Mada University press, Yogjakarta
Nuswantoto dan Djajanijah., 1997. Mikrobiologi pangan-Hewan-Nabati. Penerbit Kanisius, Jakarta
Parakkasi, A., 1990. Ilmu Gizi dan Makanan ternak. Penerbit Angkasa Bandung
Soetjiningsih.,1997. ASI. Penerbit Buku kedokteran, Jakarta
Williams, F and J.D Baum., 1996. Human Milk Baniang Nestle Nitrition Vevey. New York
Williams, E.R and A.M Caliendo., 1998. Nitrition. Mc. Graw Hill Company, New York

0 komentar: