BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 02 Oktober 2009

lipid (lemak)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lipid adalah zat organik yang sangat hidrofobik yang berarti bahwa zat – zat tersebut sangat sukar atau sama sekali tidak larut dalam air. Di dalam sel terdapat bermacam jenis lipid tiogari tetapi kita akan memusatkan perhatian kita pada tiga golongan yaitu lemak, fosfolid, dan steroid. Molekul lemak terdiri atas empat bagian : satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Tiap asam lemak terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus karboksil di ujungnya. Molekul gliserol mempunyai tiga gugus hidroksil (-OH) dan tiap gugus hidroksil ini dapat mengadakan interaksi dengan gugus karboksil asam lemak (Willey, 2000).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak bersifat sebarang: pada temperature kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak, karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani (lemak babi, lemak sapi) dan minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari) (Fessenden dan Fessenden, 1999).
Lemak merupakan komponen utama dari membran sistem kehidupan. Dua tipe lemak yang dapat tersaponifikasi dalam membran memiliki suatu gugusan fosfat dalam strukturnya dan dengan demikian disebut sebagai fosfolipid. Salah satu jenis yang memilki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memilki sfingosin(sfingolipid) (Armstrong, 1995).
Seperti karbohidrat, lipid juga tesusun dari atom atom karbon, hidrogen, dan oksigen tatapi lemak selalu memiliki porsi asam hifrogrn yang lebih banyak disbanding pada molkeul karbohidrat. Lemak disintesis dari glioseol dan san – asam lemak Di dalam sel glisrol disintesis dari glukosa . Asam lemak yang palinmg sederhana adalah asam asetat. Gugus asam lemak (-COOH) merupakan ciri dari molekul asam –asam organik (Lakitan, 2004).
Pengertian Lipid atau lemak secara umum ialah kelompok zat atau organik yang jika disentuh dengan ujung – ujung jari akan terasa berlemak. Tidak zat atau senaywa yang berlemak dibicarakan di dalam biokimia. Ada kelompok senyawa berlemak yang tidak berfungsi biologi yaitu kelompok lipid petrol oli mesin, oli pelumas, dan gemuk mesin. Kelompok petrol tersebut akan dibicarakan biokimia (Hawab, 2005).

Tujuan Percobaan

- Untuk mengetahul sifat – sifat lipid secara kualitatif.
- Untuk membedakan antara lemak dan minyak.
Kegunaan Penulisan
- Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal di Laboratorium Biokomia Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Lemak dicirikan dengan ketidaklarutannya didalam air dan kelarutannya di dalam pelarut organik, benda fisik, yang merefleksikan hidrophobiknya, hidrokarbon alami. Lipid meliputi senyawa – senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak. Klasifikasi Lipida dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Lipid sederhana
b. Lipid Majemuk
c. Lipid Turunan
(Conn and Stumpf, 1963).
Ciri khusus dari zat atau senyawa lipid ialah tidak larut dalam air, tetapi dalam pelarut – pelarut lemak, yaitu cairan pelarut nonpolar seperti alkohol, khloro eter, aseton, dan sebagainya. Sifat lipid yang tidak larut dalam air mengakui kurang menarik untuk diteliti karena selain nilai ekonomi pelarut lipid tersebut juga ada sifat fisik lain yang tidak menguntungkan yaitu mudah terbakar. Sifat lipid sukar dimurnikan atau dikristalkan walaupun biomolekul lipid tidak sesukar atau serumit karbohidrat atau protein (Hawab, 2005).
Istilah Lipida meliputi senyawa – senyawa heterogen termasuk lemak dan minyak umum dikenal di dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan ikatana lain sejenis terdapat di dalam makana dan tubuh manusia. Lipida mempunyai sifat yang sama larut dalam pelarut nonpolar, seperti etanol, eter, kloroform dan benzena. Klasifikasi lipida yang penting dalam ilmu gizi menurut komposisi kimia adalah sebagai berikut :
a. Lipid sederhana
1. Lemak netral = monogliserida, digliserida dan trigliserida (ester asam lemak dengan gliserol).
2. Ester asam lemak dengan alcohol berberat molekul tinggi
b. Lipid majemuk
1. Fosfolipida
2. Lipoprotein
c. Lipid turunan
1. Asam lemak
2. Sterol
(Almatsier, 2001).
Lipid sederhana dapat dibagi 2 golongan yaitu ester lemak dan gliserol dan ester asam lemak. Lipid majemuk berupa ester asam lemak dengan alcohol yang mengandung gugus contohnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida0, sulfolipida, aminolipida, protein. Lipid Turunan merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut terdahulu. Termasuk kedalam golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alkohol, aldehida, dan keton. Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida, termasuk lipida sederhana, fosfogliserida, glikolipida, ester kolesterol, lilin, dan lain – lain. Telah diisolasi lebih dari 70 macam asam lemak dari berbagai sel dan jaringan. Semuanya berupa rantai hidrokarbon dengan ujungnya berupa gugus karboksil. Rantai ini bisa jenuh atau bisa juga mengandung ikatan rangkap (Girindra, 1993).
Fosfolipida terdapat dalam tiap sel hidup, dibentuk di dalam hati dan menempati urutan ke 2 kandungan lipida dalam tubuh. Fosfolipida merupakan trigliserida di mana asam lemak pada posisi karbon ketiga ditempati oleh gugus fosfta dan gugus basa mengandung nitrogen. Gugus basa pada fosfolipida menentukan nama fosfolipida tersebut. Sebagai contoh, fosfatidikolin (lesitin) mempunyai gugus kolin, sedangkan fosfatidilserin mempunyai gugus serin sebagai gugus basanya(Fessenden and Fessenden, 1999).
Lipid adalah bentuk yang digunakan untuk menggambarkan kelompok yang besar dan substansi besar yang merupakan kelas dari komponen jaringan dan pentingsebagai bahan makanan. Walaupun kita termasuk komponen grup yang cukup tidak berhubungan di strukturnya, waalaupun begitu mereka melakukan bersama karena mereka memiliki beberapa karakteristik kelarutan (Harrow and Mazur, 1964).
Salah satu kelas dari lipid adalah – saponifikasi lipid – terdiri dari komponen yang molekulnya memiliki satu atau lebih grup yang dapat menghidrolisis atau saponifikasi. Sejumlah famili di kelas ini, termasuk lilin, fosfolipid, dan glikolipid. Kelas lipid yang lain – nonsaponifikasi lipid – kekurangan grup yang dapat menghidrolisis atau saponifikasi. Steroid termasuk banyak hormon sex di kelas ini (Wiley and Sons, 1983).


BAHAN DAN METODE

Bahan :

- Buah sawit mentah
- Buah sawit masih di tandan
- Berondol sawit
- CPO
- Minyak jagung
- Minyak jelantah
- Minyak curah
- Minyak bimoli
- Aquadest

Bahan Kimia

- Alkohol 95 %
- Alkohol 96 %
- NaOH 2N dan 0,1N
- FeCl3 5%
- Na2CO3 0,5%
- Phenolphtalein 1%

Alat

- Pipet tetes
- Pipet Skala
- Beaker Glass
- Tabung Reaksi
- Hot Plate
- Gelas ukur
- Timbangan
- Labu Erlenmeyer

Prosedur Percobaan

A. Hidrolisis Lemak
- Diambil 2 ml minyak / lemak dan 2 ml air kemudian masukkan dalam tabung reaksi pyrex.
- Diletakkan dalam beaker glass yang berisi air, panaskan hingga mendidih selama 30 menit.
- Diangkat dan didinginkan
- Diamati terbentuknya gliserol pada tabung reaksi dengan ditandai terjadinya pemisahan dan terbentuknya warna merah yang menandakan gliserol kasar.
B. Daya emulsi
- Diambil tabung reaksi dengan 1 cc minyak.
- Ditambahkan aquadest 2 cc kemudian ditetEsi dengan 8 tetes Na2CO3 0,5%.
- Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.
C. Uji kelarutan
- Diambil 4 buah tabung reaksi dan diisi masing – masing dengan 2 ml minyak / lemak.
 Tabung reaksi 1 diisi dengan heksan 2 ml
 Tabung reaksi 2 diisi dengan alcohol 96%
 Tabung reaksi 3 diisi dengan kloroform 2ml
 Tabung reaksi 4 diisi air 2 ml
- Semua tabung dikocok kuat dan amati kelarutan nya.
D. Reaksi Oksidasi
- Diambil 1 tabung reaksi diisi dengan 3 cc minyak.
- Ditambahkan dengan aquadest 3 cc, NaOH 2N 3cc dan FeCl3 5% 2 cc.
- Dikocok dan dipanaskan 15 menit dalam pemanas air / hot plate.
- Diamati perubahan yang terjadi dengan mencium bau.
E. Penentuan Asam Lemak Bebas
- Diaduk bahan dengan rata untuk cairan, sedangkan untuk bahan padat (berondol sawit) minyak / lemak terlebih dahulu diekstrak dengan diperas lalu diaduk rata.
- Ditimbang sebanyak 28 gram dalam Erlenmeyer 250 ml.
- Ditambahkan alkohol sebanyak 95% 50 ml dan diaduk lalu dipanaskan hingga mendidih, dan diangkat cepat.
- Didinginkan dan ditambahkan 2 ml indikator phenolphthalein (PP)1%
- Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N hingga warna berubah menjadi merah jambu permanen (tidak hilang selama 30 detik.
AlB(%)= ml NaOH X N NaOH X Berat molekul as.lemak x 100%
Berat contoh x 1000

BM asam lemak dominan untuk kelapa sawit (palmitat) = 256

BM asam lemak dominan untuk lemak sapi (stearat) = 284


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No Bahan Pereaksi Observasi Keterangan
1 HIDROLISIS
2 ml minyak curah 2 ml AIR Berwarna kuning pucat Dipanaskan saat mendidih selama 30’
2 ml minyak bimoli Bening (seperti air)
2 ml minyak jelantah Berwarna merah bata
2 ml minyak jagung Berwarna putih keruh
2 ml CPO Berwarna Orange
2 Emulsi
2 ml minyak curah 2 cc Aquadest
+
8tetes Na2CO3,5%
Sedikit Kocok
2 ml minyak bimoli Banyak
2 ml minyak jelantah Sedikit
2 ml minyak jagung Sedikit
2 ml CPO Banyak
3 Uji Kelarutan
A. 2 ml minyak curah 2 ml Heksana Larut Dikocok kuat
2 ml minyak bimoli Larut
2 ml minyak jelantah Larut
2 ml minyak jagung Larut
2 ml CPO Larut
B. 2 ml minyak curah 2 ml alkohol Tidak larut Dikocok kuat
2 ml minyak bimoli Tidak Larut
2 ml minyak jelantah Tidak Larut
2 ml minyak jagung Tidak Larut
2 ml CPO Tidak Larut
C. 2 ml minyak curah 2 ml kloroform Larut Dikocok kuat
2 ml minyak bimoli Larut
2 ml minyak jelantah Larut
2 ml minyak jagung Larut
2 ml CPO Larut
D. 2 ml minyak curah Air Tidak larut Dikocok kuat
2 ml minyak bimoli Tidak Larut
2 ml minyak jelantah Tidak Larut
2 ml minyak jagung Tidak Larut
2 ml CPO Tidak Larut
4 Reaksi Oksidasi
2 ml minyak curah 2 cc Aquadest +
3 cc NaOH 2 N
+
2 cc FeCl3 5%
Tidak berbau
2 ml minyak bimoli Tidak Berbau
2 ml minyak jelantah Tidak Berbau
2 ml minyak jagung Tidak Berbau
2 ml CPO Tidak Berbau

PERHITUNGAN ALB :

NO Bahan Jumlah As.lemak bebas
1 Buah mentah 1.48
2 Buah masih di tandan 1.17
3 Berondol 1.95
4 CPO 0.92
5 Minyak curah 3.584
6 Minyak jagung 2.256
7 Minyak jelantah 2.048
8 Minyak Bimoli 1.024

Perhitungan
AlB(%)= ml NaOH X N NaOH X Berat molekul as.lemak x 100%
Berat contoh x 1000

Minyak Curah ALB(%): 0,7 X 0,1 X 256 X 100%
5 gr x 1000
: 3,584%
Minyak Bimoli : 0,2 x 0,1 x 256 x 100%
5 gr x 1000

: 1,024%

Minyak Jagung : 0,4 x 0,1 x 282 x 100%
5 gr x 1000

: 2,256%

Minyak Jelantah : 0,4 x 0,1 x 256 x 100%
5 gr x 1000

: 2,048%

CPO : 1,8 X 0,1 X 256 X 100%
5 gr x 1000

: 0,92%

Buah mentah : 2,9 x 0,1 x 256 x 100%
5 gr x 1000

: 1,48%

Buah ditandan : 2,3 x 0,1 x 256 x 100%
5 gr x 1000

: 1,17%

Buah berondol : 3,8 x 0,1 x 256 x 100%
5 gr x 1000

: 1,95%

Reaksi

H2C – O – C17H35
|
H – C – O - C17H37 + CHCL  Larut
|
HC – O – C17H37


H2C – O – C15H33
|
H – C – O - C15H33 + CHCL3  Larut
|
HC – O – C15H33


H2C – O – C17H35
|
H – C – O - C17H35 + C2H5O4 
|
HC – O – C17H35


H2C – O – C17H35
|
H – C – O - C17H35 + C6H14  larut
|
HC – O – C17H35


H2C – O – C17H35
|
H – C – O - C17H35 + H2O 
|
HC – O – C17H35


H2C – O – C15H33
|
H – C – O - C15H33 + H2O 
|
HC – O – C15H33


PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan diketahui bahwa Lipid memiliki klasifikasi tersendiri, hal ini sesuai dengan pernyataan Conn and Stumpf (1963) yang menyatakan bahwa istilah lipid meliputi senyawa – senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak. Klasifikasi Lipida dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Lipid sederhana
b. Lipid majemuk
c. Lipid Turunan
Dari hasil percobaan diketahui bahwa sifat lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam satuan pelarut organik misalnya eter, aseton, dan alkohol. Hal ini disebabkan ketiga senyawa tersebut adalah senyawa non polar sehingga senyawa dapat laut dalam larutan ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lehninger (1988) yang menyatakan bahwa lipid adalah semyawa organk yang tidak larut di dalam air, yang terdapat diekstrak sel dan jaringan oleh pelarut non polar seperti kloroform dan eter.

KESIMPULAN

1. Minyak jelantah direaksikan dengan 2 ml air dan dipanaskan selama 30 menit akan menghasilkan warna coklat.
2. Minyak bimoli direaksikan dengan 2 cc aquadest dan 8 tetes Na2CO3 0,5% kemudian dikocok maka larutan dan minyak akan terpisah.
3. Minyak curah direaksikan dengan 2 ml alkohol maka tidak larut.
4. Minyak jelantah direaksikan dengan 2ml heksana maka akan larut.
5. Minyak Jagung direaksikan dengan 2 ml kloroform maka akan larut.


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, J. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Armstrong, F. B. 1995. Biokimia edisi ketiga. Penerbit Buku Kedokteran.
Conn, E. C and P.K. Stumpf. 1963. Biochemistry. John Willey and sons Inc. Sidney
Fessenden, J. R. and Fessenden, J. S. 1998. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Girindra, A. 1993. BIOKIMIA 1. Penerbit Gramedia. Jakarta
Harrow, B. and Mazor, A. 1964. Biochemistry eight edition. W.B.SoUNDERS Camp. London
Hawab, H.M. 2005. Pengantar Biokimia. Edisi Revisi. Bayumedia. Medan.
Lakitan, B. 2004. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Tjitrosomo, H. S. S. 1990. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa. Bandung
Willey, J. and sons. 1983. Elements of general and Biological Chemistry Seventh edition. New York.

0 komentar: