PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam tubuh tanaman yang hidup terjadi proses – proses yang beraneka warna, akan tetapi proses – prose situ pada pokoknya dapat kita bagi atas dua golongan saja, yaitu proses penyusun (anabolisme) dan proses pembongkaran (katabolisme) yang keduanya merupakan aktivitas hidup yang kita sebut pertukaran zat metabolism. Dalam proses – proses penyusun dan p[embongkaran itu kita dapatkan suatu at yag aktif membantu perubahan – perubahan itu akan berlangsung sangat lambat (Dwidjoseputro, 1994).
Dalam mengkatalis suatu reaksi enzim bersifat sangat spesifik, sehingga meskipun jumlah enzim ribuan didalam sel – sel dan substratnya pun sangat banyak, tidak akan terjadi kekeliruan. Apoenzim : bagian enzim yang merupakan protein, mempunyai struktur 3 dimensi. Bagian yang buakn protein disebut koenzim. Kompleks apoenzim dengan koenzim disebut haloenzi. Struktur 3 dimensi pada enzim tersebut sangat penting untuk aktivitas katalis oleh karena itu perubahan konformasi yang sedikit saja pada struktur enzim akan mempengaruhi aktivitasnya (Brown and Lemay, 1997).
Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagia komponen utama penyusunnyadan beberapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein sengan tanpa adanya penambahan komponen lain. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua protein mempunyai fingsi katalitik, sehingga tidak dapat digolongkan sebagai enzim. Sebagai contoh, protein pada mikrotubula, mikrofilamen, dan beberapa molekul protein pada membrane terlihat lebih fungsi structural daripada katalitik (Lakitan, 1996).
Satu ciri khas sel hidup adalah terdapatnya proses metabolisme yang diperantarai oleh suatu protein yang disebut enzim yaitu suatu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam system biologic. Tanpa enzim maka reaksi seluler berlangsung sangat lambat bahkan mungkin tidak terjadi reaks. Dalam mengkatalis suatu reaksi enzim ribuan didalam sel dan substratnya sangat spesifik tidak akan terjadi kekeliruan. Subsrat adalah substansi yang mengalami perubahan kimia setelah becampur dengan enzim sedangkan produk adalah substansi baru yang terbentuk setelah reaksi mencapai keseimbangan (Iswari dan Yuniastuti, 2006).
Oksireduktusi beredar antara bentuk – bentuk oksidase dan reduktasinya jika molekul – molekul substrat secara berturut – turut dioksidasi. Sifat electron menetukan manasari dua jenis oksidase reduktase yang kita tinjau, dehidrogenase atau oksidase (Page, 2006).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini yaitu mengetahui reaksi – reaksi dan enzim amylase dan oksidase.
Kegunaan Percobaan
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Biokimia, Fakultas Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara kolektif membentuk metabolism perantara dari sel. Peranan enzim dalam biologis yaitu kontrol sintesis enzim, dan peranan enzim dalam berbagai proses pertumbuhan dan difersiasi atau pembelahan sel (Wirahadikusuman, 1989).
Reaktan dimana enzim akan bekerja disebut sebagai substrat enzim. Enzim berikatan dengan substrata tau beberapa substrat ketika terdapat dua atau lebih reaktan. Pada saat enzim dan substrat berikatan kerja katalitik enzim tersebut akan mengubah substrat menjadi produk atau beberapa produk reaksi. Keseluruhan prose situ dapat diringkas sebagai berikut, dengan naman enzim ditulis tansa panah berikut:
Substrat (- substrat) enzim produk (- Produk)
Misalnya, enzim enzim sukrase (sebagian besar nama enzim berakhiran – ase) memecah disakarida sukrosa menjadi kedua monosakarida, glukosa dan fruktosa:
Sukrosa + H2O sukrosa glikosa + Fruktosa (Campbell,2002)
Untuk memperoleh pengukuran kecepatan reksi enzim yang terpercaya, diperlukan penetuan dalam jangka waktu pendek segera setelah enzim dicampurkan kedalm substrat. Ideal kecepatan ini harus diukur pada saat yang tepat ketika ensim itu dicampurkan, tetapi itu bukan sasaran yang praktis. Walaupun demikian, karena kecepatan ini dinyatakan sebagai kecepatan reaksi awal dan kira – kira sanagat dekat dengan kecepatan reaksin yang dikatalis enzim sebelum terjdi perubahan konsentrasi substrat (Loveless, 1999).
Aktivitas enzim dinyatakan sebagai laju reaksi kimia berkatalis enzim dalam mengubah substrat menjadi produk. Aktiovitas tergantung pada konsentrasi enzim dan keadaan reaksi seperti pH dan suhu, aktivitas enzim sering diukur dengan mengikuti munculnya produk berwarna dalam beberapa waktu atau reaksi yang melibatkan pengambilan atau pelepasan proton dapat diikuti dengan mengukur perubahan pH larutan uji menurut waktu (Wilbraham dan Matta, 1992).
Enzim mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan tipe katalisnya. Pada empat yang pertama enzim mempunyai tingkat temperatur yang spesifik, studi tentang aktivitas enzim partikuler yang maksimal disekeliling tempetur normal dari organ dimana enzim ditemukan (Brown dan Lenas, 1997).
BAHAN DAN ALAT
Bahan
- Getah papaya
- Kentang
- Apel
- Pir
- Air ludah / saliva
- Susu sapi
Bahan Kimia
- Phenol 1% (C6H5OH)
- Iodin 0,01 N
- Reagen benedict 1% (C4(NO3)2)
- Phyrogallol 1% (C6H6O3)
- Pati 1%
Alat
- Kain muslin
- Kertas saring
- Corong
- Pemanat
- Pisau
- Erlenmeyer
- Mortal
- Beaker gelas
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Pipet skala
- Parutan
- Rak tabung
- Alat tulis
- Buku data
Prosedur Percobaan
A. Enzim Oksidase
- Bahan umbiu atau buah dicuci, dikupas lalu dipotong – potong kemudian dihaluskan
- Dimasukkan dalam kain muslin
- Dicelupkan naik tiurun kedalam beaker gelas yang berisi air 200 ml samp[ai bewarna coklat
- Diambil 2 tabung reaksi dan diisi 3 ml filtrat
• Tabung 1 ditetesi dengan phenol 1% sebanyak 10 tetes
• Tabung 2 diisi dengan phyrogallol 1 % sebanyak 10 tetes
- Diamati perubahan warna yang terjadi
B. Enzim Amilase
- Daimbil 3 tabung reaksi
• Tabung 1 diisi degan 2 ml saliva dan 2 gr pati dan diaduk, biarkan 15 menit
• Tabung 2 diisi dengan 2 ml saliva dan 2 gr pati dan diaduk, biarkan 15 menit
• Tabung 3 diisi dengan 2 ml saliva dan 2 gr pati dan di aduk, biarkan 15 menit kemudian ditetesi Iodin 0,01 N sebanyak 1 ml
- Diamati perubahan yang terjadidan dibandingkan
C. Enzim Papain
- Diambil bagian tanaman papaya (batang, daun atau getah) yang msih segar kemudian dihaluskan dan ditambahkan air dan diaduk, disaring airnya dan diambil
- Diambil 1 buah tabung reaksi dan dimasukkan 8 ml susu
- Didiamkan selama 30 menit dan diamati perubahan yang terjadi pada susu
HASIL DAN REAKSI
Hasil
No Bahan Peraksi Observasi Keterangan
1 Oksidase
- Filtrat Apel
- Filtrat Ubi Kayu
- Filtrat Ubi Rambat
- Filtrat kentang
Phenol 1%
10 tetes
Tdak berubah
Putih
Putih keruh
Bening
Amati perubahan warna
- Filtrat apel
- Filtrat ubu kayu
- Filtrat ubi rambat
- Filtrat kentang
Pyrogallol
1 % 10 tetes
Kuning kecoklatan
Kuning tua
Kuning muda
kuning
Amati perubahan warna
2 Amilase
- Saliva + pati
- Saliva + Pati
- Saliva + Pati
1 ml I2
0,01 N
2 ml reagen benedict
Warna putih
Warna putih
Warna putih
Amati perubahan warna
3 Papain
- Getah pepaya
8 ml susu
Menggumpal
Didiamkan
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan didapat pada enzim oksidase didapat hasil dengan bahan filtrat apel, filtrat ubi kayu, filtrate kentang dengan phenol 1% 10 tetes menghasilkan warna. Tidak terjadi perubahan, putih – putih keruh, dan bening. Hal ini terjadi karena hasil redoktasi dan oksidasi. Halk ini sesuai dengan literature Page (2006) yang menyatakan bahwa oksireduktor beredar antara bentuk – bentuk oksidasi dan seduktasinya jika molekul – molekul substrat secara berturut – turut dioksidasi.
Pada percobaan reaksi enzim filtrat apel dan kentang yang direaksikan dengan phyrogallolakan menghasilkan larutanm warna kuning sedangkan filtrat yag direaksikan dengan phenol 1% tidak terjadi perubahan warna warna. Hal ini disebabkan karena setiap enzim hanya dapat aktif pada senyawa / molekul teertentu. Haini sesuai dengan literature Wilbraham dan Matta (1992) yang menyatakan bahwa aktivitas enzimmenyatakan sebagai laju reaksi kurang berkatalis enzim dalam mengubah substrat menjadi produk.
Pada percobaan papain dengan bahan getah papaya yang ditambahkan dengan 8 ml susu akan menggumpal. Hai ini terjadi karena getah papaya mengandung papain, hal ini sesuai dengan pernyataan Brown dan Lenas (1997) yang menyatakan bahwa enzim mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan tipe katalisnya.
Pada percobaan enzim amylase larutan saliva yang ditambahkan pati lalu dipanaskan dan kemudian ditambahkan Iodine menghasilkan larutan putih, tetapi jika ditambahkan regensia benedict akan menghasilkan larutan hijau tua. Hai ini terjadi karena adanya substrat yang diberikanberbagai sebagaimana disebutkan oleh sebelumnya bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi enzim antara lain adalah konsentrasi enzim,substrat,suhu,pH, dan inhibitor. Hal ini sesuai dengan literatur Dwidjoseputro (1994) yang menyatakan bahwa diantara faktor – faktor yang mempengaruhi enzim dan aktivitas enzim kita sebutkan adalah pengacuh temperatur.
KESIMPULAN
1. Pada reaksi enzim oksidase bahan yang direaksikan dengan phenol 1 % menghasilkan warna tidak terjadi perubahan putih, putih keruh dan bening
2. Pada reksi enzim oksidase bahan yang direaksikan dengan phyrogallol 1% menghailkan warna kuning kecoklatan, kuning tua, kuning muda
3. Pada reaksi amylase, saliva yang ditambah pati direaksikan dengan Iodine menghasilkan warna putih.
4. Pada reaksi enzim amylase salifa yang ditambah pati direaksikan dengan benedict menghasilkan warna putih
5. Dari hasil percobaan enzim papain menghasilkan hasil dari getah papaya yang ditambahkan 8 ml susu menjadi menggumpal.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, T and Lemas, E. H. 1997. Chemistry, Prentice Hall. Inc, Newyork.
Campbell, A. N., Reece. B. J and Mitchell G. L. 2002. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dwidjoseputro, 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Iswani, S. R dan Yuniastuti, A. 2006. Biokimia. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Lakitan. B. 1993. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
http://www. Wikipedia. Org//wiki/enzim diakses tanggal 20 November 2008
Loveless, A. R. 1999. Prinsip – prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Derah Tropik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Page, S. D. 2006. Prinsip – Prinsip Biokimia. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wilbraham, A. C dan M. S Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung.
Wirahadikusumah, M. 1989. Biokimia. ITB, Bandung.
Jumat, 02 Oktober 2009
enzim
Diposting oleh arenloveu di 7:44:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar